Jumlah Penderita HIV/AIDS di Jambi 1.836 Orang, Ibu Hamil Diminta Periksa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi mencatat terdapat 60 orang yang menderita HIV, AIDS 32 orang dan 2 orang meninggal dunia.
Penulis: Zulkipli | Editor: Teguh Suprayitno
Jumlah Penderita HIV/AIDS di Jambi 1.836 Orang, Ibu Hamil Diminta Periksa
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kasus penderita HIV/AIDS di Provinsi Jambi cenderung menurun. Pasalnya, sepanjang tahun 2019 ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi mencatat terdapat 60 orang yang menderita HIV, AIDS 32 orang dan 2 orang meninggal dunia dengan total penderita 1.836 orang sejak tahun 1999 silam.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Jambi Eva Susanti mengatakan dibanding 2018 lalu, yaitu kasus HIV berjumlah 81orang, kasus AIDS 61 orang, ditambah yang meninggal 8 orang.
"Kita sudah mendata secara kumulatif mulai ditemukan di Provinsi Jambi sejak tahun 1999 dengan total 1.836 orang. Kalau tahun ini lebih menurun," katanya saat diwawancarai belum lama ini.
Eva menjelaskan, penyebab penularan paling banyak kasus HIV terjadi karena heteroseksual yang mencapai sekitar 50 persen.
• VIDEO: Festival Media 2019 di Kota Jambi Dihadiri 38 Delegasi AJI se-Indonesia
• (HOAX atau FAKTA) Konsumsi Sayap dan Ceker Ayam Bisa Sebabkan Kanker
• VIDEO: Mantu Presiden Jokowi Lahirkan Anak Kedua, Jan Ethes Punya Adik Perempuan
"Begitu juga dengan kasus AIDS juga terjadi karena heteroseksual. Kalau hanya melalui makan minum tanpa ada luka, itu aman," ungkapnya.
Meski kasus tersebut tercatat menurun, namun Eva menyebut, Dinkes terus mengupayakan melalui beberapa strategi jalur Temukan, Obati dan Pertahankan (TOP). Dimana "Temukan" adalah dengan melakukan test kepada pekerja-pekerja yang rentan, seperti pekerja tambang, lapas, buruh migran, dan anak-anak jalanan.
"Ini sebagai upaya menemukan kasus HIV/AIDS. Selain itu juga hampir seluruh kabupaten/kota telah memiliki layanan perawatan dan dukungan pengobatan (PDP), dengan mengupayakan pasien HIV agar bisa mengambil obat di PDP. Hal ini diharapkan penderita lebih dekat untuk berobat," jelasnya.
Selanjutnya, strategi "Obati" dengan memperbanyak klinik PDP dan berencana melakukan pelatihan kepada layanan yang belum membuka PDP tersebut.
"Sebab jika teridentifikasi positif maka ia langsung dapat pelayanan pengobatan tanpa memandang CD4 (hasil tes) nya," ujarnya.
Terakhir, kata Eva, "Pertahankan" dengan melibatkan seluruh pendamping penderita. Dicontohkannya seperti di Jambi ada panti rehabilitasi atas nama Kanti Sehati, untuk memotivasi penderita supaya melanjutkan minum obat.
Kita upayakan tetap bertahan karena ada berapa efek samping yang dialami ketika mengkonsumsi obat. "Karena memang kita tahu pasien HIV/AIDS ini harus mengkonsumsi obat seumur hidup. Jadi kita upayakan tetap bertahan dari efek samping yang dialami ketika mengkonsumsi obat secara terus menerus," katanya.
• KOPASSUS Tuai Pujian Dunia Usai Lumpuhkan Komando Jihad di Negara Tetangga, Hanya Butuh 3 Menit
• Manfaat Bergabung di IWAPI, Banyak Info Peluang Bisnis
• SINGGUNG Soal Wacana Ahok Jadi Bos BUMN, Rizal Ramli: Saya Bingung Pak Jokowi Cari Masalah Baru
Eva pun mengimbau, bagi masyarakat yang berperilaku beresiko (HIV/AIDS) untuk berani memeriksakan dirinya, terutama para ibu hamil. "Pemeriksaan untuk ibu hamil ini sebagai pencegahan penularan dari ibu ke anak. Sebab bayi yang dilahirkan harus sehat dan terhindar dari penyakit menular itu," tandasnya.
