Bisnis Anak Soeharto Diungkit-ungkit, Benny Akhirnya Dicopot dari Posisi Strategis
Tak ada yang menyangka, peristiwa di depan meja biliar membuat hubungan Soeharto dan Benny Moerdani merenggang.
TRIBUNJAMBI.COM - Tak ada yang menyangka, peristiwa di depan meja biliar membuat hubungan Soeharto dan Benny Moerdani merenggang.
Persoalan teguran tentang bisnis anak-anak Soeharto membuat Benny Moerdani, yang seorang Jenderal TNI, diganti.
Awalnya, hubungan keduanya sangat dekat.
Benny Moerdani sejak dahulu dikenal sebagai loyalis Soeharto.
Dia merupakan orang dekat Soeharto, yang kerap dipercaya menjalankan operasi-operasi rahasia.
Namun sebuah peristiwa di meja biliar merusak hubungan keduanya.
'Raja intel' ini membuat Presiden Soeharto geram lantaran sebuah teguran.
Soeharto marah besar hingga berdampak kemudian hari.
Baca: 17 Kali Naik Pangkat hingga Perwira Kopassus, Kisah Preman Terminal Insaf Daftar Pakai Kaus Singlet
Baca: Perwira Ini Bocorkan Rencana Penculikan Para Jenderal saat G30S PKI ke Soeharto, Malah Dipenjara
Baca: Aminah dan Ayam Peliharaannya Terkicuh Lihat Langit Merah dan Gelap di Siang Bolong
Baca: VIDEO: Mencekam Tengah Hari Macam Malam, Langit di Jambi Berubah Oranye Akibat Kebakaran Lahan
Benny Moerdani merupakan lelaki berkepribadian keras.
Moerdani lahir pada 2 Oktober 1932 di Cepu, Blora, Jawa Tengah.
Sejak umur 13 tahun, dia sudah menjadi tentara pelajar dan ikut berpartisipasi dalam menyerang Belanda di Solo.
Setelah Indonesia merdeka, Benny menyelesaikan SMP dan SMA sambil bekerja.
Kemudian dia masuk Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) pada 1951. Dia tekun menjadi tentara dan kenyang pengalaman tempur.
Sejak masih berpangkat kapten di TNI AD dan menjadi anggota RPKAD (sekarang Kopassus), Benny Moerdani sudah menjalin hubungan akrab dengan Soeharto.
Hubungan itu dimulai sejak era 1960-an, saat Soeharto sudah berpangkat mayor jenderal.
Soeharto sangat mengagumi Benny karena piawai dalam strategi tempur.
Selain itu, Benny cerdas dalam memecahkan masalah secara intelijen.
Urusan pelik, baik di dalam maupun di luar negeri, selalu dipercayakan kepada Benny.
Misalnya ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia pada 1964.
Pak Harto yang merasa pemecahan masalah secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu memutuskan mengambil langkah intelijen serta diplomasi.
Benny diberi tugas menyelesaikan.
Akhirnya, Indonesia dan Malaysia kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa merugikan kedua negara.
Teguran di meja biliar
Dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, Tempo, PT Gramedia, 2015 dan Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan, Julius Pour, Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman 1993, hubungan dua tokoh itu diulas dengan menarik.
Saat Soeharto menjabat presiden kedua, hingga lebih dari 30 tahun pada1967-1998, Benny Moerdani dipercaya sebagai ‘tangan kanannya'.
Benny menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, sekaligus pengawal presiden.
Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.
Benny Moerdani memang pria berprinsip. Meskipun seorang loyalis Soeharto, Benny bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.
Dia berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.
Peristiwa itu dimulai saat 1984.
Kala itu, sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI (TNI) bukan oleh warga sipil.
Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri menegur Soeharto.
Teguran ke Soeharto itu terkait bisnis anak-anaknya yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Ternyata Soeharto tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar.
Setelah itu, hubungan Pak Harto dengan Benny Moerdani memburuk.
Benny Moerdani kemudian dicopot dari jabatan Panglima ABRI, meski belakangan Soeharto menolak jika disebut pencopotan ituakibat ‘teguran' yang telah dilakukannya.
Selama bertahun-tahun hubungan itu belum membaik.
Hingga pada suatu hari, pada Agustus 2004, Soeharto menjenguk Benny yang sedang sakit keras.
Benny terbaring di RSPAD, Jakarta.
Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan sahabatnya pada 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anak Soeharto yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto, pada 21 Mei 1998, kekuasaannya tumbang.
Soeharto juga mengatakan kepada Benny, jika teguran itu dipatuhi, dia tidak akan sampai lengser dari kursi presiden akibat demo besar-besaran dan kerusuhan sosial yang terjadi di mana-mana.
Biodata:
Nama: Leonardus Benyamin Moerdani
Populer: LB Moerdani atau Benny Moerdani
Lahir: Cepu, Blora, Jawa Tengah, 2 Oktober 1932
Meninggal: Jakarta, 29 Agustus 2004
Pangkat militer: Jenderal TNI
Karier militer Benny Moerdani:
RPKAD, Kopassus
Berbagai operasi militer: pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 pada 1981
Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan
Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib)
Kepala Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat)
Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin)
Pangkopkamtib.
Panglima ABRI
Karier pemerintahan:
Kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat.
Menteri Pertahanan dan Keamanan
Konsul Jenderal Indonesia di Korea
Baca: Mencekam, Langit Jambi Berubah Oranye, Kabut Asap dan Kabut Asap di Muarojambi Makin Parah
Baca: VIDEO: Mencekam Tengah Hari Macam Malam, Langit di Jambi Berubah Oranye Akibat Kebakaran Lahan
Baca: Eks Pemain Timnas Ini Dapat Sanksi Berat Gara-gara Tusuk Wasit. Arema dan Persija Dapat Sanksi!
Baca: Ibu Tien Marah Besar, Soeharto Ketahuan Temui Ratna Dewi Soekarno Momen G 30S PKI