Skandal Cinta Segitiga Siswi SMA/K yang Berujung Pengeroyokan hingga Luka Parah dan Pingsan
Akibat cinta segitiga, seorang siswi SMK di Magetan yang berinisial IMS (16) mengalami luka parah hingga pingsan lantaran dikeroyok siswi lainnya.
Skandal Cinta Segitiga Siswi SMA/K yang Berujung Pengeroyokan hingga Luka Parah dan Pingsan
TRIBUNJAMBI.COM - Inilah lima fakta kasus cinta segitiga yang meilbatkan pelajar SMA dan SMK di Magetan.
Akibat cinta segitiga, seorang siswi SMK di Magetan yang berinisial IMS (16) mengalami luka parah hingga pingsan lantaran dikeroyok siswi lainnya.
IMS dikeroyok segerombolan siswi MA di Magetan (setara SMA) yang rupanya memendam rasa terhadap pacar korban.
Berikut lima fakta siswi SMK di Magetan dikeroyok segerombolan siswi MA karena Cemburu
Baca: SEDANG TIDUR Remaja 17 Tahun Diculik dan Diperkosa Lalu Dijual ke Jakarta, Begini Nasibnya Kini!
Baca: Postingan Ustaz Abdul Somad Menyindir Ammar Zoni dan Irish Bella, Warganet Ramai-ramai Mention
1. Bermula dari Satus Media Sosial
Peristiwa pengeroyokan terhadap IMS oleh geng siswi MA di Magetan terjadi di Desa Sambirembe, Kecamatan Karangrejo, Magetan pada Sabtu (6/10/2019).
Ditutirkan IMS, mulanya ia mengunggah foto dirinya dengan pacarnya di ponsel sang pacar.
Pelaku pengeroyokan lantas melihat unggahan di medsos tersebut.
Rupanya, pelaku pengeroyokan turut menyukai pacar korban.
Ia pun lantas mengirim pesan ke ponsel pacar IMS yang saat itu dipegangnya.
“Begitu status naik, pelaku mengirim pesan WA ke nomor ponsel pacar saya yang saya bawa.”
“Dia mengolok-olok, tapi saya tidak menangganinya. Saya hanya jawab ‘ya’ dan ‘tidak’,” kata IMS kepada SURYAMALANG.COM, Senin (7/10/2019).

2. Dijawab Singkat, Emosi Pelaku Tersulut
Menurut Ina, pengeroyokan terjadi pada Sabtu (6/10/2019) lalu, bermula dari unggahan fotonya bersama pacarnya, yang ternyata merupakan cowok idaman pelaku.
IMS yang saat itu memegang ponsel pacarnya menanggapi singkat chat dari pelaku.
Jawaban singkat dari IMS ternyata membuat pelaku naik pitam.
Alhasil, pelaku pun mengajak IMS untuk ketemuan.
“Pelaku mengartikan lain jawab ‘ya’ dan ‘tidak’ itu. Saya dianggap mengejek. Tiba-tiba saya dicegat di Desa Sambirembe,” jelas IMS.

3. Detik-detik Terjadinya Perkelahian
Ketika kedua pihak bertemu, pelaku mengajak serta sejumlah kawannya.
Menurut pengakuan IMS, pelaku tiba-tiba melemparkan ponsel ke arah pelipisnya.
Tak hanya itu, pelaku juga menarik jilbab korban hingga ia jatuh telentang.
Saat terjatuh inilah, para pelaku lantas menginjak dada dan memukul bibir korban.
Akibat sejumlah kekerasan yang diterimanya, korban sempat tak sadarkan diri atau pingsan.
“Saya tidak pasti jumlah orang yang mengeroyok saya. Tapi saya merasa ada yang menarik dari belakang.”
“Lalu ada menginjak-injak dada kiri saya. Saya juga dilempar ponsel sehingga pelipis saya berdarah. Saya juga hilang kesadaran (pingsan),” katanya.
Baca: Selain Jadi Pelukis, Ini Deretan Profesi & Prodi yang Cocok untuk Kamu yang Hobi Menggambar
Baca: Begini Ungkapan Hati Gisella Anastasia Saat Memutuskan Bercerai Dengan Gading Marten!
4. Komentar Pihak Sekolah Korban
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK korban, Arif Mukayat mengatakan kasus penganiayaan yang menimpa siswinya itu hanya salah paham.
“Siswi itu sudah masuk sekolah. Karena dia dipanggil polisi untuk dimintai keterangan, saya ikut mendampinginnya,” kata Arif.
Arif mengungkapkan pelipis korban mengalami luka robek sekitar 1,5 sentimeter.
Korban juga merasakan sakit di bibir atas, dan bahu, dan dada kiri.
“Awalnya kasus ini terdengar simpang siur. Ada yang bila korban dikeroyok anak punk. Juga ada yang bilang kasus ini karena perkelahian antar gank siswi.”
“Setelah saya tahu, ternyata itu hal biasa,” imbuhnya.
5. Kasus Serupa di Jombang, Cinta Segitiga Berujung Duka
Cinta segitiga yang melibatkan Achmad Dwi Antoko (21), Budiono (48), dan wanita berinisial PR (38) berujung pada pembunuhan.
Budiono membunuh Antok di tepi Jalan Basuki Rahmat, Jombang, Rabu (2/10/2019).
Saat ditemukan, Antok tewas dalam posisi mirip orang sujud.
Polisi sudah menangkap Budiono yang diduga membunuh Antok.
Polisi menangkap Budiono di Kecamatan Ploso.
“Alhamdulillah, setelah olah TKP dan memeriksa saksi, kami bisa menemukan pelaku,” terang AKBP Boby Pa'ludin Tambunan, Kapolres Jombang kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (3/10/2019).
Boby menjelaskan motif pembunuhan ini adalah pelaku cemburu kepada korban.
“Pelaku dan korban sama-sama mencintai perempuan berinisial PR,” terangnya.
Menurutnya, sebenarnya korban dan pelaku saling kenal.
Pelaku sudah merencanakan menghabisi nyawa Antok sekitar dua hari sebelum pembunuhan.
Sejak saat itu Budiono sudah membawa pisau yang diselipkan di balik baju.
Tahu korban berada di rumah PR, Budiono menyusul.
Akhirnya pelaku dan korban terlibat perkelahian.
Dalam perkelahian itu, pelaku menusuk korban menggunakan pisau dapur.
Korban mengalami sejumlah luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya sehingga tewas.
Mengetahui korban tewas, pelaku kabur dengan menaiki becaknya.
Untuk menghilangkan jejak, pelaku membuang pisau di Sungai Brantas.
Dalam kasus ini polisi menyita sepasang sandal dan baju milik korban, serta becak warna hijau milik pelaku.
Sebelumnya, mayat lelaki ditemukan tergeletak di tepi Jalan Basuki Rahmat, Jombang, Rabu (02/9/2019) pagi.
Saat ditemukan, mayat dalam kondisi tertelungkup, mirip orang bersujud, di sisi utara Jalan Basuki Rahmat.
Korban berkaus hijau dan celana pendek warna krem.
Ada luka bekas sayatan di tubuh korban. Juga ada ceceran darah di dekat mayat korban.
Mayat tersebut adalah Achmad Dwi Antoko (21), warga Jalan Madura, Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang.
Korban adalah penjual kopi di Alun-alun Jombang.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul 5 Fakta Cinta Segitiga Murid SMA Magetan, Gadis 16 Tahun jadi Korban, Kasus Lain Terjadi di Jombang, https://suryamalang.tribunnews.com/2019/10/08/5-fakta-cinta-segitiga-murid-sma-magetan-gadis-16-tahun-jadi-korban-kasus-lain-terjadi-di-jombang?page=all.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi