Uskup Padang Mgr Martinus Dogma Situmorang Meninggal Dunia, Berikut Ini Jejak Karyanya
Pada Selasa (19/11/2019) Uskup Padang Mgr Martinus Dogma Situmorang meninggal dunia. Kabar duka ini tersebar ...
TRIBUNJAMBI.COM - Berita duka datang dari Gereja Katolik di Indonesia.
Kabar duka ini tersebar di grup-grup WhatsApp.
Melansir hidupkatolik.com, kabar duka ini dari dari Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, OFM Cap melalui whatsapp.
Dalam pesannya, Mgr. Kornelius mengatakan bahwa sejak mengikuti Sidang Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Bumi Silih Asih Keuskupan Bandung, Jawa Barat, Senin, 4/11, Wakil Provinsi Gerejawi Medan Presidium KWI ini sudah terlihat lemah dengan wajah bengkak.
• Doa Angelus atau Doa Malaikat Tuhan di Tradisi Katolik, Dilakukan Pukul 06.00, 12.00 dan 18.00
• Panduan Doa Malam dalam Ajaran Katolik, Memberi Ketenangan Diri saat Tidur Malam
“Dua hari lalu harus dibawa ke rumah sakit dan tadi sore masuk ruang ICU. Kondisi lemah, badan bengkak dan sesak napas. Saya baru saja melayankan sakramen pengurapan orang sakit kepada beliau dihadiri Mgr. Yohanes Harun, Mgr. Sudarso dan beberapa keluarga,” jelas Mgr.Kornelius.
Setelah beberapa hari di Rumah Sakit, pada selasa, 19 November 2019, Mgr Situmorang menghembuskan napas terakhirnya di RS Baromeus, Bandung. Beliau meninggal dunia karena kondisi fisik yang lemah.
Selamat jalan Mgr Situmorang, Tuhan menjemputmu dalam surga abadi.
Profil Mgr. Martinus Dogma Situmorang
Melansir Wikipedia, Dogma Situmorang lahir pada tanggal 28 Maret 1946 di Palipi, Pulau Samosir, Sumatra Utara.
Dia merupakan anak ketiga dari pasangan Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan Maria Dina Sinaga.
Ayahnya seorang katekis yang punya andil besar dalam kehidupan Gereja di Pulau Samosir. Ketika Dogma berumur 11 tahun, ibunya meninggal pada 26 Desember 1958.
Kemudian, ayahnya menikah lagi dengan Maria Else Sinaga. Keluarga ini pun menjadi keluarga besar, dengan 15 anak (9 laki-laki, 6 perempuan). Dengan latar belakang keluarga saleh, sejak kecil Martinus bergaul akrab dengan para pastor dan suster.
Dari sinilah, mulai tumbuh greget di hatinya ingin menjadi imam. Ia melihat para pastor yang hidupnya baik, dicintai, dan dihormati semua orang.
Setelah lulus SD, Dogma mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematangsiantar (1959–1966). Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat (1966–1968), Dogma memilih nama Martinus. Kaul Pertama sebagai calon biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) diucapkannya pada 13 Januari 1967.[butuh rujukan]
Seiring waktu, keinginan Dogma menjadi imam semakin mantap. Di antara para calon imam, Frater (calon imam) Martinus sangat menonjol dalam kemampuan intelektual.