Berita Tanjab Timur
Beredar Kisah Mistis di Balik Hilangnya Kepala Syahbandar saat Mancing di Air Hitam Laut, Misterius
Karena korban tidak kunjung terlihat, semua teman korban memutuskan untuk mencari korban dengan menyusuri jalan pergi. Misteri hilangnya Syahbandar di
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Duanto AS
Karena korban tidak kunjung terlihat, semua teman korban memutuskan untuk mencari korban dengan menyusuri jalan pergi. Misteri hilangnya Kepala Syahbandar di Taman Nasional Berbak. Disembunyikan siapa?
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Dua pekan berlalu, sejak Kepala Syahbandar Air Hitam Laut, Tanjung Jabung Timur, Jambi, hilang secara misterius saat pergi memancing bersama rombongan.
Sejak hilang pada Senin (2/9/2019), hingga Senin (16/9/2019) pagi, Pengan Taupani (53) belum juga ditemukan.
Keberadaan Kepala Syahbandar bernama Pengan Taupani (53) masih dalam pencarian.
Muncul cerita mistis di antar warga sekitar, tentang lokasi hilangnya warga RT 07 RW 04, Kecamatan Nipah Panjang tersebut.
Cerita itu simpang siur beredar.
Lowongan Kerja PT Telkom untuk Lulusan S-1, Segera Cek Online, Besok Hari Terakhir Pendaftaran
Lowongan Kerja di Jambi 10 Perusahaan pada September 2019, Ini Link dan Syarat
Lowongan Kerja Bank Indonesia September 2019, Ini Perkiraan Gaji Pegawai BI yang Paling Rendah
Kebakaran Hutan Terus Terjadi, Foto yang Beredar, Undang Empati Warganet, Pyton hingga Orang Utan
Daftar Harga Logam Mulia Emas Hari Ini 16 September 2019, untuk Antam dan UBS
Itu yang membuat Pengan Taupani hingga kini belum ditemukan.
Sempai pagi ini, proses pencarian oleh masyarakat sekitar dan tim gabungan terus dilakukan.
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Terhitung dua pekan lebih Kepala Syahbandar hilang secara misterius.
Camat Sadu, Frans, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com melalui sambungan ponsel tidak dapat menuturkan banyak hal terkait perkembangan pencarian Kepala Syahbandar tersebut.
"Hingga saat ini saya belum mendapatkan perkembangan terbaru terkait pencarian korban hilang tersebut. Dan terakhir masih dalam tahap pencarian oleh tim," ujarnya singkat.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Syahbandar Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), hilang.
Dia hilang saat perjalanan pergi memancing ke Simpang Gajah Taman Nasional Berbak, sekitar pukul 13.00 WIB, Senin (2/9) lalu.
Pengan Taupani (53) pergi memancing bersama tujuh temannya Upek, Ambok Mek, Imam, Supri, Dalik dan Mus.
Seorang warga bernama Acok mengatakan dari informasi yang didapatnya, Senin (2/9) pagi sekira pukul 05.00 WIB berangkat.
Dia beserta tujuh rekannya berangkat dari Kuala Air Hitam Laut menggunakan ketek menuju Simpang Gajah Taman Nasional Berbak dengan maksud memancing ikan.

Sesampainya di tujuan, enam orang rekan korban naik ke daratan dan berjalan mencari tempat pemancingan.
Pengan Taupani dan satu orang temannya tinggal di ketek karena air kering akibat kemarau.
"Kemudian korban dan rekannya menyusul enam temannya yang sebelumnya sudah duluan. Dalam perjalanan, posisi korban berjalan di bagian belakang," ujarnya.
Namun saat tiba di lokasi tempat enam orang temannya memancing, teman korban baru sadar bahwa korban tidak ada di belakang.
Karena korban tidak kunjung terlihat, semua teman korban memutuskan untuk mencari korban dengan menyusuri jalan pergi.
"Hingga Senin sore, korban juga tidak ditemukan. Kemudian dua orang turun kembali ke Kampung Air Hitam Laut untuk minta pertolongan," bebernya.
Cerita mistis beredar
Di balik hilangnya Kepala Syahbandar Air Hitam Laut secara misterius, sebagian warga menyebut lokasi hilangnya korban menyimpan cerita mistis tersendiri, Senin (16/9)
Selain manusia, satwa dan alam liar, disebut-sebut bahwa makhluk tak kasat mata juga berada di sekitar ssana.
Sebagian masyarakat memercayai di beberapa lokasi terkenal menjadi tempat berdiam makhluk astral tersebut.
Begitu pula dengan hilangnya Kepala Syahbandar Air Hitam Laut saat pergi memancing bersama rombongan.
Seorang warga Nipah Panjang Hamka yang sedikit banyak mengetahui cerita di kawasan TNB tersebut menuturkan.
Dia mengatakan lokasi hilangnya Kepala Syahbandar terkenal rawan atau dapat dikatakan zona merah melihat lokasi yang berada di kawasan hutan lindung Taman Nasional Berbak (TNB).

"Kalau masyarakat sudah mengenal lokasi tersebut rawan, baik rawan hewan buas, gangguan kriminal (perompak), dan juga hal tak kasat mata. Mengingat kawasan tersebut merupakan hutan belantara," ujarnya.
Terkait hilangnya Kepala Syahbandar, dia mendapatkan kabar bahwa saat proses pencarian beberapa waktu lalu seorang anggota tim sempat mengalami kerasukan.
Dia menyebut saat kejadian makhluk penghuni kawasan tersebut meminta agar tim segera keluar dan meninggalkan lokasi. "Jika tidak apa yang mereka cari akan terus disembunyikan," tuturnya.
"Kalo tim tadi terus mencari dan tidak keluar, maka yang mereka cari (korban) akan terus disembunyikan lebih jauh lagi ke dalam hutan," ujarnya.
"Dugaannya di lokasi tersebut memang ada istana alam gaib yang tidak bisa disampaikan secara kasat mata, intinya kita jangan takabur dan ngebleng sangat berbahaya di wilayah tersebut," jelasnya.
Terlepas dari cerita mistisnya, hingga saat ini tim Basarnas dari provinsi dan gabungan juga belum berhasil menemukan korban hilang tersebut. Bahkan saat ini tim sudah kembali.
Komandan Polair Nipah Panjang, Bripka Midom, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com, mengatakan hingga saat ini korban hilang masih belum ditemukan.
Terakhir kali, Tim SAR juga belum menemukan.
"Kalo itukan posisi hilangnya di darat bukan di laut atau sungai. Kemarin tim gabungan juga sudah mencari, namun belum membuahkan hasil. Dari informasi yang saya terima barusan juga tim Basarnas juga sudah pulang karena sudah lumayan lama mereka melakukan pencarian dan ada batasan waktunya," ujarnya.(Abdullah Usman / Tribunjambi.com)
Subscribe Youtube
Balas Dendam ke Suami, Istri Tega Bunuh Anak Kembarnya Saat Tidur
Promo TIX ID Hari Ini, Ada Diskon 50 Persen untuk Tiket Pertama Film Danur 3: Sunyaruri, Ini Caranya
Polemik KPK, Benarkah Pimpinan Tak Kompak? Basaria Panjaitan dan Putri Gus Dur Beri Komentar
Pertempuran Brutal di Desa Mapu, Kopassus vs Pasukan Elite Inggris pada Bulan April, Musuh Hancur