PT Pelindo II Cabang Jambi Berbenah Menuju Trade Facilitator, Manfaatkan Digital Mudahkan Layanan

Deputi General Manager of Commercial PT Pelindo II Cabang Jambi, Rindu Tamani, mengibaratkan trade facilitator sebagai fasilitas pelabuhan berbasis...

Penulis: Fifi Suryani | Editor: Duanto AS
FIFI SURYANI
BONGKAR - Proses bongkar peti kemas di Pelabuhan Talang Duku Jambi Jumat (15/11) jelang senja hari. Per hari aktivitas bongkar dan muat di pelabuhan yang berlokasi di pinggir Sungai Batanghari ini masing-masing satu kali. 

MENGUSUNG visi menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan, Indonesia Port Corporation (IPC) pun berbenah.

Memanfaatkan perkembangan dunia digital yang telah hampir menyentuh semua lini kehidupan masyarakat, IPC kemudian bergerak dari yang semula hanya sebagai operator terminal menjadi satu gerbang fasilitator perdagangan alias trade facilitator.

Gagasan untuk mendukung target tersebut telah dicanangkan sejak 2016 silam. Tujuannya menjadikan IPC sebagai fasilitator perdagangan kelas dunia melalui penerapan digital untuk meningkatkan pertumbuhan, produktivitas dan mempromosikan culture/budaya pada pengguna jasa. Termasuk yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) Cabang Jambi yang merupakan cabang dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berkantor pusat di Tanjung Priok Jakarta.

Selain Jambi, PT Pelindo II memiliki total 12 pelabuhan yang dikelola tersebar di 10 provinsi, yakni Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

Dalam perbincangannya dengan Tribun Jambi, Deputi General Manager (DGM) of Commercial PT Pelindo II Cabang Jambi, Rindu Tamani mengibaratkan trade facilitator sebagai fasilitas pelabuhan berbasis aplikasi yang memungkinkan pengguna jasa berinteraksi cukup di ujung jari.

“Kalau dalam aplikasi perjalanan, ibaratnya Traveloka pelabuhan lah,” ia mencontohkan. Pengguna jasa pelabuhan dan pelayaran cukup bertransaksi menggunakan perangkat digital hingga pembayarannya.

Namun tak dipungkiri untuk mencapai itu semua dibutuhkan waktu. Dijelaskannya, sejak dimulai pada 2016 silam, selama 4 tahun atau hingga 2020 mendatang perencanaan lebih difokuskan pada digitalisasi dan IT base yang meliputi layanan kapal secara digital, mulai dari layanan peti kemas, request hingga penerbitan nota dan invoice.

Progresnya, saat ini PT Pelindo II cabang Jambi sudah memiliki reputasi internasional yang dibuktikan dengan sertifikasi ISPS code, peralatan modern, fasilitas lengkap, keamanan 24 jam, CCTV, serta didukung Sumber Daya Manusia yang profesional.

“Seiring dengan visi perusahaan,” imbuhnya.

Selanjutnya 2020 hingga 2024 masuk pada tahapan penyusunan update roadmap.

“Jadi saat ini masih dilakukan studi agar fasilitas ini bisa lebih simpel, aplicable, dan lebih mudah,” terangnya.

Tak dipungkiri kebutuhan adanya pelabuhan yang representatif, modern dan berbasis digital sangat diperlukan di Jambi. Hal ini didasari terus bertumbuhnya ekonomi Jambi dari waktu ke waktu.

Laporan Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II-2019 tercatat 4,82 persen (YoY), menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,57 persen (YoY) juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2018 sebesar 4,70 persen (YoY).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Bayu Martanto menjelaskan, pertumbuhan pada triwulan II Tahun 2019 terutama bersumber dari perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian sejalan dengan menguatnya permintaan dan harga komoditas karet.

Membaiknya permintaan karet dipengaruhi oleh kebijakan tarif antidumping Amerika Serikat terhadap produk karet Tiongkok. Sementara, kenaikan harga komoditas karet didorong oleh pembatasan kuota ekspor oleh negara produsen utama yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (Indonesia, Thailand dan Malaysia).

Bayu juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV tahun 2019 diperkirakan berada pada kisaran 4,70 – 5,10 persen (YoY). Secara keseluruhan tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan 4,62 – 5,02 persen (YoY).

Pertumbuhan terutama bersumber dari kinerja lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan. Permintaan eksternal terhadap komoditas kelapa sawit diperkirakan membaik menyusul rencana Tiongkok untuk menghapus bea impor minyak nabati termasuk Crude Palm Oil (CPO).

Selain itu, perbaikan harga komoditas karet juga diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2019. Sementara, kinerja lapangan usaha pertambangan akan didorong oleh permintaan minyak yang tetap positif di tengah terbatasnya pasokan.

Hampir semua faktor utama pertumbuhan itu memiliki hubungan dengan pelayanan PT Pelindo II Cabang Jambi sebagai gerbang ekspor dan impor dari dan ke Provinsi Jambi.

Ekspor komoditas dari Jambi cukup beragam. “Untuk batubara hanya untuk konsumsi dalam negeri, ada yang ke Jakarta, Dumai, Batam dan lainnya,” jelas Rindu. Sementara komoditas lainnya banyak ke luar negeri dengan terlebih dahulu transit di pelabuhan bisa sandar kapal-kapal besar, seperti Dumai, Tanjung Priuk, dan Singapura.

Singapura menjadi negara tujuan ekspor Jambi paling dominan yang porsinya mencapai 59,31 persen terhadap keseluruhan ekspor asal Jambi.

“Menyusul kemudian Thailand, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, China, India, Korea Selatan, Inggris, Perancis, Jerman, Australia, Taiwan dan negara-negara lainnya.

Selaras dengan prediksi perekonomian Jambi yang terus melesat mendekati pertumbuhan ekonomi nasional, data-data arus keluar masuk di PT Pelindo II Cabang Jambi khususnya di Pelabuhan Talang Duku juga terus menunjukkan peningkatan yang signifikan terutama pada layanan muat batu bara dan CPO.

Bongkar muat batu bara dari Januari-Oktober 2019 tercapai 1.547.564 ton dan 170.980 ton bongkar muat CPO sepanjang periode yang sama.

Selama periode Januari-Oktober 2019 tercapai arus kapal 1.029 unit, atau tumbuh sekitar 15 persen di banding periode yang sama tahun 2018.

Begitupun peningkatan arus peti kemas Januari-Oktober 2019 tercapai 39.634 TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit alias satuan ukuran peti kemas). Jumlah tersebut terjadi peningkatan sebesar 0,16 persen.

Bicara soal prospek, Rindu mengatakan produksi komoditas di Provinsi Jambi luar biasa.

“Ada banyak hal yang didapat di sini. Setiap kabupaten meski punya komoditas yang sama, namun bisa diunggulkan. Selain kelapa, karet, crude palm oil (CPO), minyak dan gas (migas) dan batu bara, Jambi juga punya komoditas andalan pasir kuarsa dari Kabupaten Sarolangun. Itu bahan dasar kaca,” jelas Rindu.Selain untuk ekspor, PT Pelindo II Cabang Jambi juga melayani kebutuhan domestik provinsi ini.

“Kita lihat pusat perbelanjaan tumbuh pesat, mal-mal dan meningkatnya konsumsi masyarakat yang menggunakan jasa pelayaran ke Jambi,” ujarnya.

Faktor ini akan menarik banyak manufaktur, sehingga menumbuhkan industri turunan di Jambi.

“Menjawab kebutuhan berbagai elemen, baik dari pemerintahan, sektor industri, pertanian hingga perdagangan PT Pelindo II Cabang Jambi akan terus berusaha maksimal sesuai roadmap program mereka,” ujar Rindu.

Dengan fasilitas yang terhimpun dalam aplikasi trade facilitator, PT Pelindo II akan terus bersinergi memberikan layanan yang mudah, simpel, dan tentunya dengan biaya yang terjangkau.(*)

*) Penulis Wartawan Harian Tribun Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved