ELUS Dada Lihat Indah Permatasari Pacaran dengan Arie Kriting, Ibunda Sampai Sujud-sujud di Kaki

TRIBUNJAMBI.COM- Ibunda Indah Permatasari, Nursyah, mengungkapkan curahan hatinya nan pilu soal perubahan anaknya sejak mengenal Arie Kriting,

Ia mengakui jika kini sang buah hati jauh berubah, semenjak berpacaran dengan komika Arie Kriting.

Padahal, Nursyah tak pernah melarang keduanya berpacaran asal Indah tetap menghormatinya.

“Bukan tidak merestui, saya baik sama Arie Kriting tidak pernah saya jahatin, cuma caranya yang tidak bagus,” kata Nursyah saat dihubungi wartawan, Rabu (30/10/2019).

Selama membesarkan Indah, 20 tahun lamanya, Nursyah tak pernah mendapati Indah membantahnya. Ia juga selalu mengajarkan anaknya kesopanan. Indah selalu menjalankan ibadah dalam kesehariannya.

“Saya gak pernah kasar urus anak, cuma ini saja kenapa bisa beda sekali ini anak. Jangan dicuci otak anak saya,” katanya.

Setahun belakangan, Nursyah berdiam diri dan tak ingin mengungkap perubahan anaknya kepada publik.

Ia ingin mengubah anaknya menjadi seperti dahulu kala. Ia bahkan merasa jika Indah diperat oleh seseorang. Kini ia semakin jauh dengan sang buah hati.

Padahal, ia tak pernah melarang Indah berpacaran.

“Setahunan ini kalau saya nasihatin, saya dibenci. Indah itu dulu tidak jauh dengan salar, tidak jauh dengan Al Quran, salat tahajud tidak berhenti, dhuha tidak berhenti, alquran selalu dibawa. Apa yang salah, tapi ini kan cobaan untuk keluarga saya,” kata Nursyah.

Nursyah berujar, perubahan pada Indah ia rasakan sejak 2 tahun lalu. Yakni saat Indah bergabung dalam penggarapan film Jomblo.

Sejak saat itu, Indah yang semula selalu minta ditemani saat syuting, kini menolak diantar ibundanya.

Saat dimintai komentar terkait pengakuan ibunda, Arie memilih bungkam. Sebelumnya ia sempat mengangkat telepon wartawan.

“Ini dari mana ya?,” tanyanya saat dihubungi, Rabu (30/10/2019).
Saat wartawan memperkenalkan diri dan menanyakan pengakuan Nursyah, Arie langsung menutup sambungan telepon.

Melalui Instagram Story milik Arie, komika tersebut tengah berada di Bandung untuk menghadiri sebuah acara.

Indah Permatasari Disebut Kesetanan

bunda Indah Permatasari, seakan tak lagi mengenal anaknya. Bermula sejak Indah berpacaran dengan Arie Kriting. Tanggal 16 Agustus 2018 lalu, merupakan hari terburuk bagi Nursyah. Saat itu, seakan ia melihat anaknya kesetanan atau di bawah pengaruh ghaib.

Pada tanggal itu, Nursyah berhasil menggagalkan rencana Indah yang ingin ikut ke kampung halaman Arie di Papua. Nursyah tak mengizinkan, lantaran rencana tersebut tanpa sepengetahuannya.

Namun, meskipun berhasil menggagalkan rencana Indah, ia mendapat perlakuan tak menyenangkan. Hal itu terjadi saat keduanya pulang ke rumah.

“Dengan izin Allah, saat saya turun (bis) saya liat indah turun gojek. Saya peluk dia, dia banting badan saya di pinggir jalan. Indah pulang saya bilang, dia bilang ‘apa sih mami, apasih maumu’. (Kata Indah) ‘Mami saya muak sama kamu’. Dia bilang itu sama saya,” kata Nursyah saat dihubungi wartawan, Selasa (30/10/2019).

Di mata Nursyah, seakan Indah jijik dengan ibundanya sendiri. Indah kini tak mau dipeluk oleh ibundanya. Saat kejadian itu, Indah membawa kendaraan dengan sangat terburu-buru.

“Akhirnya dia bawa motor kayak kesetanan. Saya di belakang zikir terus. Udah kayak terbang kayak kesetanan,” ujarnya.

Tak hanya itu, setibanya di rumah, Indah kembali membentak sang ibunda. Sembari berkacak pinggang, ia bertanya kepada apa yang diinginkan sang ibunda.

“Saya bilang, tidak ada mauku. Aku mau indah balik kayak dulu salat, rajin ngaji,” kata Nursyah menirukan ucapannya kepada sang anak.

Sembari mengelus dada, Nursyah harus kembali menahah perlakuan tak menyenangkan.

“Sampai dia kayak pinggang. Di situ aku bilang ‘itu bukan indah, ini kayak setan’. Aku melantai disitu sujud-sujud di kakinya (Indah). Tanggal 16 itu hari terburuk buat saya,” ujar Nursyah sembari menangis.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Curhat Pilu Ibunda, Indah Permatasari Berubah Sejak Pacari Arie Kriting,Apa Kata Sang Komika?

Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani