23 Mei 1998 Silam, BJ Habibie Bikin Keputusan Besar dalam Sejarah: Copot Prabowo dari Pangkostrad

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah ini terjadi 21 tahun silam, tepatnya 23 Mei 1998. Sehari setelah dilantik menjad

Editor: ridwan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Ke 3 RI BJ Habibie 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah ini terjadi 21 tahun silam, tepatnya 23 Mei 1998. Sehari setelah dilantik menjadi Presiden menggantikan Soeharto, Bacharuddin Jusuf Habibie membuat keputusan besar dalam sejarah. Dia mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Kostrad.

Keputusan besar itu diambil Habibie setelah mendengar laporan Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengenai pergerakan pasukan Kostrad secara besar-besaran dari luar kota menuju Jakarta.

Selain itu, sebagian di antara pasukan itu disebut telah "mengepung" kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Kepresidenan.

Setelah memutuskan pencopotan Prabowo yang digantikan sementara oleh Letjen Johny Lumintang, Habibie mendapat laporan bahwa Prabowo ingin bertemu.

Baca: PRAJURIT Kopassus 18 Hari Hilang di Hutan Papua: 3 Sosok Misterius Membantu Selama Tersesat

Habibie mengaku menyimpan kekhawatiran saat menantu presiden kedua RI Soeharto itu ingin bertemu.

"Bagaimana sikap dan tanggapan Pak Harto mengenai kebijakan saya menghentikan Prabowo dari jabatannya sebagai Pangkostrad? Apakah Beliau tersinggung dan menugaskan menantunya untuk bertemu saya," tulis Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan.

Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006). Hal lain yang mengganggu pikiran Habibie adalah jika Prabowo membawa senjata.

Baca: Rela 3 Tahun Belajar di Lantai, SDN 104 Muara Tembesi Kekurangan Ruang Belajar

Menurut peraturan, siapa pun yang menghadap Presiden memang tidak diizinkan membawa senjata.

"Tentunya itu berlaku untuk Panglima Kostrad. Namun bagaimana halnya dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowo juga akan diperiksa? Apakah pengawal itu berani?" tulis Habibie. Habibie juga berpikir, bisa saja dia menolak Prabowo.

Namun, Prabowo tetap dianggap perlu didengar pendapatnya. Sebab, dialog dianggap Habibie sebagai proses untuk saling mengerti dan memahami.

Baca: Motor yang Bisa Angkut 4 Orang,  Bermesin 266 Cc Bajaj Qute dengan Kontrol Mobil

Pertemuan pun dilakukan pada 23 Mei 1998. Habibie mengungkap bahwa obrolan mereka dilakukan dalam bahasa Inggris, sebagaimana biasa ketika mereka bertemu. Dialog itu pun berlangung cukup panas.

"Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," demikian ucapan Prabowo, seperti yang diungkap Habibie.

Habibie pun menjawab bahwa dia tidak memecat Prabowo, melainkan mengganti jabatannya. Setelah mencopot dari jabatan Pangkostrad, Prabowo memang ditempatkan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

Namun, Prabowo menanyakan alasan pencopotan itu. Ketika itu Habibie pun menjawab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, yaitu kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Merdeka.

Baca: Penyejuk Udara Ditawarkan Rp 799 Ribuan, Super Deals Sale di ACE Boom Sale

Prabowo pun memberikan penjelasan. "Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," ujar Prabowo.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved