Rupiah Akhir Tahun
Aliran Hot Money! Prediksi Nilai Tukar Rupiah Akhir Tahun, Ini yang Penyebab dan yang Bakal Terjadi
Penguatan ini ditopang efek hot money atau aliran modal investasi jangka pendek yang masuk ke Indonesia cukup banyak.
Prediksi Nilai Tukar Rupiah Akhir Tahun, Ini yang Penyebab dan yang Bakal Terjadi
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut ini prediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akhir tahun.
Apa yang akan terjadi pada rupiah akhir Desember 2019?
Sampai akhir tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS diproyeksikan akan menguat.
Penguatan ini ditopang efek hot money atau aliran modal investasi jangka pendek yang masuk ke Indonesia cukup banyak.
• Harga Smartphone Samsung Terbaru November 2019 serta iPhone, Vivo dan Oppo Mulai Harga Rp1 Jutaan
• DAFTAR Harga Hijab Ria Miranda, Kamiidea, Buttonscarves, Zoya dan Heaven_lights Mulai Dari Rp 50Ribu
• Daftar Harga Smartphone Ram 8 GB Hanya Rp 2 Jutaan! Ada Oppo, Samsung, Xiaomi dan Realme 5 Pro
"Sampai akhir tahun rupiah kemungkinan akan menguat karena hot money yang masuk cukup banyak ya dengan portofolio jangka pendek, jadi masih di sekitar Rp 14.000," kata ekonom INDEF Eko Listiyanto kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).
Eko menyebut, faktor pelonggaran kebijakan moneter di AS yang masih berlanjut seiring dengan ekonomi AS yang kian lesu ikut memperkuat otot rupiah.
Namun, dia mengingatkan, penguatan rupiah ini terbilang rentan karena banjirnya hot money justru bisa berbalik jadi bumerang.
"Saran saya kepada pembuat kebijakan yang harus hati-hati, apalagi suku bunga kita masih cukup tinggi dibanding negara lain sehingga seolah menarik," ungkapnya.
Hari ini kurs rupiah di pasar spot menunjukkan penguatan meski hanya tipis.
Rupiah pagi berada di posisi Rp 14.082 per dollar AS atau naik 0,03 persen dibanding penutupan kemarin Rp 14.086 per dollar AS.
Angka kurs rupiah akhir pekan lalu
Kurs rupiah menguat tipis di pasar spot pada Senin (25/11/2019).
Rupiah ditutup pada level Rp 14.086 per dollar AS atau menguat 6 poin sebesar 0,04 persen dibandingkan penutupan akhir pekan lalu Rp 14.092 per dollar AS.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan sepanjang dua minggu rupiah bergerak stagnan karena minim sentimen.
Menurutnya, sejauh ini hampir tidak ada isu yang baru yang mempu mendongkrak nilai tukar rupiah.
“Perkiraan saya memang selalu tipis, sudah dua minggu ini karena memang minim sentimen. Sekarang ini sentimen global dan domestic tidak ada yang baru, belum lagi ketidak pastian masih tinggi perjanjian kesepakaran AS-China yang semakin tidak jelas,” kata Pieter kepada Kompas.com.
Adapun dari domestik, Pieter mengatakan bahwa drama pemerintahan baru periode dua Jokowi masih penuh dengan drama-drama yang masih abu-abu.
“Dari domestik, kita masih disibukkan dengan drama-drama pemerintahan baru yang belum menunjukkan arah yang jelas dimana belum ada kebijakan signifikan yang diambil dan belum memberikan harapan akan trobosan yang membuat ekonomi membaik di tahun 2020,” ungkapnya.
Meski demikian Pieter menyebut bahwa tren rupiah secara jangka panjang akan menguat.
Hal ini menurutnya proyeksi neraca dagang di tahun 2020 akan membaik yang artinya neraca berjalan juga akan mebaik.
Selain itu, perkembangan bank sentral yang akan melonggarkan likuiditas akan berdampak positif di tahun 2020.
“Jika dilihat dari perkembangan global dimana bank sentral memberi kelonggaran likuiditas, maka aliran modal tahun 2020 akan tetap lancar masuk ke Indonesia dalam bentuk portofolio, maka supply dollar akan melimpah dan membuat rupiah kita terapresiasi,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hot Money Serbu Indonesia, hingga Akhir Tahun Rupiah Diprediksi Menguat" dan "Masih Minim Sentimen, Rupiah Menguat Tipis di Awal Pekan"
• HP Kamu Dicuri? Cepat Nonaktifkan WhatsApp Dengan Langkah-langkah Berikut Ini, Caranya Mudah!
• Daftar Harga HP Samsung terbaru 2019 - Galaxy A10s Rp 1 Jutaan, Note 9, Galaxy S10
• Daftar Harga Smartphone Ram 8 GB Hanya Rp 2 Jutaan! Ada Oppo, Samsung, Xiaomi dan Realme 5 Pro