Kisah Militer
Dikejar Sampai Mati! Begini Jika Kopassus, Kopaska, Denjaka Bersatu Lawan Perompak Ganas di Somalia
Permintaan Presiden untuk menyatukan satuan khusus TNI yakni Kopassus, Kopaska dan Denjaka ternyata untuk melawan perompak ganas di Somalia.
Antara negoisasi dan serangan
Pada 23 Maret 2011, melalui surat perintah Panglima TNI saat itu, Laksamana Mar Agus Suhartono, strategi diatur.
Helikopter Bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.
Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.
Namun, keberhasilan fifty-fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.
Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.
Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.
Akhirnya, pada 30 April, PT Samudera Indonesia melakukan pembayaran kepada para perompak.
Namun, di tengah waktu itu, para perompak terjadi perselisihan.
Pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.

Ada kemungkinan setelah dibebaskan akan ada kelompok perompak lain yang menyandera.
Saat itu, pasukan Denjaka (Detasemen Jalamangkara) segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.
Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan. Para perompak juga dihabisi.
Satgas Merah Putih melakukan operasi militer dan melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia, setelah para sandera dibebaskan
Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.