Yang Ter

NEWSMAKER Pekan Ini - Wiranto: Maafkanlah, Rismaharini Pesan Jaga Persatuan dan Fadli Zone Pindah

Inilah newsmaker pekan ini. Dari Senin (19/8) dan Selasa (20/8) media kita dipenuhi berita kerusuhan Maknokwari, Papua.

Editor: Fifi Suryani
Tribunnews.com/Rina Ayu
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhumkam) Wiranto 

Rismaharini mengaku senang saat tahu ditunjuk menduduki jabatan itu. "Saya senang sekali terus terang, saya membayangkan budaya ini bukan sekadar kesenian, bukan sekadar apa, tetapi saya membayangkan saya bisa merakit persaudaraan anak bangsa," kata Risma. Wali Kota Surabaya itu menuturkan, persaudaraan merupakan hal penting.

"Kalau kita bersaudara, kita tidak perlu takut. Kita tidak tahu suatu saat berada di mana, anak saya berada di mana, tetapi kalau kemudian kita bersaudara, kita tidak perlu takut, kita ada di mana pun," ujar Risma.

Perihal peristiwa pengepungan asrama mahasiswa asal Papua di Surabaya oleh massa organisasi masyarakat. Risma memastikan tidak ada niat mengusir para mahasiswa asal Papua dalam peristiwa tersebut. "Kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, enggak ada itu," kata Risma.

Secara pribadi, Risma juga menganggap warga Papua sebagai saudara sendiri. Oleh sebab itu, ia memastikan bahwa tidak ada peristiwa pengusiran warga Papua dari Surabaya. "Sekali lagi boleh dicek selama ini kami selalu di kegiatan apapun melibatkan mahasiswa papua yang ada di Surabaya, jadi enggak ada itu (pengusiran)," ujar Risma.
 
Risma mengingatkan bahwa latar belakang suku seseorang serta karakteristik fisiknya merupakan takdir Tuhan. "Kalau orangtua saya Papua, mama saya Papua, papa saya Papua, kira-kira Risma itu akan menjadi apa? Pasti saya juga akan jadi orang Papua. Ya seperti kejadiannya orang Papua, itulah takdir yang diciptakan Tuhan," kata Risma. Ia pun meminta warga Surabaya untuk tidak menunjukkan sikap merendahkan orang lain berdasarkan suku bangsanya.

Fadli Zon ni
Fadli Zon ni (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra

Mengenai rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan. "Yang penting apakah urgensinya, waktunya kapan, dan di mana tempatnya. Saya kira itu yang perlu dilakukan pengkajian yang mendalam," kata Fadli Zon saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8).

Menurut Fadli, dalam pemindahan ibu kota, Indonesia bisa belajar dari Malaysia yang memindahkan ibu kota negara tak jauh dari ibu kota sebelumnya. Oleh sebab itu, ia mengusulkan pemindahan ibu kota negara tidak jauh dari Jakarta, yaitu ke wilayah yang sangat memungkinkan dari segi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.

Ia menyarankan pemindahan ibu kota negara ke wilayah Jonggol di Kabupaten Bogor atau Kertajati di Kabupaten Majalengka. "Misalnya ke wilayah yang dekat seperti di Jonggol atau mungkin di Kertajati begitu ya," ujar Fadli Zon. "Itu sangat memungkinkan secara kalkulasi dan SDM. Sumber daya dan infrastruktur sebagainya," kata dia.

Perihal kerusuhan Papua, Fadli  meminta kepolisian mengusut pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam insiden pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. "Tentu kita berharap ada ketenangan, ada cooling down dan ada pengusutan terhadap pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).
"Mungkin perlu ada investigasi terhadap dugaan-dugaan, mungkin dianggap pelecehan terhadap bendera Merah Putih kita atau juga yang melakukan ucapan yang rasis," kata Fadli.

Artikel ini sudah tayang di laman Kontan.co.id dengan judul: Wiranto maafkanlah, Rismaharini jaga persatuan, Fadli Zon pindah ke Kertajati

Sumber: Kontan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved