Awan Lentikular di Gunung Rinjani, Penjelasan Lapan Soal Topi Awan, Ternyata ada Bahaya di Dalamnya
Namun siapa sangka ternyata di dalam awan lentikular atau topi awan tersebut ternyata menyimpan bahaya.
Awan Lentikular di Gunung Rinjani, Penjelasan Lapan Soal Fenomena Topi Awan , Ternyata ada Bahaya di Dalamnya
TRIBUNJAMBI.COM - Fenomena awan unik di puncak Gunung Rinjani Rabu (17/7/2019) menyita perhatian publik.
Awan unik tersebut menyelimuti puncak Gunung Rinjani dan terlihat seperti topi yang menutupi kepala.
Namun siapa sangka ternyata di dalam awan lentikular atau topi awan tersebut ternyata menyimpan bahaya.
Masyarakat lokal di sekitar Gunung Rinjani menyebut fenomena tersebut topi awan.
Seperti diberitakan sebelumnya, topi awan bukanlah fenomena baru.
Hal ini sering terjadi dan pernah terlihat di gunung Semeru, Merapi, Merbabu, Sindoro, dan Sumbing.
Dalam dunia astronomi, fenomena seperti ini disebut awan lentikular.
Baca: Detik-detik Pria di Jambi Kondisi Luka Parah Meloloskan Diri Dari Amukan Serangan Empat Ekor Beruang
Baca: Rekrutmen TNI AD, Pendaftaran Penerimaan Calon Bintara Penempatan Seluruh Indonesia, Baca Syaratnya
Baca: Ramalan Zodiak Kamis 18 Juli 2019, Cancer Nikmati Kepuasan Duniawi, Aquarius Berbicara Dengan Seni
"Itu awan lentikular, awan berbentuk lensa. Awan lentikular terbentuk akibat aliran naik udara hangat yang membawa uap air mengalami pusaran. Itu sering terjadi di puncak gunung," ungkap Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Rabu (17/7/2019).
Marufin Sudibyo, astronom amatir Indonesia menambahkan, awan yang muncul sekitar pukul 7.00-9.00 WITA ini bersifat statis alias tak bergerak atau selalu menetap di satu tempat.
"Awan ini terbentuk saat aliran udara lembab menubruk suatu penghalang besar sehingga membentuk putaran stasioner," ungkap Marufin, Rabu (17/7/2019).
Ketika putaran stasioner terjadi, awan lentikular dapat bertahan selama beberapa jam hingga berhari-hari.
Meski indah, Marufin berkata awan lentikular sesungguhnnya berbahaya.
"Awan lentikular yang terbentuk di puncak gunung menandakan sedang terjadi pusaran angin laksana badai di sana," ungkap dia.
Hal ini pun memiliki dampak bagi pendaki maupun pesawat yang melintas di atasnya.

Bagi pendaki gunung, hembusan angin saat terjadi awan lentikular bisa mendatangkan momok hipotermia.
Sedang untuk pesawat, awan dan pusaran angin bersifat turbulen yang membuat pesawat terguncang hingga bisa kehilangan altitudenya dengan cepat.
Marufin menegaskan awan lentikular tak ada hubungannya dengan aktivitas gunung berapi atau potensi bencana gempa, apalagi tsunami.
"Tak perlu ditafsirkan macam-macam," imbau Marufin.
Viral di Media Sosial
Fenomena awan topi di Gunung Rinjani sedang viral di media sosial, Rabu (17/7/2019).
Fenomena awan topi melingkari puncak Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sebuah video dan foto juga terlihat dibagikan di media sosial dan menjadi viral.
Baca: Harga Mobil Murah LCGC Juli 2019, Honda Brio, Datsun GO, Suzuki Karimun, Toyota Agya, Toyota Calya
Baca: Perbandingan Harga Motor Matic Honda X-ADV 150, Yamaha NMAX, Honda PCX, Mana yang Paling Murah?
Baca: Download Lagu MP3 Nella Kharisma, Siti Badriah, Zaskia Gotik Kumpulan Dangdut Koplo Terbaik 2019
Disebutkannya juga ia mengambil foto dari depan rumahnya.
Langsung di foto dr depan rumah.
Sungguh indah ciptaan Tuhan," tulis Lilik Sukmana
Berikut foto yang ia bagikan.



Unggahan ini jug atelah dibagikan oleh pengguna lainnya sebanyak 3 ribu kali.
Ada yang menyangkut pautkan dengan indikasi pertanda fenomena alam lain.