Kisah Militer RI

Misi Tumpas Paham Komunis di Indonesia, Kopassus Pernah Hadapi Sosok Kebal Peluru & Ahli Mandraguna

Misi Tumpas Paham Komunis di Indonesia, Kopassus Pernah Hadapi Sosok Kebal Peluru & Ahli Mandraguna

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Hobby militer
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namanya begitu membanggakan masyarakat Indonesia. 

Misi Tumpas Paham Komunis di Indonesia, Kopassus Pernah Hadapi Sosok Kebal Peluru & Ahli Mandraguna

TRIBUNJAMBI.COM - Di masa Indonesia diterpa masalah serius dalam sebuah paham Komunis yang sampai membuat tragedi berdarah terjadi.

Pasukan elit TNI AD yang kala itu bernama RPKAD kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mesti berhadapan dengan berbagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Mulai dari pejuang yang sudah merasakan beratnya dunia militer, hingga sosok ahli mandraguna yang disebut dukun.

Operasi penumpasan PKI dilakukan secara besar-besaran.

Baca: Satuan Elit Paling Misterius, Istri Sendiri Sampai tak Tahu Suami di Satuan Rahasia Kopassus, Sat-81

Baca: Hasilkan Rp 25 Juta Per Hari, BUMDes Taman Pertiwi, Kerinci, Pekerjakan 70 Warga di Libur Lebaran

Baca: Seorang Pria Tewas di Blitar Dalam Kamar Penginapan Saat Check In, Begini Reaksi Keluarga Korban!

Baca: Agung Hercules Unggah Foto Terbarunya, Kalangan Artis Langsung Serbu dengan Komentar Mendoakannya

Namun, Kopassus sempat menghadapi Simpatisan PKI yang diketahui kebal peluru hingga harus gunakan kekerasan.

Di tengah operasi penumpasan PKI besar-besaran, Kopassus sempat menghadapi simpatisan PKI yang dikenal kebal senjata, namun itu tak menghalangi Kopassus untuk menggunakan cara kekerasan.

Kisah ini dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto

Berkobarnya tragedi G30S/PKI yang menculik para jenderal pada 30 September 1965, memang berbuntut panjang.

Satu di antaranya adalah perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.

Perburuan, dan penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang diduga sebagai basis PKI.

Saat itu pada 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi.

Baca: 2 Ton Daging Sapi Tak Laku Saat Menyambut Lebaran Idul Fitri di Bungo, Disnakan Duga Ini Penyebabnya

Baca: Refly Harun Sebut Medote MK Rugikan Prabowo-Sandiaga: Kalau Kualitatif Pembuktian Tidak Mudah

Baca: Halal bi Halal dengan Warga Desa Kedotan, Muarojambi, Bupati Masnah Busro Juga Resmikan Masjid

Tepatnya, di Desa Ninggil. Nama asli Mbah Suro adalah Mulyono Surodihadjo.

Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.

Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.

Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961
Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961 ((Ipphos))

Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal, hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved