Mengharukan, Pasangan Pengantin Akad di Samping Jenazah Ibu Mempelai Wanita, Ini yang Terjadi

Pasangan pengantin Eli Kesuma Endang dan Martin menikah di samping jenazah sang ibunda dari mempelai wanita.

Editor: Nani Rachmaini
Kolase TribunSumsel
Pasangan pengantin Eli Kesuma Endang dan Martin menikah di samping jenazah sang ibunda dari mempelai wanita. 

Mengharukan, Pasangan Pengantin Akad di Samping Jenazah Ibu Mempelai Wanita, Ini yang Terjadi

Akad nikah sepasang pengantin di Palembang ini diwarnai haru bahagia dan kesedihan.

Ibu mempelai perempuan meninggal dunia beberapa jam sebelum anaknya menikah.

Mata Nahdlatul Fatya atau Tya tak lepas memandangi jenazah sang ibu.

TRIBUNJAMBI.COM-Pasangan pengantin Eli Kesuma Endang dan Martin menikah di samping jenazah sang ibunda dari mempelai wanita.

Rasa sedih bercampur bahagia di alami mereka.

Suasana haru sangat terasa di ruangan tempat pelaksanaan ijab kabul di kediaman mempelai wanita di Jalan Nurul Ikhlas Rt 48 Rw 03, Kalidoni Palembang, Rabu (21/8/2019) pagi.

Keluarga dan tamu undangan tak kuasa menahan air mata menyaksikan ijab kabul dua pasangan ini.

Saat acara ijab kabul berlangsung, mempelai wanita terus mengusap pipinya yang ditetesi air mata sambil memandangi jasad ibunya yang tertutup kain bercorak batik.

Begitupun dengan para tamu, juga ikut haru melihat momen bahagia sekaligus menyedihkan bagi Eli, putri dari pasangan Rohayati dan Hasan Basri.

Dibalik hari bahagia itu, keduanya mengalami rasa duka mendalam karena kepergian ibunda mempelai wanita selamanya.

Adanya berita duka itu membuat acara pernikahan keduannya dipercepat.

Sebelumnya, pasangan tersebut telah sepakat untuk menikah pada 15 September mendatang.

Kendati demikian, pernikahan mereka justru dipercepat karena kepergian ibunda.

Eli Kesuma Endang lantas menuturkan alasannya mengapa pernikahannya dipercepat.

Perempuan usia 39 tahun itu menuturkan, ia merupakan seorang anak bungsu dari delapan bersaudara sehingga ibunda ingin hadir dipernikahannya.

Namun, apa daya keinginan tersebut tak bisa diwujudkan pada 15 September karena ibunda telah pergi selamanya.

Sehingga Eli Kesuma Endang dan keluarga sepakat untuk menggelar pernikahan saat kabar duka itu datang.

Pasangan Pengantin di Palembang Menikah di Samping Jenazah Ibu dari Mempelai Wanita, Rabu (21/8/2019). 
Pasangan Pengantin di Palembang Menikah di Samping Jenazah Ibu dari Mempelai Wanita, Rabu (21/8/2019).  (TribunSumsel)

"Karena saya anak bungsu dari delapan bersaudara, Ibu pengen hadir dipernikahan saya.

Itulah sebabnya pernikahan dipercepat walaupun rencananya tanggal 15 September mendatang," terang Eli Kesuma Endang dengan mata yang berkaca-kaca.

Lebih lanjut, Eli Kesuma Endang menyatakan bahwa ibunda meninggal saat diduga tidur siang.

Menurut Eli Kesuma Endang, di pagi hari ibundanya masih beraktivitas seperti biasa.

"Kala itu masih pagi ibu beraktivitas seperti biasa masih bisa jalan-jalan disekitar rumah, namun ibu pulang lalu tertidur,

ketika mau dibangunkan untuk makan siang tidak bangun sampai diketahui ternyata sudah meninggal. Kejadiannya jam 11.00 kemarin, Selasa (20/8/2019)," jelasnya dengan suara yang lemah

"Nama ibu Rohayati umurnya 76 tahun, kalau bapak Hasan Basri sudah lama meninggal," tutur Eli Kesuma Endang dilansir dari TribunSumsel.

Datangi Rumah Kekasih

Mempelai lelaki, Martin menuturkan ia diberitahu mengenai kepergian ibunda kekasihnya itu saat bekerja.

"Saya lagi ngojek tiba-tiba Ayang menelepon, dia bilang ibunya meninggal, jadi saya langsung kesana," aku Martin.

Hingga kemudian, ia mendatangi rumah kekasihnya tersebut dan bermusyawarah bersama keluarga.

Setelah melakukan musyawarah, terdapat sebuah kesepakatan bahwa pernikahan mereka yang tadinya tanggal 15 September dimajukan saat itu.

"Setelah dilakukan musyawarah, akhirnya sembari menunggu saudara Ayang (kekasihnya) dari luar kota maka disepakati kalau ibu dimakamkan hari ini Rabu (21/8) dan pernikahan pun dipercepat tadi pagi," papar Martin.

Martin" />

Saat melaksanakan ijab kabul, jasad ibunda mempelai perempuan berada disampingnya.

"Jasad ibu pun ada disamping saat ijab kabul tadi. Selesai acara barulah kami semayamkan ibu di Kandang Kawat sekitar pukul 11.00," imbuh Martin.

Kenalan Lewat Medsos

Dibalik momen kesedihan tersebut, rupanya ada cerita cinta yang indah yang mewarna pasangan tersebut.

Rupanya, pasangan tersebut awalnya berkenalan lewat media sosial.

"Awalnya kami kenal lewat WeChat, aplikasi itu mengacak untuk cari teman."

Setelah berkenalan lewat media sosial, keduanya sepakat untuk kopi darat.

"Kami ketemuan di Pangkalan Ojek Simpang Patal."

Setelah kopi darat itu, keduanya terus bersama hingga kemudian menikah.

"Sampai akhirnya kurang lebih kami terus bersama sampai akhirnya hari ini menikah."

Pasangan yang menikah di samping jenazah ibu itu menuturkan harapannya agar pernikahan mereka langgeng meski terpaut usia yang jauh.

"Meskipun umur jauh berbeda, kami sama-sama berharap tetap terus bersama sampai maut yang memisahkan," imbuhnya.

Kejadian Serupa

Kisah pilu menerpa di saat hari bahagia pasangan Fatya dan Sony.

Akad nikah sepasang pengantin di Palembang ini diwarnai haru bahagia dan kesedihan.

Ibu mempelai perempuan meninggal dunia beberapa jam sebelum anaknya menikah.

Mata Nahdlatul Fatya atau Tya tak lepas memandangi jenazah sang ibu.

Air matanya terus berlinang dan sesekali mengalir di pipinya saat memandangi kain putih yang menutupi wajah ibunya.

Para tamu pun ikut haru melihat momen bahagia sekaligus menyedihkan bagi Tya, putri dari Wakil Ketua II Binaan Prestasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel, Syamsuramel.

Sang ibu, Refni Kurniawati meninggalkannya sebelum ia menyandang status baru sebagai istri dari Sony Prayogi di Perumdam Blok Q12 Lebong Siarang Palembang, Jumat (12/7/2019) pukul 09.00 WIB.

Sementara ia melepas masa lajangnya sekitar pukul 14.00 WIB di tempat yang sama.

Sang ayah, Syamsuramel yang juga merasakan kesedihan tetap tegar.

 Pernikahan Nahdlatul Fatya dan Sony Prayogi yang dilakukan di depan jenazah ibu Tya, Refni Kurniawati di Perumdam Blok Q12 Lebong Siarang Palembang, Jumat (12/7/2019) pukul 14.00 WIB.

Ia masih sanggup menjadi wali nikah Tya yang melepas masa lajang meskipun dengan wajah yang masih nampak sedih.

Momen sungkeman membuat para tamu yang hadir menangis haru. Dimana kedua pengantin bersalaman dengan tamu yang hadir, bahkan memberikan ciuman terakhirnya dengan sang ibu yang meninggal karena sakit kanker.

Usai dinikahkan, Tya langsung menanggalkan pakaian pengantinnya. Ia langsung bergegas masuk kamar dan berganti pakaian gamis. Dengan sigap ia keluar menyusul jenazah yang telah dibawa mobil ambulance ke masjid untuk disalatkan jenazah usai salat Ashar.

Tya beserta dua adiknya pula menyaksikan sang ibu masuk ke lubang peristirahatan terakhir. Ia nampak tegar namun tak dapat menyembunyikan rasa sedihnya.

Ia nampak berat meninggalkan peraduan sang bunda, berikut saudara-saudara Tya yang hadir di pemakaman di Kebun Bunga KM 9 Palembang.

"Ya Allah kasihan. Inilah yang namanya suka dan duka. Suka karena mendapatkan jodoh dan duka karena ditinggal orangtua," celetuk tetangga yang menyaksikan momen pernikahan Tya.

Feny, salah satu kerabat baik dari Syamsuramel dan Refni (alm) mengatakan bahwa sosok Refni adalah sosok ibu yang baik.

Salah satu anggota PSSI Sumsel ini mengaku sering bertemu dengan Refni saat di stadion GSJ Palembang dalam setiap momen.

"Dulu sering bertemu, dia baik. Luar biasa perjuangannya melawan kanker katanya sudah lama dia sakit tapi dia tetap bertahan," kata Feni yang melayat ke rumah duka.

VIDEO: Siswa yang Gagal jadi Paskibra Akhirnya Ditepon Menpora, Ini isi Perbincangannya

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

 (TribunJakarta/TribunSumsel)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pengantin Wanita di Palembang Nikah Dekat Jenazah Ibunda, Berawal Kenal dari Medsos & Beda Usia Jauh

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved