Menguak Bisnis Ibnu Sutowo dari Bos Pertamina ke Aqua, Terjawab Alasan Keluarga Ini Kaya Raya
Banyak yang mengira perusahaan air mineral kemasan Aqua ini berasal dari luar negeri, karena label Danone ada di situ. Benarkah seperti itu?
Banyak yang mengira perusahaan air mineral kemasan Aqua ini berasal dari luar negeri, karena label Danone ada di situ. Benarkah seperti itu?
TRIBUNJAMBI.COM - Sebenarnya, sejarahnya tidak demikian.
Selama ini publik mengetahui Dian Sastrowardoyo alias Dian Sastro menikah dengan Maulana Indraguna Sutowo.
Indraguna merupakan cucu Ibnu Sutowo, mantan Direktur Utama Pertamina.
Di belakang itu, sebanarnya ada sejarah panjang dan benang merah yang menghubungkan Ibnu Sutowo dengan Tirto Utomo dan Aqua.
Namun banyak orang tidak mengetahuinya.
Baca Juga
Siapa Sebenarnya Maulana Indraguna Sutowo? Keluarga Suami Dian Sastro Pengusaha Kaya Raya
Kisah Skripsi Dian Sastro dan Rocky Gerung, Mengulas Kecantikan dan Salon Tapi Mikir Banget
Foto Masa Kecil Dian Sastro Dikerubuti Anak Anjing Rebut Hati Netizen, Ternyata Anak Tunggal
Daftar 10 Artis Cantik yang Cerai saat Masih Muda, Kok Ada Nama Aurelie Moeremans?
8 Artis Cantik Indonesia yang Tinggi Badan Kisaran 150 Cm, Mengapa Penampilan Terlihat Beda?
Ibnu Sutowo merupakan pendiri Permina (cikal bakal PT Pertamina). Dia juga kakek dari Maulana Indraguna Sutowo (suami Dian Sastro).
Ini nanti akan menjelaskan mengapa keluarga itu memiliki kekayaan yang melimpah.
Bedirinya Pertamina
Ibnu Sutowo merupakan tokoh pendiri PN Permina (cikal bakal Pertamina, sebelum dilebur dengan Pertamin).
Dia lahir di Yogyakarta, 23 September 1914 dan meninggal di Jakarta, 12 Januari 2001,
Melansir wikipedia, selepas pendidikan kedokteran di Surabaya, pada 1940 Ibnu Sutowo bekerja sebagai dokter di Palembang dan Martapura.
Setelah masa kemerdekaan, ia bertugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara se-Sumatra Selatan (1946-1947). Pada 1955, Sutowo ditunjuk sebagai Panglima TT-II Sriwijaya.
Selepas itu, kariernya di perusahaan plat merah dimulai.
Pada 1957, Jenderal AH Nasution yang saat itu KSAD menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatra Utara (PT Permina.

Kemudian pada 1968, perusahaan ini digabung dengan perusahaan minyak milik negara lainnya menjadi PT Pertamina.
Ibnu Sutowo menjadi direktur utama pada 1968-1976.
Pada zaman itu, Ibnu Sutowo merupakan satu di antara tokoh yang terpandang.
Yang mengejutkan, Harian Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis pada 30 Januari 1970 memberitakan bahwa simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90,48 miliar (kurs rupiah saat itu Rp 400/dolar).
Dia menuliskan juga kerugian negara akibat kongkalikong Ibnu dan pihak Jepang.
Saat itu, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Suharto membentuk tim yang bernama Komisi Empat untuk menyelidiki dugaan korupsi di Pertamina.
Tim ini menghasilkan laporan yang menyimpulkan terjadinya beberapa penyimpangan-penyimpangan.
Pada 1975, Pertamina jatuh krisis, kemudian pada 1976 Ibnu mengundurkan diri sebagai Dirut Pertamina. Saat ditinggalkan Ibnu, Pertamina dalam kondisi utang US$ 10,5 miliar.
Awal mula Aqua
Setelah tidak menjadi direktur utama Pertamina, Ibnu Suwoto masuk ke PT Golden Mississippi.
Pada 1973, Tirto Utomo, yang merupakan bawahan Ibnu, sedang membuat produk air mineral kemasan dengan merek Aqua.
Tirto berkunjung ke Bangkok, Thailand.
Kala itu Ibnu juga diajak Tirto, untuk mempelajari cara pembuatan air mineral di pabrik air mineral Polaris di Thailand, karena di Indonesia, sama sekali belum ada.
Suatu kali Ibnu berkata kepada Tirto:
"Aneh Tirto iki. Banyu banjir kok diobokke dalam botol".
Namun usaha itu berkembang. Pada perjalanannya Aqua semakin terkenal dan Ibnu Sutowo menjabat direktur utamanya.

Hingga akhirnya saat pertandingan bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber 1988 di Kuala Lumpur dan pertandingan golf, ia berpendapat Aqua harus dikelola oleh yang lebih muda
Kemudian Ibnu mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Golden Mississippi, digantikan Willy Sidharta.
Sosok Tirto Utomo dan Aqua
Menelusuri sosok Tirto Utomo, teman yang dahulu bawahan Ibnu Sutowo, sangat menarik.
Melansir wikipedia, Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930. Dia meninggal 16 Maret 1994.
Tirto merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dia dikenal sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada 1973.
Jejak bisnisnya cukup kuat.
Setelah lulus SMP, Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang, kemudian di SMAK St. Albertus, Malang.
Selama dua tahun, ia kuliah di Universitas Gajah Mada, tetapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di Jakarta sambil kuliah, ia bekerja sebagai pimpinan redaksi harian "Sin Po" dan majalah "Pantja Warna".
Pada 1959, ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi "Sin Po". Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas.
Setelah peristiwa itu, Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Perkenalan dengan Ibnu Sutowo
Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan.
Di situlah perkenalannya dengan Ibnu Sutowo.
Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak kariernya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.
Pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya, yakni PT Aqua, PT Baja Putih dan restoran Oasis.

Bersama adik iparnya, Slamet Utomo, mereka mendirikan Aqua dengan modal bersama Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama ' PT Golden Mississippi ' dan merek produksi Aqua.
Ide mendirikan perusahaan Aqua, awalnya timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an.
Ketika itu, Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih.
Sosok cerdas Tirto Utomo kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Berangkat dari situ, kemudian bersama adik iparnya, Slamet Utomo, mereka mendirikan Aqua dengan modal bersama Rp 150 juta.
Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama ' PT Aqua Golden Mississippi ' dan merek produksi Aqua.
Awalnya, karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.

Salah satu pelanggan Aqua, yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan pekerja lokal mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat.
Seiring perjalanan bisnis di perusahaan, saat ini keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas Aqua.
Sejak 1996, perusahaan makanan asal Perancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "Aqua" menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan.
Itulah jejak bisnis Ibnu Sutowo, sejak cikal bakal Pertamina, menjadi direktur utama, mengundurkan diri, bergabung dengan temannya Tirto Utomo di PT Golden Mississippi ( Aqua ).
Subscribe Youtube
Siapa Sebenarnya Ratu Tisha? Fakta tentang Si Cantik Sekjen PSSI Ini Akhirnya Terbongkar, dari ITB
Siapa Sebenarnya Maulana Indraguna Sutowo? Keluarga Suami Dian Sastro Pengusaha Kaya Raya
Hubungan Rocky Gerung dan Dian Sastro Zaman Kuliah, Ini Isi Skripsi Cinta yang Bikin Pening
Foto Masa Kecil Dian Sastro Dikerubuti Anak Anjing Rebut Hati Netizen, Ternyata Anak Tunggal
Daftar 10 Artis Cantik yang Cerai saat Masih Muda, Kok Ada Nama Aurelie Moeremans?
8 Artis Cantik Indonesia yang Tinggi Badan Kisaran 150 Cm, Mengapa Penampilan Terlihat Beda?