Pilpres 2019

Ada yang Serang Prabowo, Berasal dari Demokrat Andi Arief hingga Rachland Nashidik, Ini Faktanya!

Mulanya Andre menjelaskan bahwa di awal bentukan koalisi, sejumlah kader Demokrat sangat getol menyuarakan dukungannya kepada Prabowo-Sandi.

Editor: Tommy Kurniawan
Tribunnews/JEPRIMA
Ada yang Serang Prabowo, Berasal dari Demokrat Andi Arief hingga Rachland Nashidik, Ini Faktanya! 

Ada yang Serang Prabowo, Berasal dari Demokrat Andi Arief hingga Rachland Nashidik, Ini Faktanya!

TRIBUNJAMBI.COM - Ada serangan yang nyatanya berasal dari partai Demokrat terhadap Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade.

Keretakan Gerindra dan Demokrat memang sudah menjadi sorotan banyak pihak.

Dilansir oleh TribunWow.com, Selasa (11/6/2019), ungkapan ini disampaikan Andre melalui acara 'Layar Demokrasi' di CNN Indonesia.

Diketahui, hal itu tampak berbeda setelah paslon o1 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperoleh suara terbanyak dan memenangkan Pilpres 2019.

Terkait itu, Andre menyatakan bahwa pihaknya juga tidak mengerti mengapa ada buzzer, hingga kader Demokrat sendiri yang membuat serangan kepada Prabowo-Sandi pasca-pengumuman hasil rekapitulasi suara pilpres.

Ia menjelaskan bahwa serangan-serangan itu berasal dari komunikator Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Andi Arief, Ferdinand Hutahaean, dan Rachland Nashidik.

"Makanya kami tidak mengerti ada buzzer, akun anonim yang tidak jelas lalu menyerang Partai Demokrat, lalu teman-teman Demokrat yang merupakan komunikator Pak SBY lo ingat Andi Arief, Ferdinand Hutahaean, Rachland Nashidik, ini komunikator orang-orang yang membisiki Pak SBY dalam diskusi politik setiap hari," jelas Andre.

"Mereka berkomentar melalui media sosial, melakukan serangan-serangan terhadap Pak Prabowo dan Bang Sandi," sambungnya.

Baca: Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini - Pisces Jangan Terbawa Godaan, Leo Pantang Kendor Cancer Lebih Santai

Baca: Misteri Abu Kematian Freddie Mercury yang Dirahasiakan, Ini Daftar Warisan Vokalis Band Queen

Baca: Jenderal (Purn) Sofyan Jacob yang Perintahkan Tito Tangkap Tommy Soeharto Jadi Tersangka Kasus Makar

Baca: Respon Keluarga Faisal Nasimuddin, Lihat Anaknya Makin Mesra dengan Luna Maya, Diminta Datang ke KL?

Ia memaparkan bahwa contoh serangan itu berasal dari kicauan kader Demokrat yang masuk ke ranah personal.

Dijelaskan Andre, hal itu lah yang membuat kesal pendukung kubu 02.

Dengan begitu, Andre menyatakan bahwa sudah saatnya kubu 02 harus bersikap tegas dalam menanggapi sikap para elite Demokrat.

"Lihat saja, bisa dilihat twitnya agak personal," ungkap Andre.

"Tentu ini menimbulkan kegerahan dari pendukung Prabowo-Sandi."

"Selama ini kita sudah bersabar, saatnya kita bersikap tegas," sambugnya.

Simak videonya dari menit 13.00

Gerindra Minta Demokrat Jangan Buat Gaduh

Diberitakan sebelumnya, Andre juga sempat angkat bicara soal sikap Partai Demokrat yang tengah santer dibicarakan.

Diketahui bahwa Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik meminta supaya kedua capres, Jokowi dan Prabowo untuk segera membubarkan partai koalisi masing-masing.

Menanggapi hal tersebut, Andre meminta supaya Demokrat justru jangan membuat gaduh jelang keputusan gugatan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Bahkan, Andre mempersilakan jika Demokrat ingin keluar dari partai koalisi kubu 02, Prabowo-Sandi.

"Kita fokus gugat di MK jangan bikin gaduh," ujar Andre dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (10/6/2019).

"Kalau mau keluar silakan, kalau memang kebelet menjadi menteri setelah reshuffle Juni-Juli ini ya monggo, silakan," sambungnya.

Selain itu, Andre juga meminta jika Demokrat ada masukan bisa langsung disampaikan ke Gerindra bukan kepada publik langsung.

Untuk itu, dirinya menyatakan supaya partai berlambang mercy itu selalu menjaga etika berkoalisi hingga proses pilpres selesai dilakukan.

"Berkoalisi itu kalau punya masukan silakan disampaikan di dalam (secara internal), bukan bikin gaduh," jelas Andre.

"Di situ saling memberikan masukan, tapi di internal bukan merongrong atau bikin gaduh terus."

"Kalau ingin bertahan, ya tolong etika koalisi itu dijaga, jangan bikin gaduh terus," tandasnya.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved