Apa Hukum Ucap Doa Tahun Baru 1 Muharram 1441 H? dan Niat Puasa Asyura Lengkap Keutamaannya

Simak kajian hukum mengucap doa akhir tahun dan doa awal tahun menyambut 1 Muharram 1441 H, dan simak juga niat puasa Asyura

Editor: Nani Rachmaini
IST
Ilustrasi berdoa. Simak kajian hukum mengucap doa akhir tahun dan doa awal tahun menyambut 1 Muharram 1441 H, dan simak juga niat puasa Asyura 

Apa Hukum Ucap Doa Tahun Baru 1 Muharram 1441 H? dan Niat Puasa Asyura Lengkap Keutamaannya

Ustadz Aris Munandar melalui video via channel YouTube Yufid TV mengatakan bahwa bacaan doa awal tahun dan akhir tahun tidak ada tuntunannya dari Nabi SAW.

TRIBUNJAMBI.COM-Hukum Doa Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H dan niat puasa Asyura, jangan lewatkan.

Selamat datang Tahun Baru Islam.

Mari kita bersuka cita menyambutnya.

Seluruh umat Islam akan menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H, Ahad atau Minggu (1/9/2019).

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriah.

Bulan Muharram menjadi salah satu bulan penting dan suci bagi umat Islam selain bulan Ramadhan dan Dzulhijjah.

Keistimewaan 1 Muharram yakni peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.

Rasulullah SAW juga menyebut Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa dan disunnahkan memperbanyak amalan.

Allah SWT menjelaskan dalam Alquran bahwa bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang disucikan Allah SWT.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram."

"Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS At-Taubah: 36)

Namun saat ini, banyak sekali amalan-amalan yang salah dilakukan ketika menyambut bulan suci Muharram ini.

Di antara amalan tersebut adalah doa ketika awal dan akhir tahun.

Bagaimana hukum doa awal dan akhir tahun yang biasanya dilakukan saat Tahun Baru Islam?

Berikut adalah hukum amalan doa ketika memperingati tahun baru Islam 1 Muharram dikutip dari laman Rumaysho.com, Rabu (28/8/2019) :

Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah berkata, “Syariat Islam tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun."

"Manusia saat ini banyak yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali.” (Tashih Ad Du’a’, hal107)

"Syaikh ‘Abdullah At Tuwaijiriy berkata, “Sebagian orang membuat inovasi baru dalam ibadah dengan membuat-membuat doa awal tahun dan akhir tahun. Sehingga dari sini orang-orang awam ikut-ikutan mengikuti ritual tersebut di berbagai masjid, bahkan terdapat para imam pun mengikutinya."

"Padahal, doa awal dan akhir tahun tersebut tidak ada pendukung dalil sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dari para sahabatnya, begitu pula dari para tabi’in. Tidak ada satu hadits pun yang mendukungnya dalam berbagai kitab musnad atau kitab hadits.” (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 399).

Dilanjutkan pula oleh Syaikh At Tuwaijiriy di halaman yang sama, “Kita tahu bahwa doa adalah ibadah. Pengkhususan suatu ibadah itu harus tawqifiyah (harus dengan dalil). Doa awal dan akhir tahun sendiri tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula pernah dicontohkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum.”

Ustadz Aris Munandar melalui video via channel YouTube Yufid TV mengatakan bahwa bacaan doa awal tahun dan akhir tahun tidak ada tuntunannya dari Nabi SAW.

Menurut Ustadz Aris Munandar, penetapan awal dan akhir tahun atau kalender belum ada saat zaman Nabi Muhammad, tapi sudah ada nama-nama bulan.

Sehingga, satu hal mustahil dan tidak mungkin Nabi mengajarkan suatu amalan tertentu di awal dan akhir tahun.

"Oleh karena itu bisa dipastikan bahwa amalan awal tahun dan akhir tahun Hijriyah adalah amalan yang mengada-ada yang tidak pernah dituntunkan dan diajarkan oleh Nabi SAW," ujar Ustadz Aris Munandar.

Lalu amalan apa yang bisa kita lakukan saat momen Tahun Baru Islam 1 Muharram ini?

Amalan yang jelas sekali dianjurkan dilakukan saat bulan Muharram adalah puasa Asyura dan puasa Tasua.

Puasa Tasua dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sementara Puasa Asyura dianjurkan untuk dilaksanakan pada 10 Muharram.

Puasa Muharram

Pada bulan Muharram yang mulia ini, kita dianjurkan memperbanyak puasa.

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram” (HR Muslim).

Dalam hadits ini disebutkan bahwa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu bulan Muharram.

Dan di dalam bulan Muharram terdapat anjuran untuk berpuasa di Hari ‘Asyura.

Keutamaan Amalan Puasa

Sebelum kita membahas keutamaan puasa ‘Asyura, sungguh puasa itu sendiri adalah amalan yang Allah sendiri akan membalasnya, dan mendapatkan pelipatgandaan pahala.

Bacalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut ini,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku” (HR Muslim).

Kemudian sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka, ’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Keutamaan Puasa ‘Asyura

Setelah membaca hadits-hadits Nabi secara umum tentang keutamaan orang yang berpuasa, di dalam bulan Muharram terdapat anjuran secara khusus untuk berpuasa pada Hari ‘Asyura. 

Hari 'Asyura 2017 jatuh pada hari Sabtu (30/9/2017) atau 10 Muharram 1439 H.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda tentang puasa ‘Asyura,

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Puasa ‘Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Kemudian terdapat suatu hadits yang menceritakan bahwa seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam tentang pahala puasa hari ‘asyura. Maka beliau menjawab:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa-dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Berikut niat dari puasa Asyura.

,

Sejarah dan Hukum Puasa ‘Asyura

Shahabat ‘Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengerjakan puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para shahabat untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan hal tersebut- yakni berhenti mewajibkan mereka mengerjakan dan hukumnya menjadi mustahab (sunnah).” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kemudian perkataan shahabat Mu’awiyyah Radhiyallahu ‘anhu, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Hari ini adalah hari ‘Asyura. Allah tidak mewajibkan atas kalian berpuasa padanya, tetapi aku berpuasa, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah. Dan barangsiapa yang ingin berbuka (tidak berpuasa), maka berbukalah” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dari kedua hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum bepuasa pada Hari ‘Asyura adalah mustahab (dianjurkan), yang sebelumnya adalah wajib.

Tatkala disyariatkan puasa Ramadan, maka hukum puasa ‘Asyura menjadi Sunnah

Menambah Puasa pada Tanggal 9 Muharram

Dianjurkan untuk menambah puasa ‘Asyura pada tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melakukan puasa hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, kemudian pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara”.

Lantas Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insyaa Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari ke-9.”

‘Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR Muslim)

Semangat dalam Mengerjakan Amalan yang Dianjurkan

Meskipun hukum melaksanakan puasa ‘Asyura adalah sunnah dan tidak sampai wajib, hendaknya seorang muslim tetap semangat dalam melaksanakan amalan tersebut. Karena hal ini menjadi salah satu sebab Allah akan mencintainya.

Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Qudsi,

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya…” (HR Al-Bukhari)

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri sangat bersemangat dalam menjaga amalan Puasa ‘Asyura.

عن ابن عباس – رضي الله عنه – أنه سئل عن يوم عاشوراء فقال: ” ما رأيت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يوماً يتحرى فضله على الأيام إلا هذا اليوم – يعني يوم عاشوراء – وهذا الشهر يعني رمضان

Dari ‘Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu menjaga keutamaan satu hari diatas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (maksudnya, hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (maksudnya, bulan Ramadhan)” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Sebagai seseorang muslim yang mengaku cinta kepada Nabi, semestinya kita mencontoh amalan-amalan yang dilakukan oleh beliau, meskipun dalam perkara yang dianjurkan. Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa semangat beramal shalih dan beribadah sesuai dengan apa yang telah Allah syariatkan.

BERITA POPULER:

Kronologi Siswi SMA Gunakan Daster Masuk Ruang Kepsek, Didatangi Satpol PP sedang Lakukan Hal Ini

Begini Pengakuan Sebenarnya Penulis Cerita Mahasiswa KKN di Desa Penari yang VIRAL di Media Sosial!

VIDEO: Detik-detik Bos Taksi Asal Malaysia Sebut Indonesia Negara Miskin

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

(rumaysho.com/muslimah.or.id)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Hukum Doa Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H dan Niat Puasa Asyura, Jangan Lewatkan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved