Misteri di Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Benarkah 8 Hal Ini memang Ada di Sana?

Seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sekarang tinggal di Jambi pernah menceritakan adanya beberapa misteri di kampus ini

Editor: Duanto AS
Kalyana Anjani, menjadi lulusan termuda ITB d usia 18 tahun. Jumat (19/10/2018) Di diwisuda di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung.(Foto Humas ITB) 

Misteri di Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Benarkah 8 Hal Ini memang Ada di Sana?

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang lulusan Institut Teknologi Bandung ( ITB) yang tinggal di Jambi pernah menceritakan adanya beberapa misteri ini.

Selama dia kuliah di ITB yang masuk daftar kampus terbaik di Indonesia, misteri ini pernah menjadi bahan pembiraan.

Tulisan yang ada albadr.blog, mengulas 8 misteri yang ada di kampus ITB, tepatnya Kampus Ganesha, di Jalan Ganesha Nomor 1, Kota Bandung.

Baca Juga

Kelakuan Parah Mayangsari, Diusir Lantaran Ribut di Pemakaman Soeharto, Terungkap Oleh Sosok Ini

Maksud Sebenarnya Lagu Will The Circle Be Unbroken, Diputar Mahasiswa ITB yang Bunuh Diri

6 Tempat Makan Enak di Sekitaran Kampus ITB, Kuliner Enak Sambil Nikmati Suasana Ganesha 10

Bangunan di kampus ini sangat menarik, karena arsitektur dan rancangannya unik.

Tapi ternyata, banyak misteri yang sampai sekarang menjadi cerita di kalangan mahasiswa-mahasiswi.

Bangunan ini terkenal karena ia memiliki “keajaiban” yang khusus dibanding lokasi lain. Namun pemilik blog ini sampai kini belum menemukan referensi arsitektur yang pasti, entah itu hanya mitos atau urban legend.

"Akan tetapi, sebagai anak ITB saya sih percaya-percaya saja," tulis albadr.blog.

Berikut ini bangunan unik di Ganesha ITB yang unik namun menyimpan misteri rahasia.

1. Masjid Salman

Masjid Salman merupakan titik terselatan dan baling belakang dalam rangkaian Kampus Ganesha ITB di Jalan Ganesha. Masjid Salman adalah masjid kampus pertama di Indonesia.

Nama “Salman” sendiri diambil dari nama sahabat rasulullah Salman Al Farisi yang merupakan seorang insinyur dari persia. Nama ini disematkan oleh Presiden Soekarno sendiri.

Masjid Salman
Masjid Salman ()

Ada keunikan Masjid Salman dibanding masjid pada umumnya. Yang paling kentara adalah ketiadaan kubah di atas masjid ini. Bagi Anda anak baru mungkin agak sulit menemukan masjid ini pada saat pertama kali.

Masjid ini juga tidak memiliki tiang penyangga di tengahnya. Ruang utama masjid berupa ruang besar berlantai kayu yang hanya disangga oleh dinding-dinding berpintu kayu di sekitarnya. Masjid Salman merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan struktur seperti ini. Dan yang paling penting, tentu saja, ini bukan mitos.

2. Gerbang Depan

Gerbang depan ITB merupakan salah satu lokasi ajaib. Lebih tepatnya bunga Petrea volubilis yang mengerubungi kedua gerbang depan tersebut. Bunga ini berbunga sekitar bulan Juni-September dan bermekaran paling lebatnya pada bulan Agustus tepat pada saat masa mulai tahun ajaran baru.

.
. ()

Kalau sudah Agustus, terdapat pula bunga lain berwarna oranye yang mekar di sela-sela bunga ungu. Seolah-olah bunga-bunga ini hidup untuk menyambut mahasiswa-mahasiswa baru yang akan menghabiskan empat tahun hidupnya di kampus ganesha ini nantinya.

.
. ()

Mitos yang sering terdengar adalah bunga gerbang depan ini hanya berbunga pada saat bulan Agustus atau bulan dimana mahasiswa baru datang. Ini hanyalah mitos karena bunga disini berbunga hampir sepanjang tahun.

Sebagai contoh, foto di atas diambil pada awal bulan Mei. Hanya saja biasanya bunganya sangat sedikit. Pada bulan Juni-September bunga gerbang depan ini bermekaran hingga puncak.

3. Plaza Widya Nusantara

Tempat ini berada di tengah-tengah ITB. Selayaknya tempat di tengah sebuah tempat sehistoris ITB, banyak sekali yang bisa dilihat atau bisa dibilang “ajaib” disini.

Plaza Widya Nusantara di antara empat labtek yang kembar dan dinamai labtek kembar. Seperti namanya, keempat labtek ini memang kembar dan pencerminan satu sama lain, mirip meskipun tidak identik 100%.

Dibangun pada akhir abad 20, rencana awal pembangunana adalah delapan labtek kembar. Namun, karena kurang dana jumlah pembangunan dikurangi menjadi empat. Meskpun begitu, empat labtek kembar ini memiliki “saudara perempuan” yakni Labtek 9 (Labtek Geologi Planologi, Geodesi, dan Arsitektur) di tenggara ITB. Labtek 9 memang mirip empat labtek karena dibangun dari sisa dana pembangunannya. Empat labtek ini adalah bangunan satu-satunya (atau empat-empatnya?) yang sudah memiliki nama berupa nama orang.

Plaza Widya atau sering disebut plawid merupakan daerah air mancur dan kanal air.

Dulu Intel Dijadikan Kolam Renang Gratis Favorit Anak-anak
Dulu Intel Dijadikan Kolam Renang Gratis Favorit Anak-anak ()

Di tengah plawid terdapat kolam air mancur yang diberi nama Indonesia Tenggelam atau intel. Kolam ini dinamai demikian karena terdapat peta Indonesia yang tenggelam di dasar kolam. Dari tengah peta Indonesia, terdapat air mancur utama yang menyemburkan air ke ketinggian dua sampai tiga meter.

Di atas titik kota Bandung, terdapat pula air mancur kecil yang menyembur air lebih rendah. Akan tetapi, sekarang air mancur kedua ini tiada daya dan menyemburkan gelembung saja. Mungkin karena pipa semburnya sudah hilang. Mungkin pipa sembur air mancur kedua rusak gara-gara ada badan manusia yang terbang ke arahnya. Intel dulu memang tempat yang sering dimanfaatkan mahasiswa untuk “merayakan” hari ulang tahun temannya. Sayangnya, ritual ini dilarang oleh pihak rektorat setelah lembaga K3L – Kebersihan, Keamanan, dan Kesehatan Lingkungan muncul di ITB.

Di dekat intel, terdapat monumen persahabatan dengan relief berbunyi “Sekali Teman Tetap Teman”. Monumen ini sudah saya singgung sedikit pada artikel The Friendship Monument. Konon katanya, jika sepasang kekasih menyatakan cintanya di monumen ini, cinta mereka tidak akan tumbuh dan keduanya akan selalu menjadi teman selamanya. Friendzone! (becanda gan ^^v)

Di sekitar intel, terdapat relief yang menunjukkan arah mata angin dan jurusan setiap jurusan yang ada di ITB. Maksudnya program studi ini ada di arah mana, program studi ini dimana. Lihat pada gambar di atas dan di bawah. Keramik hitam yang mengelingi Intel ini adalah penunjuk arah jurusan tersebut. Tentu saja tidak semua jurusan tertulis di sini, hanya jurusan yang sudah ada saat plawid dibangun yang muncul di peta jurusan ini renovasi intel dan pembangunan relief ini tahun 2006/2007 yang muncul di peta jurusan ini.

d
 ()

Oh ya, pada waktu-waktu tertentu, di atas air mancur Indonesia Tenggelam ini muncul fenomena difraksi cahaya. Artinya, ada pelangi yang muncul di atas air mancurnya. Menambah keajaiban daerah Plaza Widya Nusantara ini.

Keajaiban Plawid belum habis. Selain adanya peta indonesia di dasar kolam Indonesia Tenggelam, terdapat pula adalah dua kanal aneh yang berhubungan dengan Intel ke utara dan ke selatan. Di dasar kanal ini terdapat titik-titik berwarna yang susunannya sekilas tidak beraturan. Titik-titik ini adalah partitur lagu Indonesia Raya. Seperti partitur, posisi keramik titik berwarna melambangkan nada dan pemisahan keramik dalam rentang tertentu melambangkan birama. Sayang saya belum selesai memecahkan bagaimana cara membaca partitur tersebut. [jangankan yang di kolam, yang di kertas saja nggak mudeng] Seperti layaknya orgel (music box), jika kanal ini dimainkan akan muncul klentingan Indonesia Raya. Saya ingin sekali menyelidiki kebenaran hal ini.

Wah banyak sekali yang aneh di Plawid, terus mitosnya apa? Hmm… Sampai saat ini semua yang dikatakan di atas adalah benar.

.
. ()

Keajaiban yang partitur juga tampaknya benar karena saya sedang mencoba memecahkan cara membacanya.

Nah, yang menjadi mitos di daerah plawid adalah satu bangunan yang bernama Tugu Soekarno yang merupakan tugu peresmian ITB oleh Presiden Sokarno pada Maret 1959. Tugu ini katanya bisa dipakai sebagai jam matahari.

Artinya, kita bisa tahu sekarang jam berapa selama hari itu ada matahari.

Berdasarkan pengamatan sekilas saya, hal ini hanyalah mitos. Kita tidak bisa tahu jam di bawah pukul 10 pagi dan di atas pukul 2 petang. Sinar matahari akan tertutup oleh bangunan di sekitarnya. Kemudian, jam matahari itu biasanya mengandalkan panjang bayangan, bukan posisi banyangan terhadap lingkaran seperti jam dinding biasa. Akan tetapi, mungkin hal ini butuh pengamatan yang lebih berkelanjutan.

4. Titik Gema

Tepat di utara plawid terdapat tempat yang dinamai DPR -di bawah pohon rindang. Ya, memang tempat ini dikelilingi oleh pepohonan hijau dan biasa dijadikan tempat bersantai. DPR berbentuk seperti dua lingkaran. Ubinnya pun mengatakan demikian

Titik gema

Yang ajaib di DPR adalah adalah adanya dua titik biru di tengah lingkaran tersebut. Dua titik tersebut katanya adalah titik gema. Jika Anda berdiri di atas titik tersebut kemudian berteriak ke arah tertentu, Anda akan mendapat gema dari teriakan kamu. Padahal itu di ruang terbuka loh, kok bisa ya?

Sebenarnya ini adalah cuma mitos. Benar sih, tetapi istilah titik gema disini kurang tepat. Ingat kan di fisika SMP dulu ada dua jenis suara pantulan. Titik gaung mungkin adalah istilah yang lebih tepat. Saya sudah pernah mencobanya dan memang terdengar gaung pantulan dari teriakannya. Suara yang kita keluarkan seperti membesar. Akan tetapi, tidak disarankan mencoba gaung disini di saat ramai orang. Kalo nggak malu nggak apa-apa sih.

Titik gema
Titik gema ()

Selain di DPR, terdapat satu buah titik gaung lagi yang cenderung indoor. Tempatnya di selasar arsitektur ITB, di dekat gerbang depan sebelah timur. Kalau yang ini saya belum pernah mencobanya.

Titik birunya juga sepertinya sudah hilang. Untuk analisis mengenai titik gaung ITB ini silakan amati dokumen berikut yang disusun oleh Yuniar Gitta Pratama dalam mata kuliah Akustik.

5. Labtek Biru

Sedikit ke utara lagi kita bisa mendapati gedung yang mencolok dengan warna birunya. Labtek biru namanya. [ya iya lah ya…] Nama aslinya sih Labtek XI. Labtek ini memiliki dua bagian kiri-kanan yang kembar.

Susunan labtek biru membuat seolah-olah ia merupakan bangunan berbentuk trapesium. Labtek biru ini banyak memanfaatkan konstruksi segitiga, yang kata orang sipil enteng tapi kuat, sebagai penyangga langit-langit dan terasnya.

Perpustakaan Pusat ITB Dulu Berkeramik Warna Biru
Perpustakaan Pusat ITB Dulu Berkeramik Warna Biru ()

Di tengah kedua gedung, terdapat gedung kecil yang menghubungkan keduanya. Gedung kecil ini juga berbentuk trapesium dilapisi kaca. Kenapa trapesium kaca? Disain ini dimaksudkan untuk memantulkan lambang separuh DNA yang ada di lantai seberangnya.

Dua sisi gedung ini juga memliki patrian DNA yang sama di lantai terbukanya itu. Tangga tengah gedung ini juga melingkar seperti heliks ganda pada DNA. Dilihat dari dalam dekat tangga, ke atas, Anda akan merasa seperti di dalam virus T-4. Dilihat dari luar DNA di lantai, tangga, dan DNA di pantulan filosofinya membentuk DNA yang utuh.

Ajaib kan?

Nah, mitosnya adalah katanya terdapat titik yang kita bisa melihat ketiga komponen tadi menempel menjadi satu DNA utuh. Entah benar atau tidak, saya belum nemu titiknya.

Oh ya, disain aneh bin ajaib kurang kerjaan ini pernah “dirusak” loh oleh pihak rektorat. Mereka pernah sekenanya memasang jalur anti hujan di atas lantai yang ada DNA-nya tadi. Akibatnya, disain trapesium kaca gedung yang dirancang untuk memantulkan lukisan tadi jadi tidak ada gunanya. Syukurnya, sekarang kondisi labtek biru sudah menjadi sedia kala, sesuai keinginan perancangnya.

6. Perpustakaan Pusat

Titik paling utara kampus adalah gerbang belakang. Ya iyalah! Nggak juga kok, setelah gerbang belakang ada lagi Sabuga yang masih punya ITB, tapi kayaknya nggak termasuk kampus Ganesha, sudah beda jalan soalnya.

Sekarang Warna Perak
Sekarang Warna Perak ()

Ehm.. tapi bukan itu bahasan kita. Di dekat gerbang belakang, berdirilah perpustakaan pusat. Gedung perpus ini empat tingkat. Diselimuti ubin, warnanya dari dulu sangat mencolok. Dahulu ia seperti WC raksasa karena ubinnya warna biru seperti ubin toilet. Sekarang ia seperti makras ultaman dengan ubin besar-besar warna perak mengkilap.

Perpustakaan Pusat ITB Dulu Berkeramik Warna Biru

Yang paling menarik dari perpus ini ada bentuknya yang berundak-undak. Bentuk ini sengaja diciptakan sebagai perlambang buku atau tumpukan buku. Lumayan mirip sih, walaupun nggak eksak mirip. Bisa Anda lihat sendiri di dua gambar atas dan bawah, bentuk perpusnya seperti buku yang ditumpuk-tumpuk. Setidaknya itu filosofi perancangnya.

Nah, mitos yang beredar adalah kalau gedung ini dilihat dari atas dia akan terlihat seperti buku. Hey, kalau mirip mirip buku beneran (satu buah buku), bentuknya cuma kotak doang dong jadinya. Tumpukan buku boleh lah walaupun mungkin tidak semirip yang anda bayangkan. Filosofi bukanlah lukisan realis, kawan.

7. Kampus Ganesha

Bangunan ajaib yang terakhir adalah kampus ganesha itu sendiri. Saat merancang kampus ini, orang Belanda sudah memikirkan posisi ITB masak-masak. ITB awalnya dirancang dengan konsep simetris kiri-kanan.

Kampus ITB Masa Depan (Sisi Belakang)
Kampus ITB Masa Depan (Sisi Belakang) ()

Sumbu tengah adalah ruang tanpa gedung. Dengan demikian Anda akan banyak mendengar gebung barat-timur di ITB misalnya CC Barat CC Timur. Agak membingungkan untuk mencari gedung bagi mahasiswa baru dan orang luar yang pertama kali masuk kesini.

Hint: jangan tertukar GKU Barat dan GKU Timur di hari pertama Anda masuk kuliah.

Dari sumbu tengah ini kita bisa melihat Gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara dan Gunung Papandayan di sebelah selatan. Dari Monumen Kubus, Jam Gerbang Depan, Plawid, Sunken Court semua satu garis lurus hingga gunung sana. Sayangnya sekarang pemandangan Gunung Tangkuban Perahu dari gerbang depan sudah agak tertutup oleh bangunan tinggi di sebelah utara kampus (PAU, perpus).

Kemudian, konsep kampus ganesha adalah progresif. Mungkin diambil dari slogan ITB: In Harmonia Progressio. Progresif disini maksud saya adalah mode bangunan dari depan ke belakang dibuat bertahap.

Di depan kita akan mendapati bangunan kuno. Bangunan gaya lama ini memang sudah ada sejak zaman Belanda. Pertama kali waktu ITB dibangun adalah daerah ini. Kemudian, agak ke tengah kita bisa melihat beberapa bangunan sedang (tiga-empat lantai) dengan gaya semi modern. Empat lablek kembar tadi termasuk bagian yang ini. Akhirnya sampai ke belakang kita bisa mendapati bangunan mode modern. Gaya yang dipakai gaya kekinian. Selayaknya bangunan modern pula, ia bertingkat tinggi. Minimal lima lantai lah.
Perpustakaan, PAU, dan BSC-B merupakan bangunan tinggi di dalam daerah ini. PAU sementara ini memegang rekor gedung tertinggi di ITB: 8 lantai. Paling utara kampus terdapat Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) dan Saraga (Sasana Olahraga Ganesha). Dua area ini adalah area yang bisa dibilang bergaya modern, walaupun tidak berlantai banyak.

Dalam rencana pembangunan kampus ITB 2020, akan dibangun pula tiga gedung tingkat delapan di belakang kampus dan satu di sisi barat kampus. Cocok dengan gaya modern yang memang posisinya di belakang. Dengan demikian, makin mencolok lah keprogresifan bangunan di kampus ini. Keterangan lebih lanjut dapat diamati di http://jica-project.itb.ac.id.

Itulah 8 misteri dan keunikan Kampus ITB atau Kampus Ganesha di Bandung.

Sumber: https://albadr.blog

Misteri di Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Benarkah 8 Hal Ini memang Ada di Sana?

Misteri di Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Benarkah 8 Hal Ini memang Ada di Sana?

Caci Maki Rocky Gerung untuk Prabowo yang Berpaling: Nggak Butuh Tokoh Seperti Dia Nyampahin Negeri!

Ada Apa, Surya Paloh Bakal Ketemu Prabowo Subianto Malam Ini, Soal Koalisi?

Analisis H-7 Pelantikan Presiden, Lihat Beda Sikap Prabowo saat Bertemu Jokowi, Surya Paloh, Wiranto

10 Fakta Miyabi alias Maria Ozawa, Cerita Menyedihkan Diusir dari Rumah hingga Bertemu Pria Tua

Daftar Negara Lolos Putaran Final Euro 2020, Ini Raihan Poin di Tiap-tiap Grup

Subscribe Youtube

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved