TAK Ragu Kemampuan Ahok, Dahlan Iskan: Menjadi Dirut Pun BTP Mampu!
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina
TRIBUNJAMBI.COM- Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Dahlan yakin mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu menjalankan tugasnya sebagai komisaris utama di perusahaan minyak pelat merah itu.
“Menjadi dirut pun BTP (Ahok) mampu. Saya tidak pernah meragukan kemampuan BTP,” ujar Dahlan di laman pribadinya yang dikutip Kompas.com pada Kamis (28/11/2019).
• VIDEO VIRAL Aksi Perempuan Berdaster Pamer Setumpuk Uang Berserakan
• ENAM Fakta Hakim Tewas, Jasadnya Ditemukan di Jok Belakang Sopir, Ada Bekas Jeratan di Leher
• DISKON Baju Anak Berkualitas, Piyama Lucu Merek Arksstyle dan Upright, Bisa Untuk Cewek dan Cowok
Dahlan menjelaskan, tugas komisaris utama tak seberat menjadi direktur utama.
Kendati begitu, Dahlan pun meyakini jika jadi direktur utama Ahok akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
“Komut tidak seberat dirut. Pekerjaan komut adalah pengawas. Mengawasi direksi. Ia mengawasi. Bukan menjalankan,” kata Dahlan.
Menurut Dahlan, kinerja komisaris utama susah untuk dinilai.
Biasanya, kinerja komisaris utama bisa dilihat dari hubungannya dengan para dewan direksinya.
“Harmonis adalah kata kuncinya. Komisaris dan direksi harus harmonis. Agar perusahaan cepat mengambil putusan. Ya atau tidak. Atau ditunda. Tapi ada keputusan,” ucap dia.
• VIDEO Download Lagu MP3 Dangdut Koplo Via Vallen & Nella Kharisma 1 Jam Joget Terus
• Tagar #UninstallTokopedia dan Ustadz Haikal Hassan Trending Topic, Mengapa Bisa Ramai?
• Arti Mimpi - Mimpi Dilamar, Membunuh Ular hingga Sakit Gigi, Apa Artinya?
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan Ahok telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Ahok didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina.
Penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina terjadi di tengah penolakan sejumlah pihak.
Sebab, ia pernah berstatus sebagai narapidana dan kini ia merupakan kader PDI-P.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dahlan Iskan: Saya Tidak Pernah Meragukan Kemampuan Ahok..."
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena

Saat Ahok Menjawab Para Pengkritiknya...
Hujan kritik mengiringi langkah Menteri BUMN Eric Thohir memilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Sebab, ia pernah berstatus sebagai narapidana dan kini ia merupakan kader PDI-P.
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) (SP) Pertamina misalnya.
Mereka menolak jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi petinggi di perusahaan plat merah tersebut.
Mereka menilai Ahok merupakan sosok yang kerap berkata kasar dan membuat gaduh.
Hal itu mereka lihat saat Ahok memimpin Jakarta.
Menanggapi penolakan tersebut, Ahok tak mau ambil pusing.
Dia berkata orang-orang yang menolaknya lantaran belum kenal secara personal dengannya.
“Ya dia (SP Pertamina) belum kenal saya kan. Dia enggak tau saya sudah lulusan S3 dari Mako Brimob,” ujar Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).
• HOAX atau FAKTA Rekening Bank Terpotong Tanpa Izin untuk Pembayaran Iuran BPJS Kesehatan
• WIKIJAMBI Dulunya Dicap Kampung Narkoba Jambi, Sekarang Disulap Jadi Tempat Wisata Elok
• Yeonwoo dan Taeha Keluar dari MOMOLAND, Agensi Sudah Mengumumkan Secara Resmi
• Video Trik Pukulan Tipuan Jonatan Christie dan Anthony Ginting di Palembang, Penonton Sorak-sorak
Mantan suami Veronica Tan itu memang pernah mendekam di rumah tahanan Mako Brimob karena tersangkut kasus penodaan agama.
Usai dinyatakan bebas, Ahok mengaku banyak mendapat pelajaran setelah dua tahun mendekam di balik jeruji besi.
Dia pun mengaku tak mau asal bicara lagi usai dilantik menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Alasannya, jabatan Komisaris Utama di Pertamina berbeda dengan saat dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Jadi ini beda dengan Gubernur (DKI Jakarta), dulu apa aja saya jawab. Ini kan ada hak dan wewenangnya,” kata Ahok.
Pernyataan Ahok itu terbukti saat ditanya para wartawan soal pemberantasan mafia migas di tubuh Pertamina.
Saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ahok pasti menjawab pertanyaan pewarta secara panjang lebar.
Namun, kali ini Ahok memilih tak mau banyak berkomentar.
“Saya enggak tahu maksud mafia migas tuh apa ya. Saya kan bukan godfather,” ucap dia.
Hal yang sama juga dilakukan Ahok saat menjawab pertanyaan soal dirinya yang harus mundur dari PDI-P usai dilantik menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Seakan tak mau menimbulkan polemik, Ahok mengaku siap mundur dari anggota partai berlambang banteng itu.
“Saya enggak tahu. Kalau aturannya (harus mundur dari partai) kita ikuti aturan pasti ya," kata Ahok.
Padahal, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Ahok tidak perlu mundur dari keanggotaan partai karena ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Hasto mengatakan, dalam sejarahnya kader PDI-P selalu bisa memisahkan antara kepentingan partai dan pengelolaan negara. Ia meyakini, meski sebagai kader partai, namun Ahok akan bekerja demi kepentingan bangsa.
"Karena itulah kami menjaga marwah kekuasaan untuk bangsa dan negara bukan kepentingan orang per orang," kata Hasto.
Hasto mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Ahok tidak wajib mundur dari PDI-P. Sebab Ahok, bukan termasuk dalam Dewan Pimpinan Pusat PDI-P.
"Kalau posisinya adalah sebagai komisaris berdasarkan ketentuan UU BUMN maka Pak Ahok tidak masuk di dalam kategori sebagai pimpinan dewan, pimpinan partai. Dengan demikian tidak harus mengundurkan diri," ujar Hasto saat ditemui di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Ahok Menjawab Para Pengkritiknya..."
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena