Warga Potong Pipa Ipal Komunal, Saluran Ngadat dan Mampat

Proyek sanitasi Ipal komunal yang berjalan di Desa Siau Dalam Kecamatan Muara Sabak Timur tidak berjalan maksimal, warga sayangkan

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
tribunjambi/abdullah usman
Pantauan Tribunjambi.com di lapangan, proyek pembangunan Ipal komunal (toilet berbasis sanitasi) yang telah berjalan sejak tahun 2017 lalu, tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga. (foto November 2019) 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Proyek sanitasi Ipal komunal yang berjalan di Desa Siau Dalam Kecamatan Muara Sabak Timur tidak berjalan maksimal, warga sayangkan pembangunan tidak mempertimbangkan kondisi wilayah.

Pantauan Tribun di lapangan, proyek pembangunan Ipal komunal (toilet berbasis sanitasi) yang telah berjalan sejak tahun 2017 lalu, tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga.

Terlihat beberapa pipa-pipa penghubung ke septic tank dan toilet rumah warga banyak tidak terawat bahkan sudah terpotong.

Hal tersebut dibenarkan warga sekitar, Ambok Tang warga Dusun II Siau dalam RT 08. Menurutnya kondisi Ipal komunal yang ada saat ini hanya beberapa warga saja yang dapat menikmatinya.

"Sejak selesai dibangun tahun 2017 lalu, kondisi maksimal penggunaan Ipal komunal sendiri hanya bertahan selama 2 tahun. Selebihnya banyak yang bermasalah," jelasnya.

Dari 100-an KK yang ada di Siau Dalam tersebut hanya beberapa saja yang hingga saat ini masih menggunakan Ipal tersebut.

"Kalau dihitung jumlah warga yang masih memakai jumlahnya di bawah 10 KK saja yang aktif menggunakan Ipal komunal," bebernya.

Beberapa permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut, di antaranya dikarenakan banyaknya saluran atau pipa yang mengalami kebocoran selain itu banyak pula yang tidak jalan.

"Ado yang ngadat mampat jadi bau nian WC-nyo, bahkan yang paling ujung malah dak jalan," tambahnya

Sementara itu Ambok warga lainnya mengatakan, tidak maksimalnya penggunaan ipal komunal tersebut karena kurangnya rancangan awal dalam pembangunan. Pasalnya ketinggian pipa dan bak penampung tidak pas sehingga tinja tidak dapat mengalir hingga ke bak penampungan.

"Awalnya jalan lancar namun setelah dua bulanan ngadat akhirnya pipa pipa tadi diputus warga (dipotong) dan buat bak penampungan sendiri.

"Selain itu, selama dibangun tidak pernah disedot dan dicek oleh pihak terkait," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved