Berita Jambi
Hari Pertama Sekolah Anak-anak Orang Rimba Suku Pedalaman di Jambi, Bepanau Sebut Ingin Jadi Dokter
Hari pertama sekolah menjadi pengalaman tak terlupakan bagi sejumlah anak rimba di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: bandot
Namun dari delapan anak yang mulai masuk bangku sekolah, Bepanau mungkin sulit mendapat izin dari orangtuanya mengikuti pendidikan.
Ia merupakan satu-satunya perempuan yang ikut bersekolah bersama tujuh temannya.
Bepanau langsung masuk kelas dua dengan pertimbangan ia sebelumnya sudah aktif mengikuti sekolah alam dan sudah mengenal baca dan tulis.
Namun karena ia anak perempuan, ia sempat kesulitan mendapat akses untuk ikut sekolah.
"Tahun lalu sudah didaftarkan tapi karena orangtuanya tidak setuju karena dia anak perempuan akhirnya batal, tahun ini baru diperbolehkan," cerita Yohana.
Untuk mendapatkan izin, Yohana harus berulangkali menemui orangtua Bepanau.
Kata dia, Bepanau bercita-cita untuk menjadi dokter agar bisa mengobati anggota kelompok Orang Rimba yang mengalami gangguan kesehatan.
"Setelah diberi pemahaman akhirnya dia dapat izin dari orang tuanya, Bepanau satu-satunya perempuan yang masuk sekolah kali ini," ujarnya.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin Menangis dan Memohon Agar Kader Muda PKS & Partai Gerindra Bergabung Ke Jokowi
Baca: Bikin Ngakak, Remaja Ini Berpose Depan Mobil Mewah, Setelah Itu Langsung Kena Akibatnya dari Pemilik
Baca: Komedian Ini Habiskan Sisa Hidup Hanya Makan Garam, Kisahnya Menyayat Hati hingga Dirinya Meninggal
Kendala lain yang juga sering dihadapi anak-anak orang rimba untuk menempuh pendidikan di sekolah adalah aktivitas melangun.
Bahkan seorang anak Orang Rimba baru-baru ini memutuskan berhenti dari sekolah karena mengikuti orangtuanya melangun.
Melangun merupakan kebiasaan berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bagi masyarakat Suku Anak Dalam/Orang Rimba/Suku Kubu, Jambi.
Melangun biasanya dilakukan saat ada satu diantara anggota keluarga atau kelompok tersebut meninggal dunia, atau sakit.
"Untuk memudahkan mobilisasi ke sekolah, anak-anak ini sementara tinggal di kantor lapangan Warsi," kata Yohana.
Belum Punya NIS
Walaupun sudah bersekolah, delapan anak Orang Rimba itu belum memiliki Nomor Induk Siswa (NIS).