Siapa Sebenarnya Dolly? Kalau Jual 'Daging' Aku Pengalaman, Kalau Jadi Germo Aku Tidak Bisa
Dolly boleh tomboi, tapi itu tak menutupi kecantikannya. Dia biasa meladeni lelaki di Hotel Simpang atau LMS. Siapa sebenarnya Dolly?
Dolly boleh tomboi, tapi itu tak menutupi kecantikannya. Dia biasa meladeni lelaki di Hotel Simpang atau LMS. Siapa sebenarnya Dolly?
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pria dan wanita memiliki kisah cinta semalam di Gang Dolly.
Dahulu kawasan Dolly atau Gang Dolly di Pasar Kembang, Surabaya, terkenal sebagai kawasan lokalisasi atau tempat hiburan malam.
Memang, tempat itu pernah menjadi merupakan kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara.
Namun kini, tempat ini telah menjadi kawasan ekonomi baru, menjadi kampung laundry.
Siapa sebenarnya Dolly?
Baca Juga
Habis Wawancara Brigadir Popy dan Bripda Fitri Disuruh Masuk Kamar, Penyamaran Polwan Cantik di Bali
Polwan Berpangkat Kompol yang Beri Servis Dortin Felix akan Segera Diadili, Ini Kelakuannya
Cara Nekat Polwan Cantik Menyamar di Sindikat Perdagangan Wanita, Tak Sangka Ketemu Sosok Terkenal
Video Mengerikan Turbulensi 20 Menit, Badan Pramugari Terlempar Membentur Langit-langit Pesawat
Akibatnya Dahsyat, Tentara Wanita Israel Dilarang Pakai Kaus Putih dan Celana di Atas Dengkul
Pada waktu penutupan lokalisasi Gang Dolly muncul pro kontra.
Tetapi sesungguhnya protes pertama sudah terjadi puluhan tahun sebelumnya.
Ini menyangkut penggunaan nama "Dolly".
Siapa yang pertama melayangkan protes? Ya, Dolly sendiri.
"Kenapa kok (pakai) namaku? Padahal germo di sana kan banyak?" tanyanya, pada tahun 1990-an.
Sosok Dolly memang seperti legenda. Legenda dalam dunia persyahwatan di Surabaya. Sohor, tetapi jarang sekali bisa dijumpai.
Orang kerap berasumsi ia adalah seorang germo, perempuan, keturunan Belanda. Ada yang bilang namanya Dolly van der Mart. Desas-desus lain menyebutkan dia sebenarnya seorang lelaki.