Perempuan Indigo Menerawang KKK di Desa Penari, Furi Harun Paparkan Ritual Penari Zaman Dahulu
Furi Harun mengklaim observasi dilakukan pada 1970 - 1972 di kawasan Yogyakarta. Menurut observasi tersebut, terdapat korban di ritual penari ...
TRIBUNJAMBI.COM - Cerita horor KKN di Desa Penari yang viral medsos, disebut-sebut merupakan kisah nyata.
Perempuan yang memiliki kemampuan indigo bernama Furi Harun, angkat suara terkait cerita horor KKN di Desa Penari.
Ada pemaparan menarik dari Furi Harun.
Dia menuturkan sejumlah kesaksiann terkait cerita KKN di Desa Penari.
Desa Penari menjadi heboh di masyarakat karena adanya cerita KKN di kawasan itu.
Baca Juga
Kronologi Pembunuhan Remaja Suku Baduy, S (13) Dibacok Dibunuh lalu Dirudapaksa secara Sadis
BREAKING NEWS, Kondisi Udara di Tanjab Timur Masuk Level Berbahaya
Bandingkan Bau Asap Karhutla di Muarojambi Pagi dan Malam, Warga Paparkan Kondisi Sebenarnya
Sadis Banget, Ibu Kandung Merestui Anaknya Digagahi Ayah Tiri di Jambi, Dibayar Rp 300 Ribu
Foto Gisel Pakai Baju Ketat sedang Dugem Beredar, Terekam Kamera Asyik Joget Dengan Cowok
Teka-teki di mana lokasi cerita horor KKN di Desa Penari yang tengah viral di media sosial jadi perbincangan hangat netizen.
Viralnya cerita KKN di Desa Penari membuat netizen bersepekulasi di mana lokasi-lokasi tersebut.
Teka-teki Desa Penari ini pun berusaha dikuak Furi Harun.
Saat menjadi narasumber di program acara Pagi Pagi Pasti Happy (P3H) di Trans TV, pada Kamis (5/9/2019), Furi Harun menyebut ritual yang diceritakan di kisah Desa Penari itu tidak ada.
Hal itu disampaikan oleh Furi Harun karena ia telah mencari tahu dengan berkoordinasi beberapa komunitas di daerah.
"Kalau yang saya lihat, mohon maaf kalau salah. Untuk Desa Penari (Rowo Bayu, Banyuwangi) yang disebutkan tadi itu nggak karena saya sudah koordinasi dengan beberapa teman di komunitas, ternyata tidak ada ritual seperti itu," ucap Furi Harun.
Dijelaskan Furi Harun, ia bersama rekannya sempat mengobservasi sebuah ritual penari, meskipun tak menemukan ritual yang diceritakan di kisah Desa Penari.
Furi Harun mengklaim, observasi tersebut dilakukan pada tahun 1970 - 1972 di kawasan Jogja.
Bahkan, menurut observasinya tersebut, terdapat korban di ritual penari yang dilakukan.
"Yang pernah kita observasi adalah ritual penari zaman dahulu sekitar tahun 1970-1972 di daerah Jogja dan itu memang memakan korban dan tumbal tetapi setelah itu tak ada," ungkap Furi Harun.
"Jadi semua ini sebagai settingan dan fiktif?" tanya Uya Kuya sebagai host acara.
