Viral Cuitan Tifatul Sembiring Diduga Sindir Prabowo, "Kusangka Dia Singa Padang Pasir, Ternyata. .
Tifatul Sembiring memposting pantun ini, Senin (21/10/2019), pukul 19.29 WIB, setelah seharian ingar bingar calon menteri berkemeja putih datang
Viral Cuitan Tifatul Sembiring Diduga Sindir Prabowo, "Kusangka Dia Singa Padang Pasir, Ternyata. .
TRIBUNJAMBI.COM-Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, memposting satu pantun di akun Twitternya. @tifsembiring.
Tifatul Sembiring memposting pantun ini, Senin (21/10/2019), pukul 19.29 WIB, setelah seharian ingar bingar calon menteri berkemeja putih datang ke Istana Merdeka bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Termasuk kedatangan Prabowo Subianto yang paling menyita perhatian publik.
Prabowo Subianto adalah lawan Jokowi dua kali berturut-turut dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) RI.
• VIDEO Beda Sikap Prabowo Saat Berhadapan dengan Grace Natalie & Yenni Wahid, Yang Sabar Sis
Pantun berima Tifatul Sembiring itu berbunyi sebagai berikut:
Kusangka bertiup angin semilir/
Ternyata suara binatang piaraan/
Kusangka dia singa padang pasir/
Ternyata cuma kucing rumahan/
Postingan ini diberi ilustasi kucing berbaju, yang telinganya menciut, pertanda kucing rumahan.

Tifatul tak menulis dalam rangka apa atau ditujukan kepada siapa pantunnya tersebut.
Beberapa warganet mengomentari postingan ini.
• Tito Karnavian Menteri, Neta S Pane Ungkap Daftar 4 Pengganti, Calon Lebih Dulu Naik Pangkat
Tercatat hingga berita ini tayang, postingan Pantun Kucing Rumahan Tifatul Sembiring itu sudah di-retweet 250an kali dan disukai 1.00an orang.
Apakah postingan Tifatul ini menyindir Prabowo yang bergabung dalam kabinet Jokowi?
Prabowo Subianto memang memiliki julukan Macan Asia.
Tapi bukan julukan Singa Padang Pasir
Warganet yang mengaitkan pantun Tifatul tersebut dengan sikap politik Prabowo Subianto yang berubah haluan dari oposisi menjadi bersedia menjadi menteri Jokowi.
Tifatul sendiri, di postingan Tifatul Sembiring berikutnya, menulis:

Aku tuh sukaknya nonton Animal Planet. Aku tuh nggak sukak yaa, apa apa dihubungin dengan politik, apa apa dihubungin dengan politik...:))
Dan disertai ilustrasi gambar kucing dari Animal Planet.
• VIDEO Panas Durasi 2 Menit Diduga Dosen & Mahasiswa, Disebar Lewat Twitter, Ada Lukisan Gedung Sate
Gerindra dan PKS juga sudah berkoalisi menjadi oposisi bagi pemerintahan Jokowi.
Koalisi Gerinda dan PKS bukan cuma dalam hal oposisi.
Kedua partai ini juga berkoalisi dalam pemilihan kepala daerah, baik gubernur, maupun wali kota/bupati.
Tifatul memang dikenal suka menulis pantun.
Beberapa kali Tifatul memposting pantunnya di akun media sosial miliknya.
Tifatul mengatakan kebiasaannya berpantun karena ingin mengangkat budaya Indonesia.
Selain itu, pantun merupakan cara jitu untuk mengkritik sambil membuat orang tersenyum.
"Pengalaman saya, kalau mengkritik pakai bahasa pantun lebih jitu. Orangnya tidak akan marah tapi malah tersenyum," ujarnya.
Tifatul dikenal sebagai politikus yang aktif di dunia maya. Ia merupakan salah satu politikus Indonesia dengan jumlah pengikut terbanyak.
• Heboh Ikan Bertuliskan Kata Ambon, Warga Khawatir, Dikaitkan Kejadian Alam, Begini Awal Mulanya
Pada 2011, situs pencatatan statistik media sosial famecount.com memasukkannya sebagai "satu-satunya politisi asal Indonesia yang masuk di dalam urutan 50 besar politisi ternama seluruh dunia".
Tifatul berhasil duduk di urutan ke-24.
Di Twitter, Tifatul sering mencuit tanggapan, wacana, atau sindiran melalui pantun.
Tifatul Sembiring saat ini tercatat sebagai Anggota Fraksi PKS DPR RI periode 2019-2024.
Tifatul Sembiring lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, 28 September 1961.
Sebelumnya, ia merupakan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggantikan Hidayat Nur Wahid.
Prabowo Bersedia
Prabowo Subianto resmi didapuk menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Jokowi Jilid II.
"Hari ini resmi diminta dan kami siap membantu. Saya beliau izinkan menyampaikan bahwa saya diminta membantu beliau di bidang pertahanan," kata Prabowo Subianto, usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2019).
• Tak Terima Ditegur karena Merokok, Siswa SMK Ini Tikam Gurunya hingga Tewas, Ini Kronologi Kejadian
Ya, inilah akhir dari perjalanan panjang Prabowo Subianto dan Partai Gerindra untuk selalu berada di luar kekuasaan dan menjadi oposisi.
Selama 11 tahun menjadi oposisi, Partai Gerindra akhirnya resmi mengumumkan berubah haluan masuk ke dalam pemerintahan (koalisi).
Keputusan Gerindra untuk masuk dalam pemerintahan disampaikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto setelah memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Senin (21/10/2019) sore.
Menurut Prabowo, dirinya diminta oleh Jokowi menjadi menteri di bidang pertahanan.
"Saya baru saja menghadap bapak Presiden yang baru kemarin dilantik."
"Saya bersama Edhy Prabowo kami diminta untuk memperkuat kabinet beliau dan saya sudah sampaikan keputusan kami dari Partai Gerindra apabila diminta kami siap membantu."

Prabowo menyatakan bakal bekerja sekeras mungkin untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Selain dirinya, Prabowo memastikan Edhy Prabowo yang datang bersamanya juga bakal menjabat menteri di Kabinet Jilid II Jokowi.
Namun, posisi apa yang bakal dijabat Edhy akan disampaikan langsung oleh Jokowi saat pengumuman Kabinet pada Rabu nanti.
• Pria Berpakaian Tenis Kejar Truk Kopassus, 2 Pasukan Elite Baku Hantam di Lapangan Banteng
Bergabungnya Gerindra ke pemerintahan melalui jalan panjang.
Gerindra tercatat tiga kali kalah dalam Pilpres.
Berikut rangkumannya:
1. Berdiri Tahun 2008
Partai Gerindra berdiri pada 6 Februari 2008.
Mengutip laman resmi Partai Gerindra, perumusan Partai Gerindra dimulai Desember pada 2007 oleh sejumlah orang yang membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
Mereka yakni Fadli Zon, Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, Haris Bobihoe, Sufmi Dasco Ahmad, Muchdi Pr, Widjono Hardjanto dan Prof Suhardi.
2. Mesra dengan PDIP dan Menjadi Oposisi di 2009

Setahun setelah berdiri, Gerindra mesra dengan PDIP yang menjadi oposisi.
Gerindra dan PDIP kemudian mengusung Megawati-Prabowo dalam Pilpres 2009.
• Tito Karnavian Menteri, Neta S Pane Ungkap Daftar 4 Pengganti, Calon Lebih Dulu Naik Pangkat
Keduanya bertarung dalam Pilpres melawan calon incumbent Susuilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono.
Pilpres 2009 itu diikuti tiga pasnagan Capres yakni Megawati-Prabowo, SBY-Boediono dan Wiranto-Jusuf Kalla.
Sayangnya, dalam Pilpres 2019 itu, Megawati-Prabowo kalah lantaran hanya meraih 26,79 persen suara.
PDIP dan Gerindra sama-sama menjadi oposisi dengan tidak masuk dalam pemerintahan.
2. Berseberangan dengan PDIP dan Menjadi Oposisi 2014

Di Tahun 2014, Gerindra kembali menjadi oposisi.
• VIDEO Beda Sikap Prabowo Saat Berhadapan dengan Grace Natalie & Yenni Wahid, Yang Sabar Sis
Hal ini setelah Gerindra gagal memenangkan pasangannya, Prabowo-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
Prabowo-Hatta kalah atas Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung PDIP bersama sejumlah partai lainnya.
3. Gabung dengan PDIP, Gerindra Pilih Masuk ke Pemerintahan

Meski menjadi rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Gerindra akhirnya memutuskan untuk masuk dalam pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
Sebelum resmi mengumumkan masuk pemerintahan, Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra telah melakukan pertemuan dengan Megawati Seokarnoputri pada 24 Juli 2019 lalu.
• Tak Terima Ditegur karena Merokok, Siswa SMK Ini Tikam Gurunya hingga Tewas, Ini Kronologi Kejadian
Prabowo juga bertemu dengan petinggi parpol koalisi pendukung Jokowi-Amin lainnya seperti Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar.
Hari ini, Senin (21/10/2019), Prabowo resmi mengumumkan partainya masuk ke dalam pemerintahan dengan menjadi menteri di Kabinet Jokowi-Amin.
Menurut Prabowo, ia bakal menjadi menteri di bidang pertahanan.
Surya Paloh Lempar Isyarat Jadi Oposisi
Partai Nasdem memberikan sinyal siap menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi-Maruf Amin jika semua mendukung pemerintah.
Sinyal tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh usai menghadiri pelantikan Jokowi-Maruf di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
"Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya Paloh.

Padahal, selama masa kampanye, Partai Nasdem merupakan salah satu partai yang mendukung Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019.
Menurut Surya Paloh, koalisi gemuk yang ada di pemerintahan dinilainya tidak akan baik untuk negara demokrasi.
• VIDEO Panas Durasi 2 Menit Diduga Dosen & Mahasiswa, Disebar Lewat Twitter, Ada Lukisan Gedung Sate
"Kita harus menjaga sistem checks and balance. Kalau tidak ada lagi yang beroposisi, demokrasi berarti sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki," kata Surya Paloh.
Pengamat Sebut NasDem Bakal Berbahaya bagi Jokowi Jika Jadi Oposisi
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menilai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin terlihat mulai tidak solid.
Menurut Ujang, pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem menyiratkan hal tersebut.
"Iya, betul (koalisi Jokowi-Ma'ruf terlihat tidak solid)," ujar Ujang di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Menurut Ujang, pernyataan Surya Paloh menjadi peringatan terhadap Jokowi yang mengakomodir Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke dalam kabinet.
Selain itu, kata dia, bisa jadi karena Jokowi tidak memberikan posisi Jaksa Agung kepada Nasdem, tetapi diberikan kepada profesional.
• Heboh Ikan Bertuliskan Kata Ambon, Warga Khawatir, Dikaitkan Kejadian Alam, Begini Awal Mulanya
"Ini berbahaya bagi Jokowi karena selama lima tahun, Nasdem tahu kelemahan-kelemahan Jokowi dari dalam," tandas dia.
Menurut Ujang, Surya Paloh dan Nasdem memiliki peran sangat sentral dalam mendukung dan mengawal Jokowi selama lima tahun pertamam.
Namun pada Pilpres 2019, kata dia, Nasdem perannya merasa dikurangi oleh Jokowi.
"Karena itu, Nasdem saat ini sering mengkritik Jokowi. Bahkan siap untuk menjadi oposisi."
"Namun dugaan saya. Nasdem tetap akan di koalisi Jokowi namun minta perannya lebih besar lagi seperti pada periode pertama," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ujang mengingatkan koalisi yang dibangun atas dasar kepentingan, kompromi politik, dan pragmatisme tak akan pernah solid. Koalisi tersebut akan mudah pecah.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
.
ARTIKEL TELAH TAYANG DI TRIBUNNEWSWIKI