Kronologi Tulungagung Berdarah, Kakek Bacok 3 Kerabatnya di Resepsi Pernikahan, Pengakuan Pelaku
Bahkan, tanpa melihat situasi, kakek tersebut membacok saudaranya di sebuah resepsi pernikahan. kakek yang bernama Juremi itu kemudian kabur
Kronologi Tulungagung Berdarah, Kakek Bacok 3 Kerabatnya di Resepsi Pernikahan, Pengakuan Pelaku Soal Dendam
TRIBUNJAMBI.COM, TULUNGAGUNG - Diduga karena persoalan dendam dan perkara lainnya, kakek ini tega membacok tiga saudaranya secara keji hingga tragedi Tulungagung berdarah terjadi.
Bahkan, tanpa melihat situasi, kakek tersebut membacok saudaranya di sebuah resepsi pernikahan.
Setelah melakukan aksi pembacokan, kakek yang bernama Juremi itu kemudian kabur dan bersembunyi.
Lalu polisi mengejar pelaku yang kabur ke Sungai Brantas dan berhasil mengamankan pelaku.
Baca: Unggah Foto Bareng Wanita Papua & Gaya Rambut Cornrow, Agnez Mo Tuai Pro dan Kontra
Baca: Perguruan Tinggi Negeri Terbaik 2019 Didominasi PTN di Pulau Jawa, ITB Peringkat Pertama Disusul UGM
Baca: Kondisi Raffi Ahmad setelah Kehilangan Suara saat Pagi Hari, Suaranya Bakal Berubah?
Tulungagung berdarah.
Tragedi ini terjadi setelah dengan keji Juremi (65), warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, membacok tiga orang yang masih punya pertalian saudara, yaitu Suhanto (69), Henik Nuryati (42) dan Legistio (19).
Terjadilah tragedi Tulungagung berdarah.
Terlebih, pembacokan yang dilakukan Juremi terhadap tiga orang yang masih tercacat sebagai saudaranya sendiri tersebut dilakukan ketika sedang berlangsung acara resepsi pernikahan kerabatnya.
Dari tiga korban kebrutalan pembacokan Juremi, Suhanto adalah adik iparnya.
Sedangkan Henik adalah keponakannya dan Legistio adalah cucu dari Suhanto.
Legistio, salah satu korban tragedi Tulungagung berdarah berkisah, awalnya dirinya bersama ibu dan kakeknya datang ke hajatan salah satu warga, Kamis (15/8/2019) malam.
Tiba-tiba dirinya mendengar seperti sebuah benda besar yang jatuh.
Saat menengok ke arah suara itu, ternyata Suhanto sudah tergeletak.
Sementara Juremi terus menghujani dengan bacokan.
“Melihat itu saya berusaha membantu kakek saya,” ucap Legistio, Jumat (16/8/2019).
Anggota Polsek Ngantru saat menunjukan arit yang digunakan pelaku, Jumat (16/8/2019). (TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES)
Namun arit di tangan Juremi juga mengarah para Legistio.
Benda tajam itu melukai wajah dan dagunya, meski tidak terlalu parah.
Sementara ibu Legistio, Henik yang juga ada di lokasi turut berusaha memberikan pertolongan.
Tanpa belas kasihan Juremi juga mengayunkan arit ke tubuh Heik keponakannya itu.
Henik mengalami luka parah di bagian tangan, hingga harus masuk ke red zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak Tulungagung.
Legistio tidak tahu alasan kakak dari neneknya ini berperilaku brutal dan membacok tiga kerabatnya tersebut.
Terkait aksi brutal nan berdarah tersebut, Juremi mengaku dendam kepada Suhanto, karena sering berlaku kejam terhadap adiknya.
Untuk membalas dendam sekaligus membela adiknya, Juremi kemudian mempersiapkan arit, untuk membacok Suhanto, saat di hajatan pernikahan salah satu warga.
Namun motif sebenarnya masih didalami polisi. Sebab menurut warga sekitar, ada masalah tanah di antara mereka.
Juremi telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Markas Polsek Ngantru, Tulungagung.

Kabur ke Sungai Brantas
Tragedi Kakek Juremi membacok tiga kerabatnya terjadi di rumah Sumadi, salah satu warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Kamis (15/8/2019) pukul 19.30 WIB.
Waktu itu, rumah tersebut tengah ramai karena tengah menggelar hajatan pernikahan.
Suasana ramai ini mendadak berubah menjadi kepanikan, setelah Juremi (65) membacok Suhanto (69).
Dengan keji Juremi mengayunkan arit besar ke kepala adik iparnya itu hingga terluka parah.
Melihat aksi brutal Juremi, keponakannya yang juga anak Suhanto, Henik Nuryati (42) berusaha melerai.
Namun nasib nahas juga menimpanya, dua juga terkena sabetan arit Juremi.
Cucu Suhanto yang bernama Legistio (19), juga menjadi korban karena berusaha melerai.
Usai melukai tiga orang, Juremi melarikan diri. Sementara Suhanto dievakuasi ke RSUD dr Iskak, karena luka parah di bagian kepala.
“Kami mendapat laporan tidak lama setelah kejadian, dan langsung melakukan pencarian,” ucap Kapolsek Ngantru, AKP Pudji Widodo.
Dibantu warga, polisi menyisir sejumlah tempat yang dicurigai menjadi tempat Juremi bersembunyi.
Pencarian ini membuahkan hasil, Juremi ditemukan di tepi Sungai Brantas di desa setempat.
Sekitar pukul 21.30 WIB, Juremi ditemukan dalam keadaan basah kuyub.
“Tersangka berusaha kabur dengan masuk ke salah satu kubangan di Sungai Brantas. Makanya bajunya basah,” sambung Widodo.
Polisi dengan mudah menangkap Juremi, dan membawanya ke Mapolsek Ngantru.
Polisi juga menyita arit besar, yang dipakai Juremi membacok adik iparnya.
Dari penjelasannya kepada polisi, Juremi mengaku sakit hati kepada Suhanto.
Sebab selama berumah tangga dengan Suhanto, adiknya kerap mendapat kekerasan fisik.
“Jadi motif yang diungkapkan tersangka, ini masalah dendam pribadi. Dia dendam karena adiknya sering dianiaya,” ungkap Widodo.
Saat ini Suhanto menjalani perawatan di red zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak, karena luka di kepala dan lengan.
Henik juga dirawat di red zone, karena luka di bagian tangan.
Sedangkan Legistio mengalami luka pada bagian wajah dan dirawat di green zone RSUD dr Iskak Tulungagung. (TribunMadura/David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Kakek Bela Adiknya TULUNGAGUNG BERDARAH Terjadi, 3 Saudaranya Dibacok, Resepsi Pernikahan Mencekam,