Siswa SMA di Tanjab Timur Bunuh Diri
Suasana Duka di Rumah Siswa SMA di Tanjabtim yang Bunuh Diri, Isi Curhat Terkait Pelajaran Sekolah
Saat Tribunjambi.com tiba, suasana duka menyelimuti kediamannya di Teluk Majelis, Kabupaten Tanjab Timur, Jambi, Kamis (11/12) siang. Peristiwa siswa
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Duanto AS
Saat Tribunjambi.com tiba, suasana duka menyelimuti kediamannya di Teluk Majelis, Kabupaten Tanjab Timur, Jambi, Kamis (11/12) siang. Peristiwa siswa SMA di Tanjabtim bunuh diri itu membuat banyak orang berduka.
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Tak ada yang menduga peristiwa ini terjadi.
Sang paman dari siswa SMA di Tanjabtim yang bunuh diri menceritakan kondisi malam sebelum kejadian.
• BREAKING NEWS: Pukul 05.00 Jarpandi Kaget, Pelajar SMA di Tanjabtim Tewas Tergantung di Depan Rumah
• BREAKING NEWS: Pelajar di Sarolangun Tewas di Tempat, Terkapar Masih Kenakan Seragam Sekolah
• BREAKING NEWS: 470 Kotak Isi Rokok Ilegal Diselundupkan Pakai Pompong Via Kuala Tungkal, Gagal
Kepada Tribunjambi.com, sang paman yang bernama Bujang menceritakan ponakannya yang sempat curhat.
Ada hal yang diceritakan siswa di Tanjabtim sebelum gantung diri malam itu.
Siswa tersebut sempat curhat kepada orang tua pada malam sebelum kejadian, Rabu (11/12).
Pihak keluarga seakan masih tidak mempercayai kejadian yang dialami salah satu keluarganya tersebut.
Mengingat korban tidak menunjukan tanda-tanda yang aneh, meski dalam beberapa hari terakhir korban kerap murung dan susah tidur.
"Kalau wasiat atau pesan tidak ada tinggalkan korban. Hanya saja, beberapa hari terakhir memang almarhum sering murung dan susah tidur malam," ujar Bujang, paman korban.
Bujang mengatakan pada Rabu malam Kamis, korban pulang ke rumah sekitar pukul 11.25 WIB.
Kondisi korban seperti biasa tidak ada perilaku yang aneh.

Orang tuanya sempat menawarkan makan.
"Memang malam tadi dio sempat cerito ke bapak mamaknya, kalo pelajaran di SMA terlalu berat dan dirinya merasa tidak kuat," bebernya.
Almarhum sendiri terbilang siswa baru di sekolah SMA negeri tersebut di bangku kelas XI SMA.
Sebelumnya, korban sempat belajar di pesantren dan sekolah aliyah di dekat rumahnya.