Kekesalan Aurel Hermansyah dan Via Vallen Berdampak ke Psikologi, Akibat Pertanyaan 'Kapan Nikah'

Sebagai publik figur tanah air, urusan asmara seorang selebriti memang tak jarang membuat penasaran penggemarnya.

Hingga tak heran jika sederet selebriti mulai dari Via Vallen hingga Aurel Hermansyah mendapatkan pertanyaan tersebut.

Terlebih usia para selebriti ini juga 'dinilai' sudah cukup untuk membangun rumah tangga dengan pasangannya.

Nah, beberapa waktu lalu, Aurel Hermansyah seolah-olah kesal akan pertanyaan yang menjadi momok pada orang-orang dengan rentang usia 20-an ke atas tersebut.

Baca: Larang Siswanya Pakai Celana Dalam dan Wajib Pakai Rok Mini, SMA di Jepang Wanitanya Terkenal Vulgar

Baca: Punya Suami Kaya Raya, Biaya Anak Sekolah Krisdayanti Seharga Mobil, Menu Makanannya Bikin Kaget

Baca: Syahrini Awal Tahun Depan Melahirkan? Perubahan Perutnya Signifikan, Gaya Sepatunya Sudah Berbeda

Baca: Hotman Paris Pilih Jadi Penengah Kasus Garuda Indonesia vs Rius Vernandes, Terungkap Alasannya

Mengutip dari Grid.ID, Jum'at (19/07/2019) di unggahan Insta Stories, Aurel Hermansyah mengunggah foto selfie dirinya ditambah juga fitur tanya jawab dari Instagram.

Aurel Hermansyah menuliskan, “Monggo, yang mau bertanya.”

Seorang netizen bertanya, “Aurel kapan nikah?”

Lalu dengan singkat Aurel menjawab, “Besok (emoji sedih).”

Tak berbeda dari Aurel Hermansyah, penyanyi Via Vallen juga pernah menjawab pertanyaan netizen tentang waktu pernikahannya dengan selorohan.

Via Vallen pernah mengadakan Question and Answer di akun Instagram pribadinya @viavallen.

Fitur yang digunakan Via Vallen itu memungkinkan penggunanya menjawab pertanyaan dari pengikut bahkan menyembunyikan akun si penanya.

"Takono insya Allah yak jawab, but tetep SOPAN yo rekk," ujar Via Vallen lewat Instagramnya itu dikutip Banjarmasinpost.co.id dari Tribun Style.

Ada salah satu pertanyaan yang menarik di sana.

Salah satu nitizen memberikan pertanyaan padanya tentang rencana untuk menikah.

"Rabi kapan? (Nikah kapan?)," tanya salah satu nitizen padanya.

Tanpa basa basi Via Vallen langsug memberikan jawaban yang mengejutkan.

"Rabine dino sabtu, Sabtu iki, Sabtu mben, Sabtu bulan ngarep, Sabtu tahun ngarep. (Nikahnya hari Sabtu. Sabtu ini, Sabtu Besok, Sabtu bulan depan, Sabtu tahun depan)."

"Wis pokoke dino Sabtu. (Udah, pokoknya hari Sabtu)."

"Doano wae ben ndang cepet!. (Doain aja supaya bisa segera!)" ujar Via Vallen.

Rupanya penyanyi sekelas Via Vallen dan Aurel Hermansyah pun tak terhindar dari pertanyaan ‘maut’ mengenai jodoh.

Seperti yang kita tahu pertanyaan ‘kapan kawin?’ memang bukan hal asing lagi khususnya bagi laki-laki atau perempuan yang berusia di atas 20 tahun.

Meskipun hanya bersifat candaan, tapi terkadang ada saja yang menganggap serius pertanyaan tersebut.

Nah lalu bagaiamana sih pengaruhnya pertanyaan tersebut terhadap psikologis seseorang?.

Mengutip dari Tribun Sumsel (tayang 21 Juni 2019) psikolog RS. Siloam dan juga sebagai anggota HIMPSI Sumsel, Renny Permataria menjelaskan tentang bagaimana dampak pertanyaan Kapan Kawin terhadap psikologi seseorang.

"Bertubi-tubinya pertanyaan serupa, secara tidak langsung dapat menyebabkan beban psikologis seseorang," jelasnya, Jumat (21/6/2019).

Walaupun ada juga diantara mereka, dapat menyikapi secara santai dan menjawab juga dengan bercanda, sehingga mereka tidak merasa terbebani.

Namun sebagian besar lainnya tidak demikian.

Pertanyaan tersebut akan terus terngiang dan mulai mengusik konsentrasi di dalam bekerja.

Padahal mereka yang belum menikah, tentu ada alasannya.

"Barangkali belum menemukan pasangan yang dirasa cocok, pernah dikecewakan sehingga mengalami trauma akan suatu hubungan atau merasa belum mapan untuk menghidupi keluarga kecilnya kelak (apabila laki-laki) dan lain sebagainya," jelasnya.

Bagi anda yang belum 'bertemu jodoh' atau belum menemukan pasangan yang tepat, jangan berputus asa.

Namun berusahalah untuk menerima segala kekurangannya dengan kelebihan yang anda miliki.

"Saling melengkapi dan berproses menuju kedewasaan sikap. Terkadang, ketidakcocokan menjadi subyektif," ungkapnya.

Padahal apabila dibicarakan akan dapat mengubah ketidakcocokan tersebut menjadi apa yang diinginkan.

Dalam artian, ketidakcocokan bukan suatu hal yang fatal.

Apabila sudah berusaha maksimal namun belum juga mendapatkan jodoh, jangan bersedih dan bahkan menganggu konsentrasi di dalam bekerja.

"Teruslah untuk membuka diri dengan berkumpul bersama rekan-rekan dan memperbaiki kekurangan diri serta tetap semangat di dalam bekerja," bebernya.

Jadikan keinginan mereka sebagai motivasi diri, dikarenakan rasa sayang mereka terhadap anda. Mereka menginginkan anda memiliki kebahagiaan yang sempurna.

Banjarmasinpost.co.id/noor masrid