14 Kali Ikut Misi Rahasia Kopassus, Mardi Pecahkan 'Rekor' di Pasukan Elite TNI
14 Kali Ikut Misi Rahasia Kopassus, Mardi Pecahkan Rekor di Pasukan Elite TNI
14 Kali Ikut Misi Rahasia Kopassus, Mardi Pecahkan Rekor di Pasukan Elite TNI
TRIBUNJAMBI.COM - Raut wajah gembira terlihat pada Mardi Rambo.
Anggota pasukan elite TNI ini berangkat tugas ke negeri konflik.
Ini menjadi pengalaman yang tak akan pernah dilupakan Mardi 'Rambo'.
Kopassus ini pernah belasan kali ikut misi.
Baca: Kopassus Nyaris Gagal Bebaskan Sandera Karena Senapan MP5 Macet, Benny Kaget Peluru Kedaluwarsa
Baca: Misteri Lembah X Akhirnya Terbongkar, Kopassus Kirim Pasukan untuk Misi Berisiko Tinggi ke Papua
Baca: Kopassus Hendro Bawa Peluru Penuh & Makan 2 Hari, Sintong: Cukup untuk Lawan Pemberontak Sekampung
Baca: Daftar 31 Danjen Kopassus 1952-Sekarang, Misi Rahasia CIA di Pulau Terpencil
Bagi anggota prajurit kawakan ini, misi berbahaya bagaikan santapan pagi.
Sudah belasan kali Mardi 'Rambo' mendapat misi dengan tingkat kesulitan tinggi.
Belasan kali juga, misi itu dirampungkan dengan gemilang.
Namun, pemngalaman di Bosnia ini tak akan pernah hilang dari ingatannya.
Meski misi berisiko tinggi pernah dijalani, bukan berarti hal-hal kecil yang remeh-temeh pernah dialami anggota Komando Pasukan Khusus.

Ini kisah tentang Mardi 'Rambo' yang berangkat ke Bosnia naik pesawat dan mendarat menggunakan pesawat untuk kali pertama.
Dunia memang mengakui kehebatan Kopassus yang dilatih dengan sangat disiplin.
Di balik disiplin, latihan keras dan pengalaman tempur, ada kisah menegangkan namun lucu tentang Kopassus.
Mengutip dari garudamiliter, cerita ini berkisah tentang seorang Kopassus yang begitu bahagia karena bisa merasakan landing menggunakan pesawat.
Pelda Sumardi alias Mardi Rambo, merupakan prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan zeni demolisi.
Mardi Rambo sudah 14 kali diturunkan dalam misi penting.
Ini merupakan rekor, karena prajurit Kopassus turun di medan operasi biasanya hanya empat kali.
Suatu kali, Pelda Sumardi ditugaskan ke Bosnia yang saat itu mengalami konflik besar.
Di mata orang lain, ditugaskan ke Bosnia ibarat mimpi buruk.
Namun untuk Pelda Sumardi, itu ibarat mendapat durian runtuh.
"Sueeneng sekali ke Bosnia. Pesawat itu take off kemudian landing. Ternyata landing itu wueenaak sekali," kata Pelda Sumardi.
Apa yang membuat Mardi "Rambo" senang?
Ternyata, anggota Kopassus ini baru pertama kali landing (mendarat) menggunakan pesawat.
Bukankah pesawat yang take off (lepas landas) pasti landing?
Tunggu dulu, landing menggunakan pesawat itu hanya berlaku untuk orang sipil.
Rupanya saat bertugas selama ini, Mardi Rambo hanya bisa merasakan pesawat take off.
Dia tak pernah ikut pesawat landing.
Begitu pesawat di udara, Mardi Rambo selalu 'dibuang' alias diterjunkan menggunakan parasut (terjun payung).
Itu dialaminya selama 14 kali dikirim ke medan operasi.
Karena itu Mardi Rambo bahagia karena merasakan pesawat landing untuk pertama kali.
Kemampuan istimewa Kopassus
Kopassus memang berbeda dengan pasukan elite negara lain.
Selain kemampuan tempur, persenjatan dan strategi militer, anggota kesatuan ini mendapat bekalberbagai ilmu beladiri.
Beladiri yang dipelajari pasukan elite TNI:
Yong Moo Do
Pencak silat Merpati Putih
Karate
Kung Fu
Tarung Derajat
Dan lain-lain
Meski kenyang pertarungan, Kopassus tidak pernah puas dengan kemampuan, sehingga mendorongnya terus berlatih.
Karena selalu berlatih, dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan diri sebagai pasukan elite Indonesia yang mampu menangani tugas-tugas berat.
Tak tergantung teknologi
Kemampuan Kopassus bukan hanya sekadar fisik, namun juga kecerdasan.
Selain itu, juga memiliki kemampuan rahasia yang tidak dimiliki pasukan asing negara manapun.
Mengapa Kopassus tak tergantung teknologi?
Ini berawal pada1980-an, saat ABRI (TNI) hendak membentuk pasukan khusus yang memiliki kemampuan antiteror.
Saat itu, beberapa pejabat militer Indonesia mengumpulkan referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.
Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi, Letjen TNI Leonardus Benny Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang profesional
Profesional yang dimaksud Letjen Benny Moerdani adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik, bisa melaksanakan misi hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Penentu kehebatan pasukan khusus itu, ditentukan kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.
Oleh karena itu, demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.
Baca kisah militer dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com.
Baca: 17 Kali Naik Pangkat, Kisah Preman Terminal Jadi Anggota Kopassus, Dulu Sempat Ditolak Berulang
Baca: Soekarno Jatuh Cinta ke Pramugari Garuda Indonesia, Minta Anaknya Dilahirkan di Jerman
Baca: Kisah Nyata Prajurit Kopassus Super Dalam Misi Berbahaya, Sampai-sampai Diberondong Peluru Teman