Gatot Nurmantyo Sebut Dua Instansi Pemerintah Ini yang Fasilitasi Kasus Senjata Selundupan Soenarko

Mulanya, ia menanggapi soal adanya kerusuhan 21-22 Mei yang dikaitkan dengan dalang kerusuhan dan orang yang ikut menyelundupkan senjata.

Editor: Tommy Kurniawan
Kolase Tribun Jabar (Instagram/nurmantyo_gatot dan capture Kompas TV)
Gatot Nurmantyo Sebut Dua Instansi Pemerintah Ini yang Fasilitasi Kasus Senjata Selundupan Soenarko 

Gatot Nurmantyo Sebut Dua Instansi Pemerintah Ini yang Fasilitasi Kasus Senjata Selundupan Soenarko

TRIBUNJAMBI.COM -  Secara mengejutkan, nama Mayjen (purn) Soenarko ikut terseret kasus penyelundupan senjata yang diduga digunakan untuk kerusuhan 21-22 Mei.

Menanggapi hal tersebut, mantan Panglima TNI (purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara, Selasa (11/6/2019) 

Gatot mengatakan ada dua instansi pemerintahan yang turut ikut andil dalam kasus tersebut.

"Judul dari media semuanya adalah mencari dalang kerusuhan 21-22 Mei kemudian ditutup pernyataan dari Pak Iqbal bahwa Polri tidak menggunakan peluru tajam," ujar Gatot, seperti dikutip dari saluran YouTube tvOneNews, Rabu (12/6/2019).

Namun, menurutnya seolah-olah ada keterkaitan antara penyelundupan senjata dengan aksi 21-22 Mei.

"Jadi ini yang beberapa masalah yang ditonjolkan adalah yang pertama kali adalah tentang penyelundupan senjata oleh S tadi," kata Gatot.

"Saya perlu menyampaikan bahwa yang disampaikan ini adalah baru hasil penyidikan kepolisian Republik Indonesia yaitu pernyataan dari saksi, barang bukti yang didapatkan baru senjata, dan IT."

"Baru pernyataan dari hasil penyidikan. Kemudian dikaitkan dengan dalang kerusuhan apa kaitannya?."

Ia lalu menerangkan kenapa banyak purnawirawan yang memiliki senjata.

Baca: Inilah Olivia Culpo, Mantan Miss Universe yang Dinobatkan Perempuan Paling Seksi 2019 Versi Maxim

Baca: Bulan Madu Bersama Syahrini, Reino Barack Rela Habiskan Uang Tak Sedikit,Sewa Helikopter Saja Segini

"Ini yang harus saya jelaskan bahwa dalam konteks ini satu hal hampir semua Prajurit Koppassus dan Taipur yang melaksanakan Operasi Sandi Yudha hampir dikatakan 50 persen dia punya senjata itu tapi entah di mana sekarang karena memang salah satu tugas Operasi Sandi Yudha itu adalah melakaksanakan operasi di belakang garis lawan bukan di depan."

"Tempat sarangnya musuh dia beroperasi, kemudian dia melipatgandakan dan melangsungkan perlawanan dari garis dalam, jadi bayangkan dia berangkat 3 orang ke sana dengan terpisah-pisah nanti bertemu di tempat musuh kemudian dia merekrut orang-orang yang jadi musuhnya itu."

"Dia mempersenjatai entah dari mana senjatanya ia melakukan perlawanan dari belakang, itulah Operasi Sandi Yudha."

Terkait dengan kepemilikan senjata Soenarko, Gatot mengatakan ada 2 pihak pemerintahan yang juga ikut serta dalam penyelundupan tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved