Kelamaan Disimpan, 20 Ribu Ton Beras Busuk di Gudang, Dilelang atau Dibuang?
"Ciri-cirinya adalah kadar air tinggi, bau apek, sudah ditumbuhi jamur, warna sudah tidak putih," kata dia.
Kelamaan Disimpan, 20 Ribu Ton Beras Busuk di Gudang, Dilelang atau Dibuang?
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Lima hari lalu Perum Bulog menyampaikan, 20.000 ton beras yang mengalami penurunan mutu akan tetap dijual melalui lelang terbuka.
Penurunan mutu ini disebabkan karena beras terlalu lama disimpan di gudang.
"Jadi ini yang tadinya harganya Rp 8.000, kami jual jadi Rp 5.000," kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Lantas bagaimana sebenarnya beras dapat dikategorikan menjadi beras busuk atau kurang mutu?
Menjawab hal itu, Kompas.com menghubungi Dosen Teknologi Pertanian Uneversitas Gadjah Mada (UGM), Dian Anggraini STP MP, Sabtu (7/12/2019).

Ciri-ciri Beras Busuk
Menurut Dian, ada banyak tanda atau ciri beras yang dapat dikategorikan menjadi beras busuk.
"Ciri-cirinya adalah kadar air tinggi, bau apek, sudah ditumbuhi jamur, warna sudah tidak putih," kata dia.
"Beras membusuk kategori yang lain, sudah ditumbuhi kutu atau serangga," imbuhnya.
Mengenai berapa lama proses beras bisa membusuk, kata Anggraini, semua tergantung kondisi penyimpanan beras tersebut.
"Kelembapan, suhu lingkungan ruang penyimpanan, cara mengemas, cara meletakkan barangnya."
"Jadi banyak faktor yang harus dikendalikan supaya beras tidak mudah busuk," jelasnya.
Terkait pembuangan beras impor yang dilakukan Perum Bulog tersebut, dituturkan Anggraini bahwa kalau beras belum lama datangnya sudah busuk berarti memang awal masuk beras tersebut mungkin sudah tidak layak.
"Meskipun awalnya baik, makin lama penyimpanan pasti beras akan menjadi busuk, tergantung kondisi penyimpanan," tuturnya.
• Bikin Semua Emosi, Ashanty Nekat Lakukan Hal Gila Ini Hingga Anang Hermansyah Meradang Melihatnya
• Begini Reaksi Reino Barack, Mantan Luna Maya Lihat Kelakuan Syahrini dan Aisyahrani Teriak Naik Bus
Dampak Beras Busuk
Dikatakan dia, beras busuk secara langsung akan berpengaruh terhadap nilai gizi yang menurun, serta hal itu secara etis melanggar aturan.
"Nilai gizi menurun, secara etis melanggar aturan, tidak layak dikonsumsi, rasa tidak enak, bisa menyebabkan sakit atau keracunan kalau ditumbuhi mikroba yang patogen atau memproduksi toksin," ujarnya.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso berkeluh kesah di hadapan jajaran Komisi IV DPR saat Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Selama ini Buwas merasa serba salah saat menjabat sebagai Dirut Bulog.
Pasalnya, posisi Bulog berada di bawah komando pemerintah yang diurus tiga kementerian yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Sosial khusus dalam hal penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Kami itu serba salah, maju, mundur, kanan, kiri kena semua," ujar Buwas di Ruang Rapat Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Berdasarkan koordinasi bersama antara Bulog dengan Satgas Pangan, Buwas mengetahui banyaknya pelanggaran penyaluran beras yang dilakukan para mafia.
Seperti diketahui, Satgas Pangan sengaja dibentuk untuk memerangi mafia rente beras. "Soal mafia beras, saya tahu persis kejadiannya. Tapi, kewenangan saya tidak ada," katanya.
Dia menjelaskan, beras yang Bulog impor merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ditugaskan oleh Menteri Perdagangan.
Oleh karena itu, Bulog pun tidak bisa mengeluarkan beras CBP untuk kegiatan penyaluran.
"Kalau tidak ada penugasan, kami tidak berani menyalurkan," ungkapnya.
• Diskriminasi hingga Pelecehan Pramugari di Era Ari Askhara, Yosephine Ngaku Pernah Diajak Karaoke
• Angel Lelga Bongkar Kelakuan Bejat Mantan Suami: Berpuluh Kali Vicky Nangis Sujud di Kaki Saya
Mantan Kepala BNN itu mengaku punya pengalaman pahit ketika mendapat perintah untuk menyediakan 3,1 juta ton beras CBP pada 2018, bersamaan dengan proses awal Pemilu 2019.
Bulog diperintahkan untuk menyalurkan beras tersebut kepada masyarakat kurang mampu.
Namun terjadi perubahan program dari penyaluran bantuan sosial Beras Keluarga Prasejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Hal itu membuat penyaluran beras tidak diwajibkan dari Bulog saja.
Padahal, sebelumnya Menteri Sosial yang sempat dijabat oleh Idrus Marham memerintahkan penyaluran BPNT wajib menggunakan beras yang ada di Bulog.
"Namun, pada kenyataannya di lapangan, tidak mudah. Karena sudah terjadi kebiasaaan yang sudah ada penyalur yang biasa menyalurkan atau berkolaborasi dalam kegiatan penyaluran BPNT. Ini terbukti kesulitan kami perintah dari menteri sosial saat itu tidak bisa berjalan," ucap Buwas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 20.000 Ton Beras Bulog akan Dijual Murah, Kenali Ciri Beras Busuk dan "Cerita Buwas Urus Beras, Maju Mundur Kena...",