Pilpres 2019
Respon PKS, PAN, Demokrat dan Partai Pendukung 02 Usai Prabowo Ketemu Jokowi, Mardani Minta Hal Ini
Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo yang bersaing di Pilpres 2019 menjadi momen untuk mempersatukan kembali rakyat Indonesia setelah ketegangan
Respon PKS dan Partai Pendukung 02 Usai Prabowo Ketemu Jokowi, Mardani Ali Sera Minta Prabowo Oposisi, Ferdinand Hutahaean Waspadai Kelompok yang Menolak Pertemuan
TRIBUNJAMBI.COM - Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo yang bersaing di Pilpres 2019 menjadi momen untuk mempersatukan kembali rakyat Indonesia setelah ketegangan di Pilpres 2019.
Sabtu (13/7/2019) Prabowo Subianto bertemu dengan Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus.
Setelah pertemuan pertama pasca Pilpres 2019 tersebut keduanya naik menjajal MRT dan melakukan santap siang bersama di Fx Sudirman.
Pasca pertemuan tersebut sejumlah partai yang mendukung dua calon presiden dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, ikut menanggapi pertemuan keduanya pada Sabtu (13/7/2019).
Seperti diketahui, Jokowi bertemu Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus dan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Stasiun MRT Senayan untuk santap siang bersama di Fx Sudirman.

Pertemuan ini sudah dinanti sejak lama oleh berbagai pihak, mengingat keduanya sudah bersaing cukup keras dalam Pilrpres 2019.
Berikut adalah respons sejumlah partai pendukung Presiden terpilih Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal pertemuan keduanya:
PKS Kecewa Kalau Prabowo Dukung Pemerintah
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan mitra utama Partai Gerindra dalam berbagai pemilihan.
PKS dan Partai Gerindra telah bekerja sama sejak Pemilu 2014, berbagai ajang pilkada, hingga Pemilu 2019.
Baca: Pertemuan Jokowi dan Prabowo, Kaesang Pangarep Komentari Ayahnya hingga Bilang Begini ke Kakaknya
Baca: Prabowo Ketemu Jokowi, Amien Rais Kecewa Tak Dimintai Izin, Dahnil Anzar Percaya Komitmen Prabowo
Baca: Siapa Sebenarnya yang Bisa Merealisasikan Pertemuan Jokowi dan Prabowo? Ternyata Orang Hebat
Bahkan, kader PKS selama ini dikenal sebagai pendukung "militan" untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Lalu apa tanggapan PKS soal pertemuan itu?
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memandang bahwa pertemuan Jokowi-Prabowo membawa kesejukan pasca-Pilpres 2019.
"Pertemuan antarpemimpin membawa kesejukan," ujar Mardani melalui pesan singkat, Sabtu (13/7/2019).

Kendati demikian, Mardani berharap seusai pertemuan itu, Prabowo menyatakan sikapnya untuk tetap menjadi oposisi pemerintah selama lima tahun ke depan.
Menurut Mardani, keberadaan opsisi akan menjadi mekanisme check and balance bagi pemerintah dan baik bagi iklim demokrasi.
Mardani menilai, para pendukung Prabowo Subianto akan merasa kecewa jika Ketua Umum Partai Gerindra itu akhirnya mendukung pemerintah.
"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi #KamiOposisi akan membuat kekecewaan pendukung. Dan PKS yakin, Pak Prabowo dan pendukungnya akan bersama #KamiOposisi, karena oposisi itu baik dan oposisi itu mulia," kata Mardani.
Persatukan Rakyat Indonesia
Partai Amanat Nasional merupakan salah satu mitra koalisi Prabowo dalam dua pilpres terakhir.
Pada 2014, Prabowo bahkan berpasangan dengan ketua umum PAN saat itu, Hatta Rajasa.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menyatakan, pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto diharapkan mampu menyatukan kembali rakyat Indonesia.
"PAN berharap seluruh elemen bangsa bisa menyatu kembali agar tantangan negeri ini ke depannya bisa diselesaikan secara bahu-membahu," ujar Eddy kepada Kompas.com, Sabtu (13/7/2019).
PAN, lanjutnya, menghargai pertemuan Jokowi dan Prabowo.

Meskipun belum menentukan arah politik partai, PAN juga mendorong pertemuan kedua rival dalam Pilpres 2019 ini bisa menyatukan rakyat.
Eddy mengakui, PAN juga telah mendorong Jokowi dan Prabowo bisa bertemu secepatnya sesuai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandiaga.
Baca: Update Juli 2019! Harga Handphone (HP) Samsung Galaxy M10, Galaxy S10+, Xioami, Oppo, Asus, Vivo
Baca: UPDATE JULI 2019 Harga Mobil Daihatsu Xenia Bekas Berbagai Tipe dan Tahun, Second Mulai Rp 50 Jutaan
Baca: UPDATE Juli 2019, Harga NMAX, Sepeda Motor Matic Yamaha XMAX, Aerox, Honda PCX, Vario, Vespa Piaggio
"Kami sudah mendorong untuk mempercepat pertemuan ini. Itu dilakukan agar polarisasi sosial dan politik sesama anak bangsa segera mencair," tuturnya.
Waspadai Kelompok yang Menolak
Dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat berada di barisan partai pengusung Prabowo-Sandiaga.
Namun, tak lama setelah Jokowi-Ma'ruf Amin dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih, sejumlah manuver dilakukan Partai Demokrat untuk mendekati Jokowi.
Lalu bagaimana tanggapan Partai Demokrat terhadap pertemuan itu?
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, pertemuan tersebut diharapkan dapat menurunkan ketegangan politik yang terjadi di tengah masyarakat selama proses Pilpres 2019.

"Tentunya partai Demokrat mengapresiasi, karena ini bertujuan untuk mempersatukan masyarakat. Pertemuan ini dapat menurunkan tensi politik dan polarisasi yang terjadi di masyarakat sekarang ini," kata Ferdinand saat dihubungi, Sabtu (13/7/2019).
Selain itu, pertemuan tersebut menunjukan bahwa kedua tokoh itu memiliki sifat negarawan.
Prabowo dan Jokowi rela menurunkan ego masing-masing demi terciptanya persatuan dan kesatuan.
"Saya yakin ini terjadi karena dua tokoh menurunkan ego masing-masing. Bila tidak, maka tidak akan pernah bertemu, sehingga Demokrat sangat mengapresiasi ini," kata dia.
Hanya saja, Ferdinand mengakui bahwa pertemuan tersebut masih menuai pro dan kontra dari beberapa elemen pendukung Prabowo.
Hal ini dinilai wajar.
Karena selama ini selalu pihak Jokowi yang menyampaikan keinginan untuk bertemu.
"Saya melihat dari kelompok 01 justru ingin mendorong adanya pertemuan, dan yang menolak dari kubu 02. Kelompok-kelompok ini yang harus kita cermati dan harus diwaspadai," ujar dia.
PDIP Tepis Isu Bagi-bagi Kursi
PDI Perjuangan merupakan partai utama pendukung Joko Widodo dalam dua pilpres.
Jokowi juga tercatat sebagai kader partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai, pertemuan antara Jokowi-Prabowo menepis isu negatif yang berkembang mengenai rekonsiliasi.
Baca: Disorot Pindah Agama, Ini Deretan Foto Segar Salmafina, Sering Tampil Pakai Bikini dan Dress Seksi
Baca: Pengakuan Vanessa Angel Soal Isi Chat dan Fotonya Pakai Bikini yang Dianggap Sebarkan Konten Asusila
Baca: Siapa Sebenarnya Sandhyca Putrie, Ajudan Cantik Iriana Jokowi Buat Pengakuan Mengejutkan,Ini Fotonya
Andreas mengatakan, belakangan muncul isu bahwa rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019 diakhiri dengan bagi-bagi kursi jabatan di pemerintahan.
"Pertemuan di tempat umum seperti ini sekaligus menepis semua isu yang berkembang selama ini. Seolah-olah pilpres ini harus diakhiri dengan rekonsiliasi bagi-bagi kursi di pemerintahan, enggak," ujar Andreas kepada Kompas.com, Sabtu (13/7/2019).

Andreas memandang bahwa pertemuan itu akan berdampak positif bagi masyarakat.
Pertemuan itu menguatkan simbol berakhirnya ketegangan politik selama pilpres.
Oleh sebab itu, Andreas berharap pendukung Jokowi dan Prabowo dapat hidup berdampingan kembali sebagai satu bangsa.
"Kita kembali hidup berdampingan sebagai anak bangsa. Tidak ada lagi 'cebong' dan 'kampret', yang ada adalah Garuda Pancasila," kata Andreas.
"Sehingga akan jelas kelihatan siapa yang bermain di air keruh, yang masih mau memanfaatkan agenda pilpres ini untuk memecah belah bangsa Indonesia," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beragam Respons Parpol soal Pertemuan Jokowi-Prabowo, PKS hingga Demokrat "