Soekarno Terseret Pintu Mobil di Serambi Istana Merdeka, Keseharian Presiden yang Tak Terekspose

Pernah membayangkan keseharian Soekarno saat di luar tugas-tugasnya sebagai Presiden Republik Indonesia?

Editor: Duanto AS
Intisari
Mobil Soekarno sedang dicek kondisinya. 

Sejak kejadian itu, sopir BK selalu harus turun dari mobil ketika BK akan turun dari mobil, dan baru naik ke mobil setelah BK sudah naik.

Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961
Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961 ((Ipphos))

Bung Karno tidak pernah lupa membawa tongkat kebesaran. 

Salah satu tongkat komandonya merupakan hadiah dari Presiden Filipina Quirino.

Tongkat itu yang sering dia bawa ke mana-mana dalam acara resmi di Jakarta maupun ke luar kota, ke daerah-daerah, bahkan ke luar negeri.

Belakangan orang bilang, tongkat BK mempunyai kekuatan gaib. 

Ketika berita burung itu sampai ke telinganya, ia berkata, "Lo, ini 'kan cuma dibuat dari kayu biasa, dan juga dibuat oleh manusia biasa yang doyan nasi juga."

Di mejanya selalu terdapat tumpukan koran atau buku bacaan kalau sedang duduk sendirian. 

Pagi-pagi surat-surat kabar itu harus sudah ada di mejanya. 

Para anggota DKP memeriksa, jumlah surat kabar jangan sampai kurang.

Pagi maupun sore hari, ia selalu membaca surat kabar. 

Bahkan ke kamar kecil pun selalu membaca surat kabar atau majalah.

Bung Karno juga mempunyai kebiasaan khas. 

Kalau ia duduk di suatu tempat, tidak boleh ada angin dari belakang, tidak boleh ada kipas angin yang dihidupkan di sekitarnya.

Ia juga tidak suka tidur di tempat tidur empuk mentul-mentul. 

Ia terbiasa tidur di tempat tidur beralas papan dan kasur kapuk.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved