Kepegrok Buang Mayat Sopir Taksi, Dua Pria di Palembang Babak Belur Dihajar Massa

Awalnya pelaku pembunuhan sopir taksi online itu ingin membuang mayat korban namun ketahuan dan dihajar massa.

Editor: Heri Prihartono
Net
Ilustrasi penusukan 
TRIBUNJAMBI.COM -  Dua orang pelaku pembunuhan sopir taksi online, babak belur akibat dihajar massa.
Awalnya pelaku pembunuhan sopir taksi online itu ingin membuang mayat korban namun ketahuan dan dihajar massa.
Pelaku akhirnya babak belur dan dijebloskan ke penjara dengan ancaman hukuman mati.

Keduanya yakni Sulaiman (37) dan Abib Samudra alias Iwan (36) yang telah menghabisi nyawa sopir taksi online bernama Ruslan Sani (47).

Seorang tersangka Iwan mengaku memiliki dendam dengan sang sopir taksi online tersebut.

Bahkan, aksi pelaku diperegoki oleh warga saat hendak membuang mayat korban dari dalam mobil.

Pelaku pun langsung dikejar warga dan dihakimi oleh massa hingga babak belur.

 

Iwan, seorang pelaku yang saat ini telah mendekam di penjara mengaku menyimpan dendam pribadi kepada korban.

"Sebenarnya saya hanya ingin beri pelajaran saja pada korban, namun dia melawan hingga terpaksa kami bunuh," kilah Iwan saat ungkap rilis kasus di Mapolrestabes Palembang seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Sumsel, Senin (30/12/2019).

100 Pelaku Usaha Mitra Binaan Ikuti Pelatihan yang Digelar PTPN VI

Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang saat di Rumah Sakit Bhayangkara, Minggu (29/12/2019).
Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang saat di Rumah Sakit Bhayangkara, Minggu (29/12/2019). (SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM)

Iwan mengatkan, ia dendam dengan korban lantaran keponakannya pernah diserepet oleh korban.

"Dia pernah menyerempet keponakan saya pakai mobil dia. Keponakan saya sampai terluka, saya dendam," kata Iwan saat dipaparkan di Mapolrestabes Palembang, Senin (30/12/2019).

Iwan dan rekannya Sulaiman membunuh Ruslan Sani sopir taksol di sebuah wilayah dekat perumahan di Gandus pada Sabtu (28/12/2019) lalu sekitar pukul 22.00.

Namun aksi keduanya diketahui warga saat akan membuang mayat korban di jalan.

Puluhan Kali Batalkan Orderan

Pelaku sempat puluhan kali membatalkan orderan hingga akhirnya menggunakan jasa taksi online Ruslan Sani.

Iwan mengaku selama empat jam sejak pukul 16.00 hingga 20.00 menggunakan ponsel milik Sulaiman sempat 20 kali membatalkan orderan.

Pada akhirnya, orderan tersebut masuk ke ponsel korban.

Reaksi Ruben Onsu Lihat Betrand Peto Makan Pizza di Italia Pertama Kali, Bandingkan dengan Putrinya

"Jujur pak kami sebenarnya tidak ada niat merampok apalagi membunuh korban."

"Saat itu kami hanya ingin memberikan pelajaran dengan korban. Karena beberapa waktu lalu korban perrnah menyerempet keponakan saya yang saat itu masih SD, sedang jalan kaki di dekat flyover , Jakabaring, dan saat itu korban tidak tanggungjawab," ungkap Iwan.

Aplikasi Sempat di Blok

Aplikasi milik Sulaiman sempat dua kali diblok oleh aplikator taksi online.

Hal itu disebabkan pelaku banyak membatalkan pesanannya.

Mereka harus menunggu sekitar 10 menit sampai kembali bisa dipakai lagi untuk melakukan pesanan dan beberapa kali pindah tempat.

Hingga akhirnya pesanan dengan titik penjemputan di Jalan Kolonel Atmo tersebut masuk ke aplikasi korban.

Setelah naik dan mobil sampai ke dekat Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus yang menjadi lokasi tujuan, Iwan yang duduk di kursi belakang menanyakan perihal kejadian yang pernah dialami keponakannya kepada korban.

“Saat saya tanya dia (korban-red) malah marah dan lehernya langsung saya jerat pakai tali, tapi korban melawan sampai terlepas."

"Lalu dia mengambil pisau dari tas dan mencoba menusuk Sulaiman, tetapi bisa ditangkap dan ditusukkan ke dia,” aku pria dua anak ini.

Screenshoot pesanan dari perampok yang diterima Almarhum Ruslan.
Screenshoot pesanan dari perampok yang diterima Almarhum Ruslan. (ISTIMEWA via Tribun Sumsel)

Korban pun terus melakukan perlawanan.

"Korban ini melawan pak, tetap melawan sampai beberapa kali ditusuk dan setelah itu dia keluar dari mobil sehingga ada warga yang melihat dan membuat kami panik lalu berusaha kabur,” Iwan melanjutkan.

Sedangkan tersangka Sulaiman yang tercatat sebagai warga Jalan Untung Suropati, Jeluntung, Provinsi Jambi ini mengakui jika baru satu bulan mengenal Abib.

Ia bertemu Abib di sekitar jembatan Ampera dan bercerita sedang mencari mobil yang pernah menabrak keponakannya.

“Saya cuma bantu dia (Abib-red) pesan taksi online pakai ponsel saya."

"Katanya cuma mau memberi pelajaran, tidak sampai ada niat membunuh, dia melawan dan mencoba menusuk saya, tapi saya tahan dan balikkan pisau kena perutnya." kata Sulaiman.

Terkait tuduhan bahwa korban sempat ditembak memakai airsoftgun, Sulaiman memastikan bahwa itu tidak pernah terjadi karena senjata itu tidak ada peluru dan gas nya.

“Saya jamin tidak ditembak, korban hanya dipukul,” ucapnya.

Terancam Hukuman Mati

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji, kedua tersangka telah merencanakan pembunuhan tersebut.

Sebab, pelaku sudah mempersiapkan sejumlah alat hingga senjata tajam untuk membunuh korbannnya.

"Hal ini (pembunuhan berencana) dibuktikan dengan beberapa catatan riwayat pemesanan taksi online yang beberapa kali gagal. Kemudian beberapa barang bukti yang disiapkan para tersangka untuk menghabisi nyawa korban," papar Anom.

Kedua tersangka pun dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan Pasal 127 KUHAP tentang penyalahgunaan narkotika.

"Kedua tersangka terancam hukuman mati," kata Anom menegaskan.

Pemakaman Korban Diiringi Isak Tangis

Isak tangis mengiringi pemakaman Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang yang tewas usai menjadi korban perampokan oleh penumpangnya sendiri.

Bertempat di TPU Sematang Borang, suasana haru begitu kental terasa menyelimuti pihak keluarga maupun para pelayat yang hadir di pemakaman, Minggu (29/12/2019).

Menggunakan gamis hitam dengan jilbab warna senada, Maryatin (41) istri korban, terlihat begitu lemas selama proses pemakaman berlangsung.

Wajahnya terlihat pucat, matanya begitu sembab karena menangis dan tangannya juga terus membawa tasbih coklat seraya tak henti-henti mengucap dzikir.

Selama proses pemakaman berlangsung, ia terus berdiri seraya bersandar di bahu anak pertamanya, Mario (20 tahun).

Keduanya tampak saling menguatkan satu sama lain, meskipun air mata mereka tak henti-hentinya mengalir.

Sementara Ari (18), anak bungsu korban tampak duduk lemas disamping pusara sang ayah.

Isak tangis mengiringi pemakaman Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang yang tewas usai menjadi korban perampokan oleh penumpangnya sendiri.
Isak tangis mengiringi pemakaman Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang yang tewas usai menjadi korban perampokan oleh penumpangnya sendiri. (Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini)

Semula terlihat tabah, namun tangis pemuda itu seketika pecah tak tertahankan ketika pihak keluarga mengajaknya untuk pulang begitu proses pemakaman selesai.

"Kamu jangan seperti ini. Ikhlaskan bapakmu, kita doakan agar ia mendapat tempat terbaik disisi-Nya,"ucap salah seorang pihak keluarga ketika berusaha menenangkan Ari yang tampak begitu terpukul akan kejadian yang menimpa ayahnya.

Mulyono (65) kakak ipar korban sekaligus perwakilan pihak keluarga menuturkan, keluarga korban masih begitu terpukul dengan kejadian ini.

"Kami sangat berharap agar kasus ini diusut sampai tuntas. Tindak tegas pelakunya dan beri hukuman setimpal yaitu mati. Kasihan, driver-driver online bekerja cari uang untuk menafkahi keluarga."

"Tapi kenapa masih ada saja yang tega berbuat jahat pada mereka. Kami berharap kejadian yang menimpa keluarga kami ini adalah yang terakhir. Jangan sampai terulang lagi seperti ini," ucapnya.

(Tribun Bogor/Tribun Sumsel)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul  Tersangka Pembunuhan Sopir Taksi Online Terancam Hukuman Mati, Iwan: Saya Dendam

# Kepergok Buang Mayat Sopir Taksi Online, 2 Pria Dihajar Warga 


Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved