VIRAL Bocah Tutup Perlintasan Kereta Api Pakai Tali Rafia, Benarkah Hanya Iseng?

Sebuah gambar yang memperlihatkan bocah sedang menutup perlintasan kereta api dengan tali rafia mendadak viral di media sosial

Editor: Heri Prihartono
Facebook/Tri Joko Raharjo
Sebuah postingan yang memperlihatkan anak-anak tengah menutup palang perlintasan kereta api dengan tali rafiah. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah gambar yang memperlihatkan bocah sedang menutup perlintasan kereta api dengan tali rafia mendadak viral di media sosial Facebook, Rabu (27/12/2019).

Unggahan gambar bocah yang tutup perlintasan kereta api tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Tri Joko Raharjo.

Hingga hari ini, Rabu (29/11/2019) pukul 08.00 WIB, unggahan bocah tutup perlintasan kereta api tersebut sudah disukai sebanyak 4,7 ribu kali dan dikomentari sebanyak 270 kali.

Sebuah postingan yang memperlihatkan anak-anak tengah menutup palang perlintasan kereta api dengan tali rafiah.
Sebuah postingan yang memperlihatkan anak-anak tengah menutup palang perlintasan kereta api dengan tali rafiah. (Facebook/Tri Joko Raharjo)

Penelusuran Kompas.com:

Berdasarkan unggahan tersebut, Kompas.com mencari tahu hal itu dengan menghubungi Vice President (VP) Public Relations PT KAI Edy Kuswoyo.

Menurutnya, memang benar terdapat perlintasan yang hanya dijaga dengan tali rafia.

Lokasinya yakni berada di perlintasan tidak resmi atau tanpa palang pintu perlintasan di KM 452+8 antara stasiun Kebumen- Wonosari.

"Betul, ada anak kecil yang iseng bermain tali di lokasi pelintasan tidak resmi dan tanpa palang pintu tersebut," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/12/2019).

Namun imbuhnya, ketika tim sedang mendatangi lokasi untuk mengecek, anak kecil tersebut sudah tidak ada, hanya ditemukan tali rafia yang diikat ke pohon.

Pihaknya pun menyayangkan kegiatan anak kecil yang menutup perlintasan hanya dengan tali rafia tersebut.

Pasalnya selain membahayakan keselamatan yang bersangkutan, juga berbahaya untuk pengendara kendaraan yang melintas dan perjalanan kereta api. 

"Frekuensi perjalanan kereta api yang melintas di lokasi tersebut cukup tinggi.

Per hari ada sekitar 100 perjalanan kereta api yang melintas," imbuhnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan bekerja sama dengan Ditjen Perkeretaapian, Pemda, Camat, Lurah, Dishub, Polsek, Koramil serta aparat kewilayahan setempat untuk dilakukan pematokan dan penutupan perlintasan tidak resmi tersebut.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi rambu-rambu perlintasan, berhati-hati sewaktu melintasi perlintasan dan tidak menerobos pintu perlintasan yang sudah ditutup, apapun alasannya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga meminta pengguna kendaraan roda empat agar mematikan audio dan video, serta membuka pintu kaca agar bisa terdengar suara suling lokomotif.

"Hindari juga menggunakan ponsel atau headset saat berkendara, apalagi saat melintas di perlintasan," katanya lagi. (Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta/Sari Hardiyanto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Anak Kecil Tutup Perlintasan Kereta Api dengan Tali Rafia, Ini Penjelasannya"

Mardani (47), ayah dari Affan Satrio Kalam saat ditemui usai pemakaman di kawasan RT 08/08, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2019)
Mardani (47), ayah dari Affan Satrio Kalam saat ditemui usai pemakaman di kawasan RT 08/08, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2019) ((KOMPAS.COM/WALDA MARISON))

Cerita Pilu Bocah 10 Tahun Tewas Tersambar Kereta, Bertengkar dengan Ibu, Terngiang Kata Terakhir

Cerita pilu di balik kematian Affan Satrio Kalam, bocah 10 tahun yang tewas tersambar kereta di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sebelum tewas tersambar kereta api saat tengah bermain dengan teman-teman sebayanya, Affan Satrio Kalam sempat merajuk dan bertengkar dengan ibunya.

Sang ayah, Mardani (47) hanya bisa mengingat kata-kata terakhir putranya sebelum akhirnya meninggal dunia tertabrak kereta.

Seorang bocah berumur 10 tahun bernama Affan Satrio Kalam menjadi korban tewas karena tertabrak kereta di depan Kampus Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2019) siang.

Korban tertabrak kereta diduga karena kurang hati-hati ketika ingin menyebrang rel. Bukan hanya kurang hati-hati, Affan ternyata menyebrang rel melewati jalan yang tidak seharusnya.

Kompas.com pun coba merangkum beberapa fakta dari peristiwa tewasnya Affan karena tersambar kereta.

Jenazah Affan Satrio Kalam (10) korban tewas tertabrak kereta api di depan kampus Universitas Pancasila, Jumat (18/10/2019)(KOMPAS.COM/WALDA MARISON)
Jenazah Affan Satrio Kalam (10) korban tewas tertabrak kereta api di depan kampus Universitas Pancasila, Jumat (18/10/2019)(KOMPAS.COM/WALDA MARISON) ( )

1. Sedang bermain dengan teman - temannya.

Affan rupanya tidak sendirian ketika ingin menyebrang rel kereta api. Dia bersama rombongan temanya mencoba menyebrangi rel kereta dari arah kampus UP.

Semua teman Affan pun berhasil melewati jalur tersebut, namun tidak dengan Affan.

Affan tertabrak oleh kereta dari arah Jakarta menuju Bogor hingga tewas di tempat.

Korban mengalami luka parah di bagian kaki dan kepala.

"Teman teman korban langsung melaporkan ke pihak sekuriti.

Mereka lapor jika teman mereka tersambar kereta," kata Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Polisi, Harsono saat dikonfirmasi.

Tidak lama berselang, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi korban.

"Langsung dibawa ke RS Fatmawati. Pihak keluarga sudah mengetahui," kata Harsono.

2. Jebol pagar untuk melewati rel

Affan dan teman-temanya diketahui tidak menyebrang dengan jalan yang seharusnya.

Mereka melewati pagar di sepanjang sisi rel kereta yang telah dijebol warga. Pagar tersebut dijebol hingga berukuran 30 sampai 40 cm.

Setelah menjebol pagar, mereka lalu masuk ke area rel dan menyebranginya dengan berjalan kaki.

Saat itulah Affan yang diduga kurang hati-hati tersambar kereta hingga mengakibatkan tewas di tempat.

3. Pagar di sepanjang rel kereta berkali - kali dijebol warga.

Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Harsono membenarkan jika pagar rel kereta api di depan kampus UP kerap dijebol warga. Mereka melakukan itu agar bisa menyebrangi rel dengan mudah.

Hal tersebut dilakukan karena jauhnya lokasi Jembatan Penyebaran Orang di lokasi tersebut.

"Perlu diinformasikan ini bukan jalanan. Nampaknya ada warga yang sengaja merusak pagar dan sudah lelah  juga sekuriti menyampaikan," kata Harsono .

Berkali kali juga pihak KAI menutup pagar yang dijebol tersebut. Tetapi warga tetap saja merusak pagar besi tersebut.

Harsono pun mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait fenomena tersebut. Pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak melewati jalur kereta api karena membahayakan diri.

"Kita sifatnya menghimbau - himbau saja. Kalau penjagaan khusus nggak memungkinkan karena anggota kurang.

Kita berupaya himbau kepada masyarakat melalui Babinkamtibmas," ucap dia.

4 Ucapan terakhir Affan yang diingat sang ayah.

Mardani (47), ayah dari Affan Satrio Kalam saat ditemui usai pemakaman di kawasan RT 08/08, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2019)
Mardani (47), ayah dari Affan Satrio Kalam saat ditemui usai pemakaman di kawasan RT 08/08, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2019)(KOMPAS.COM/WALDA MARISON)

Sementara ayah Affan, Mardani (47), tidak kuasa menahan sedih ketika tahu anak pertamanya meninggal dengan secara tragis.

Namun dia tidak bisa berbuat apa apa.

Dia hanya berusaha tegar menerima nasib tersebut. Padahal, masih jelas ingatan Mardani mendengar suara anaknya untuk terakhir kali.

Saat itu Mardani yang tengah mandi sebelum shalat Jumat mendengar pertengkaran kecil antara Affan yang sedang meminta uang pada ibunya.

"Saya lagi mandi masih denger tuh Affan ya ngambek-ngambek sama ibunya minta uang jajan. Ya biasalah anak kecil," ucap dia.

Disuruh salat, Affan memilih bermain dengan teman temanya. Affan dan kawanannya pun bermain hingga perlintasan kereta.

Saat itulah dirinya tewas seketika tersambar kereta api. (Kompas.com/ Walda Marison)

Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/19/10244651/cerita-tentang-affan-yang-meninggal-karena-tersambar-kereta-dari-izin?page=all#page2

 
 
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved