Burung Merpati Ini Laku Terjual Rp 1 Miliar, Sudah Diincar Sejak 2018, Ternyata Ini yang Bikin Mahal

Burung Merpati yang diberi nama Jayabaya ini diberi mahar Rp 1 miliar oleh Robby, untuk berpindah dari tangan pemiliknya, yakni Aristyo Setiawan.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Dokumentasi Aristyo Setiawan.
Jayabaya, burung merpati yang dibeli seharga Rp 1 Miliar 

Burung Ini Laku Terjual Rp 1 Miliar, Sudah Diincar Sejak 2018, Ternyata Ini yang Bikin Mahal

TRIBUNJAMBI.COM - Robby dikabarkan nekat merogoh kocek hingga Rp 1 miliar demi mendapatkan Burung Merpati impiannya.

Burung Merpati yang diberi nama Jayabaya ini diberi mahar Rp 1 miliar oleh Robby, untuk berpindah dari tangan pemiliknya, yakni Aristyo Setiawan.

Robby mengaku sudah mengincar untuk membeli burung tersebut sejak tahun 2018 silam.

Baca: VIDEO: Penertiban Lapak Pasar Parit I Lama Kuala Tungkal Jambi, Pedagang Hanya Bisa Pasrah

Baca: Ingat Avika Gor Pemeran Anandhi Kecil? Ulang Tahun ke-22, Kecantikannya Memikat Ya!

“Burung itu punya prestasi apa enggak pasti berbeda harganya.

Sejak 2018 burung itu (Jayabaya) hampir per giringan (lomba) pasti ada prestasinya,” ujar Robby melalui sambungan telepon, Senin (1/7/2019).

Robby menambahkan, Jayabaya sebelum dibelinya juga menyandang predikat juara nasional.

“Kebetulan Jayabaya ini podium satu di liga.

Juara satu tingkatnya nasional.

Bisa jadi tingkat satu nasional itu enggak gampang.

Harus dari dasar dulu.

Kalau hanya juara (tingkat) kota enggak maksimal.

Masih belum (mahal).

Kalau ini juara nasional, kerjanya (performanya) emang bagus,” ungkapnya.

Sementara itu, pemilik pertama burung Jayabaya, Aristyo Setiawan mengatakan, perlu kesabaran untuk melatih seekor Burung Merpati hingga menjadi burung jawara.

“Enggak mudah buat melatih burung juara itu, apalagi spesialisasinya merpati tinggi kolong meja.

Setiap ikut lomba, pasti minimal masuk 10 besar.

Ada beberapa juara 1 juga.

Tahun lalu juara 1 klasemen nasional," tandas Aris.

Baca: Viral Ketahuan Selingkuh, Pria Ini Nikahi Adik Kandungnya Sendiri, Istri Sah Laporkan ke Polisi

Ditanya soal prestasi, Aris mengatakan jika Jayabaya memang jawara di berbagai ajang lomba merpati tingkat nasional khususnya di ajang kelas merpati tinggi kolong meja.

"Awalnya memang sering kalah dulu karena pastinya butuh penyesuaian.

Tapi setelah itu selalu berprestasi," ungkapnya.

Aris menuturkan, belasan kali Jayabaya naik podium juara baik juara 1 maupun masuk 10 besar burung terbaik perlombaan yang rutin digelar oleh organisasi Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI).

Rata-rata, kata Aris, PMTI menggelar hingga 22 kali kejuaraan setiap tahun.

Robby mengatakan tidak menghitung untung rugi.

Menurut dia, kepuasan yang didapatnya setimpal dengan uang yang dikeluarkan.

“Ini hobi.

Kalau sudah hobi kita carinya kepuasan.

Jadi, berapa banyak uang yang keluar saya enggak hitung, enggak saya rinci,” tandas pria yang enggan dipublikasikan profesinya ini.

Sayembara Burung Merpati

Seekor burung Merpati kolong baru saja membuat jagad media sosial gempar.

Pasalnya, burung Merpati Kolong yang bernama Manise tersebut hilang dari tangan sang pemilik bernama Rendi.

Uniknya, Rendi sampai rela membuat sebuah sayembara pencarian burung Merpati Kolong miliknya.

Tak tanggung-tanggung, Rendi bahkan menjanjikan hadiah sebesar Rp 30 juta bagi penemu burung Merpati Kolong kesayangannya tersebut.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Facebook Banjarnegara Terkini yang memposting sebuah unggahan pada 7 Februari 2019.

Dalam postingan tersebut diunggah foto pamflet sayembara pencarian burung Merpati Kolong milik Rendi.

Demi bertemu kembali dengan hewan peliharaannya itu, Rendi menyebarkan sayembara ke sejumlah media sosial.

Untungnya, Rendi berhasil menemukan kembali hewan peliharaannya.

Tak tanggung-tanggung, Rendi menyediakan hadiah Rp 30 juta bagi siapa saja yang menemukannnya.

Bukan hanya itu, siapa saja yang bisa memberi informasi tepat keberadaan burung merpati hitam yang dipeliharanya sejak kecil itu juga bakal diberi hadiah Rp 5 juta.

Sebelum menggelar sayembara itu, Rendi sudah berbulan-bulan berupaya mencari Manise.

Baca: Wawancara Khusus Kompas, Bocoran Menteri Jokowi yang Usia 25-30 Tahun?

Manise, merpati kolong milik Rendi

"Dia sudah di hati. Sudah menyatu dengan saya," katanya.

Tak pelak, saat sayembara itu dirilis, jagat maya geger.

Banyak yang tergiur dengan imbalan fantastis untuk ukuran seekor burung Merpati.

"Habis (merilis sayembara) itu banyak yang menghubungi saya. Mereka tanyakan kebenarannya," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (8/2/2019).

ikutip dari Tribun Jateng, Rendi mengaku kehilangan burung Merpati Kolong miliknya pada November 2018 silam karena kesalahannya sendiri.

Di Kota Tegal, Rendi menerbangkan burung yang ia namai Manise itu, terlalu pagi, sekitar pukul 06.00 WIB.

Padahal dia biasa mengeluarkan burung itu dari kandang lebih siang, pukul 07.00.

Manise pun hilang tidak kembali.

Rendi lalu kebingungan mencari hingga akhirnya berinisiatif menggelar sayembara.

Ia menggelar sayembara mencari burung merpatinya yang hilang di Tegal pada November tahun lalu.

Rendi kemudian menerima banyak informasi via pesan Whatsapp atau telepon tentang keberadaan burung yang dia cari.

Mereka juga membagikan foto burung yang mirip dengan ciri-ciri Manise.

Rendi yang merawat Manise sejak kecil tentu hafal betul ciri burungnya itu.

Banyak informasi yang ia tepis karena tak sesuai dengan keinginannya.

Imbalan besar yang ia tawarkan mungkin membuat siapa pun tergiur.

Tak terkecuali bagi mereka yang ingin berniat jahat.

Sayembara pencarian Manise

Dari banyak informasi tersebut, ia menilai ada yang punya itikad tak baik terhadapnya.

Bukan informasi valid, justru Rendi hampir tertipu oleh oknum tak bertanggung jawab.

Oknum pemberi informasi itu mengajaknya bertemu pada pukul 01.00 dini hari.

Untung saja ia mengetahui gelagat tak wajar itu sehingga berani menolak permintaan tersebut.

"Ada yang minta COD jam 1 malam. Ada yang sudah minta transfer uang dulu. Padahal informasinya belum ada," tuturnya.

Akhirnya titik terang itu datang.

Seorang warga Tegal tiba-tiba menghubunginya.

Tak ubahnya pemberi informasi lain, ia mengabarkan keberadaan burung Rendi yang hilang.

Kali ini Rendi meyakini informasi tersebut tepat.

Ia telah mencocokkan foto merpati yang dikirim warga itu dengan ciri-ciri Manise.

Yakin itu burungnya, Rendi tak pikir panjang menjemput miliknya yang hilang itu ke Tegal pada Kamis (7/2/2019) malam.

Benar saja, berbulan-bulan kehilangan, Rendi tak kuasa menahan kebahagiaan saat dipertemukan kembali dengan Manise.

Ia langsung bersujud syukur seraya menangis.

"Saya senang sekali, sampai menangis. Langsung saya sujud," terangnya.

Rendi bersyukur Manise selamat tak kurang apa-apa.

Burungnya berada di tangan sesama penggemar merpati kolong sehingga terawat.

Penemu Manise itu meminta nama dan alamatnya dirahasiakan.

Baca: Siapa Sebenarnya Kho Tjeng Lie Pelawak yang Tenar era 70 an, Akhirnya Membentuk Kwartet Jaya

Orang yang menemukan Manise mengaku menemukan burung tersebut di pasar.

Ia kemudian membelinya dari seseorang yang tampak tergesa menjual di pasar tersebut.

Si pembeli menawarkan burung itu seharga Rp 500 ribu.

Sang penemu semula terkejut mendengar harga itu.

Untuk ukuran merpati kolong yang dijual di pasar, burung itu terbilang mahal.

Namun, setelah melihat performa burung itu, ia tak pikir panjang membelinya.

"Jadi yang beli itu curiga, ini Merpati kok istimewa. Dikolongin juga OK saja," tutur Rendi.

Mengetahui keunggulan si burung, pemilik baru itu pun mengikutsertakan Manise dalam lomba Perang Bintang.

Tak dinyana, merpati kolong ini memenangkan kejuaraan itu hingga membanggakan perawatnya.

Burung itu, kata Rendi, juga sempat akan diternakkan tapi telurnya gagal menetas.

Hingga akhirnya informasi sayembara itu diterima si penemu.

Pria itu terpanggil mengembalikan merpati yang ternyata milik orang lain yang hilang.

"Sempat diikutkan perang bintang, menang. Mungkin orang itu terketuk hatinya, terus menghubungi saya," papar dia.

Jika mengetahui riwayat sang merpati kolong itu, ikhtiar Rendi menemukan burungnya kembali tidaklah berlebihan.

Rendi mengaku merawat burung yang dibelinya di Wonosobo itu sejak kecil.

Dia juga rajin melatihnya agar menjadi merpati yang unggul.

Tak ayal, ia memiliki ikatan batin yang kuat dengan burung kesayangannya.

Terlebih merpati itu memiliki aura jawara yang diimpikan banyak orang.

Hingga Rendi percaya diri mengikutkan burungnya dalam setiap kejuaraan.

"Selain dilatih, burung yang sering menang perlombaan biasanya memang punya trah jawara. Dari ayahnya atau kakeknya dulu mungkin sama, sering menang," jelas dia.

Manise, yang berarti merpati dengan warna hitam manis, pada akhirnya menjelma menjadi merpati kolong unggulan.

Burung itu memenangi berbagai kejuaraan hingga meraih banyak penghargaan.

Manise bahkan pernah menyabet penghargaan berhadiah utama mobil Daihatsu Ayla.

Rendi juga beberapa kali membawa pulang sepeda motor sebagai penghargaan atas kemenangan Manise.

Hadiah berupa uang tunai atau tabungan sudah biasa.

"Sudah tidak terhitung jumlahnya. Pernah dapat mobil, sepeda motor, tabungan," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Burung Merpati Milik Warga Ini Laku Rp 1 Miliar, Pembelinya Sudah Incar Sejak 2018, https://kaltim.tribunnews.com/2019/07/02/burung-merpati-milik-warga-ini-laku-rp-1-miliar-pembelinya-sudah-incar-sejak-2018?page=all.

Editor: Rafan Arif Dwinanto

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved