HUT RI ke74
Siapa yang Menyangka, Ternyata Panjat Pinang Bukan dari Indonesia dan Miliki Sejarah Menyedihkan
Ternyata, lomba yang sudah turun temurun itu bukan asli Indonesia, justru ada sejarah menyedihkan dibaliknya.
Siapa yang Menyangka, Ternyata Panjat Pinang Bukan dari Indonesia dan Miliki Sejarah Menyedihkan
TRIBUNJAMBI.COM - Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tinggal beberapa hari lagi.
Biasanya pada perayaan HUT RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus dirayakan dengan berbagai perlombaan.
Berbagai perlombaan bakal dilaksanakn disejumlah daerah satu diantaranya panjat pinang.
Berbagai perlombaan dan festival pun tengah dipersiapkan untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74.
Lomba ini mengharuskan setiap tim untuk bekerja sama memanjat tiang agar dapat mengambil hadiah yang digantung di ujung atas tiang.
Namun, yang membuatnya menarik adalah adanya minyak atau lumpur yang melumuri seluruh bagian tiang.
Sehingga membuatnya menjadi licin untuk dipanjat.
Tak jarang kejadian-kejadian lucu sering trerjadi dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang menonton.
Saking seringnya ada di lomba 17 Agustusan, lomba ini dianggap asli Indonesia.
Baca: Ajudan Cantik Iriana Jokowi Naksir Kaesang Pangarep? Sandhyca Putrie Sebut Sudah Anggap Ibu Sendiri
Baca: Krisjiana Baharudin Kaget Lihat Siti Badriah Mandi, Kebiasaan Aneh Terbongkar Baru Sebulan Menikah
Baca: Ternyata Mobil Esemka Rebadge dari China? Buat Apa Kami Sampai Bangun Pabrik di Indonesia!
Baca: Gubernur Jakarta kena Bully Abis-abisan, hingga Dikatain Begini, Anies Baswedan Bereaksi Tak Biasa
Tapi jika Kamu pernah menonton serial Para Pencari Tuhan yang diproduksi Deddy Mizwar, ada satu adegan ketika usulan memasukkan panjat pinang dalam daftar lomba 17 Agustusan ditolak.
Ternyata, lomba yang sudah turun temurun itu bukan asli Indonesia, justru ada sejarah menyedihkan dibaliknya.
Lomba panjat pinang sebenarnya mulai masuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Orang Belanda menyebutnya dengan De Klimmast yang berarti panjat tiang.
Jika sekarang di Indonesia lomba itu dilakukan pada 17 Agustus, bangsa Belanda biasanya melakukan itu tanggal 31 Agustus.
