Berita Nasional
Kisah Mendebarkan Katemin, Tatap Muka dengan Harimau dan Diajak Bicara hingga Raja Hutan Itu Pergi
Kisah Mendebarkan Katemin, Tatap Muka dengan Harimau dan Diajak Bicara hingga Raja Hutan Itu Pergi
Kisah Mendebarkan Katemin, Tatap Muka dengan Harimau dan Diajak Bicara hingga Raja Hutan Itu Pergi
TRIBUNJAMBI.COM- Konflik manusia dengan harimau kembali terjadi di Sumatera Selatan.
Sebelumnya harimau terlibat kontak dengan warga di Pagaralam dan Lahat sepanjang Desember 2019.
Kali ini, serangan harimau terjadi di Talang Tinggi, Desa Padang Bindu, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim, Jumat (27/12/2019) lalu.
Seorang wanita, Sulis Setiawati (30) ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Tubuhnya ditemukan penuh dengan luka robek, dan kaki kiri terpisah dari bagian tubuhnya.
Sulis tewas diduga diterkam Harimau Sumatera saat dirinya tengah berada di tempat pemandian.
• MANTERA Katemin Bisa Lolos Dari Serangan Harimau Berjarak Semeter, Mata Melotot dan Kumis Berdiri
• Kata-kata Ini Diucapkan Katemin Saat Berhadapan dengan Harimau, Ia Selamat, Keponakan Jadi Korban
• Pamit Mau Mandi, Sulis Warga Talang Tinggi Muaraenim Diduga Tewas Diterkam Harimau, Ini Kronologinya
• Jasad Sulis Penuh Luka Cakaran dan Gigitan, Diduga Diterkam Harimau, Pamitnya Mandi
Kengerian harimau pada kejadian ini disaksikan langsung oleh Katemin (54), warga Dusun V Sidodadi, Desa Padang Bindu, Kecamatan Panang Enim. Dia adalah uwak (paman) Sulis Setiawati yang tewas diterkam harimau.
Ternyata, sebelum menerkam Sulis, Katemin sempat berpapasan dengan harimau tersebut. Hadap-hadapan.
Jarak harimau itu dengan Katemin tak sampai satu meter. "Sekitar pukul 17.00 WIB, saya sedang menyetek kopi di kebun saya yang berdampingan dengan kebun Sulis dan tiba-tiba saya mendengar suara ranting diinjak," kata Katemin seperti dikutip tribunnews.com dari tribunsumsel.com yang menemuinya langsung di kediaman Sulis.
Dengan mata kepala sendiri, Katemin menyaksikan harimau buas sepanjang dua meter menunjukkan gelagat ingin menerkam. Harimau itu sempat memelototi Katemin.
"Saat saya menoleh ternyata ada harimau dengan posisi dagu dan dadanya menyentuh tanah, sementara kakinya masih berdiri," katanya.

Menurut Katemin, jarak antara dia dan harimau saat itu hanya sekitar 60 centimeter. "Saya melangkah ke depan dua langkah, harimaunya juga melangkahkan kakinya dua langkah, matanya melotot dan kumisnya langsung berdiri, panjangnya sekitar 2 meter, saat harimau melotot mata saya pun tetap kuatkan diri menatapnya," ujar Katemin.
Katemin lalu berbicara pada harimau tersebut. Dia bicara seperti sedang bicara dengan manusia."Aku dak nganggu kau, kau jangan ganggu aku, aku disini nyari makan, kau silakan nyari makan di tempat lain," kata Katemin menirukan ucapannya saat itu.
Katemin kemudian perlahan-lahan mundur. Posisi tubuhnya tetap berhadapan dengan sang harimau.
Harimau itu pergi.
"Saya berdoa, Ya Allah beri aku keselamatan, saya terus mundur lalu saya lihat dia hanya diam dan kemudian langsung menjauh, dari kejauhan saya lihat dia pergi dan mengarah ke pemandian," katanya.
Katemin mengatakan dirinya sama sekali tak menyangka kalau kemudian keponakannya, Sulis, saat itu sedang mandi.
"Setelah saya melihat harimau, langsung pulang dan memberitahu orang rumah agar anak-anak jangan berkeliaran di luar karena ada harimau dan saya pun melaporkannya ke Kadus," katanya.
Ia pun terkejut saat mengetahui keponakannya diterkam harimau.
"Saya sama sekali tidak tahu, dan tidak bisa ngomong apa-apa lagi saat tahu kalau ternyata setelah bertemu dengan saya, harimau itu menerkam sulis," ujar Katemin.

Kisah Pilu Ratemi Saat Pertama Kali Lihat Jasad Anaknya yang Diserang Harimau
Sebelumnya Ratemi (50) dan Purwanto (50) warga Dusun V Sidodadi Desa Padang Bindu Kecamatan Panang Enim Kabupaten Muaraenim tak menyangka kalau putri pertamanya Sulis Setiawati bin Purwanto (30) menjadi korban yang diduga diterkam harimau saat sedang mandi.
Tribunsumsel.com melaporkan, tampak suasana duka memenuhi kediaman Purwanto yang tak lain adalah orang tua korban, tetanggapun tak henti-hentinya berdatangan.
Mereka adalah warga setempat, baik yang ingin menyampaikan bela sungkawa maupun yang ingin tahu cerita terkait kejadian yang menimpa ibu dari satu anak tersebut.
Dikatakan Ratemi (50), sebelum tewas, korban masih sempat bertemu dan pamit dengannya karena ingin mandi sembari mengecek kebun durian miliknya yang sedang berbuah.
"Dia sempat pamit dengan saya, dan bilang katanya mau mandi di kebun, namun sempat saya suruh bayar arisan dulu, dan kemudian dia sempat minta makan di rumah neneknya," katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa setelah korban pergi mandi, hingga sore korban tak kunjung pulang.
"Dan tiba-tiba saya dengar wak korban, kakak saya pulang ke rumah dan bilang bahwa ia bertemu dan berhadapan dengan harimau, ukurannya sekitar 2 meter," katanya.
"Ia sempat bertatapan langsung dan saling berhadapan, perlahan-lahan mundur dan langsung berlari, mendengar hal tersebut saya tidak banyak bicara, saya langsung teringat Sulis yang sedang mandi, karena lokasi harimau yang dilihat wak Sulis tidak berjauhan dengan tempat ia mandi," ujarnya.

Sesampainya di lokasi pemandian, Ratemi langsung mencari Sulis, tapi dia sudah tidak ada, sementara alat mandinya masih ada.
"Saya panik dan berusaha menncari dia, handuknya saya temukan sudah bergeser dari tempat pemandiannya, tapi tetap tidak bertemu. Saya langsung pulang dan memberitahu keluarga untuk membantu mencari sulis," ungkapnya.
Ditambahkan Purwanto, ayah korban, saat mendengar cerita istrinya bahwa Sulis hilang ia pun berusaha berpikir jernih.
"Pikiran pasti sudah berurusan dengan nyawa dan ada hal yang buruk sudah menimpa anak saya, awalnya langsung ke tempat pemandian untuk mencari Sulis, tapi berusaha menenangkan diri," ungkapnya.
Ratemi lalu berpikir karena hari sudah gelap dan tak membawa senter, akhirnya ia pulang dan minta bantuan warga untuk mencari Sulis.
Ia pun tak bisa berbicara banyak saat melihat Sulis ditemukan dalam kondisi yang tragis.
"Saya hanya bisa memandangi dia saja, saya lihat kaki kiri dan kanan anak saya sudah putus, kemaluan habis dan leher pun hampir putus," katanya.
Ia juga meminta pemerintah untuk dapat mencarikan solusi terkait peristiwa tersebut.
"Kami tidak berani ke kebun, padahal hidup kami hanya bergantung hidup dengan bertani. Kami berharap pemerintah dapat bertindak untuk memberikan rasa aman, jangan sampai ada korban lagi, cukup Sulis anak kami saja," katanya.

Dikatakan Ratemi, Sulis adalah anak pertamanya dan telah memiliki satu orang putra bernama Reka Wijaya (9).
"Sulis sudah pisah dengan suaminya, sehari-hari ia bergantung hidup dengan berkebun, dan setelah Sulis tidak ada ini, kami lah yang akan mengasuh anaknya, kasian Reka, masih kecil sudah ditinggal ibunya untuk selama-lamanya," katanya.
Saat ini, ia dan keluarga telah mengkhilaskan kepergian putrinya tersebut.
"Saya tidak ada firasat apa-apa, kalau Sulis akan pergi, dia pun tidak menunjukkan tanda-tanda aneh, kami ikhlas, mungkin ini sudah suratan anak kami," katanya. (tribunnews.com/ tribunsumsel.com/ bangkapos.com)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kisah Ngeri dan Tragis Katemin Berhadapan dengan Harimau, Hewan Buas Itu Pergi Setelah Diajak Bicara
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: