Siapa Dibalik Lagu Indonesia Raya Dinyanyikan Saat 17 Agustus, Masa Kecilnya Alami Kekerasan Ayah

Kemeriahannya sudah terlihat dari banyaknya umbul-umbul merah putih yang dipasang warga dan instansi pemerintahan di kantor mereka masing-masing.

Editor: andika arnoldy
(Wikipedia)
Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. 

Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang.

Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi.

Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik.

Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer.

Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik.

2. Menggubah Lagu

Saat dewasa, ia bekerja menjadi wartawan di harian Sin Po.

Soepratman tertarik untuk menciptakan lagu Indonesia Raya, setelah membaca tulisan dari sebuah majalah, yang menantang para ahli musik untuk membuat lagu kebangsaan.

Ia kemudian mulai menggubah lagu dan lagu Indonesia Raya lahir pada tahun 1924 di Bandung, saat ia masih berusia 24 tahun.

Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu.

Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul.

Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. P

ada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Pada waktu itu ia berada di Bandung dan berusia 21 tahun.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved