Pilpres 2019

Dituding Tak Menangkan 02, Jansen Sitindaon Sentil Fakta TPS Sandiaga Uno, 'Yang tak Serius Siapa?'

Partai Demokrat mulai memperlihatkan tanda-tanda hengkang dari koalisi dan mulai merapat ke Jokowi.

Editor: bandot
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
SANDIAGA UNO CAWAPRES 

Dituding Tak Menangkan 02, Jansen Sitindaon Sentil Fakta di TPS Sandiaga Uno, 'Yang tak Serius Siapa?'

TRIBUNJAMBI.COM - Pasca pengumuman hasil Pilpres 2019 aroma perpecahan terasa di koalisi 02 Prabowo-Sandi.

Partai Demokrat mulai memperlihatkan tanda-tanda hengkang dari koalisi dan mulai merapat ke Jokowi.

Tudingan Partai Demokrat tak all out dan tak serius menangkan Prabowo-Sandi juga dilontarkan.

Pasalnya Partai Demokrat membebaskan kadernya untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan hati nurani masing-masing.

Tudinganbtak serius menangkan Prabowo-Sandi itu langsung ditepis oleh pihak Partai Demokrat. Bahkan PD membeberkan bukti-bukti mereka telah habis-habisan mendukung pasangan Capres 02.

Baca: AHY Lakukan Ini, Tanda-tanda Segera Hengkang Dari Capres 02 dan Merapat ke Koalisi Jokowi-Amin

Baca: Kode Keras Sinyal Demokrat Merapat ke Jokowi Semakin Kuat, Mulai Tinggalkan Tim Prabowo-Sandi?

Ketua DPP partai Demokrat, Jansen Sitindaon menanggapi tuduhan bahwa partainya tidak serius dalam memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Memberikan bukti dukungan penuh pada Prabowo-Sandi, Jansen membeberkan sederet perolehan suara untuk 02 yang diklaim hasil kerja Demokrat.

Anggota BPN Jansen Sitindaon
Anggota BPN Jansen Sitindaon ((KOMPAS.com/Haryantipuspasari))

Dikutip dari channel YouTube Kompas TV,Minggu (9/6/2019), Jansen mengaku masih mati-matian mendukung Prabowo-Sandi sampai menjelang keputusan KPU 22 Mei 2019.

"Jangan dilihat suaranya, tapi lihat fakta di lapangan apa yang kita lakukan, jadi saya di tanggal 21 Mei malam, di ujung KPU memutuskan pihak 01 menang itu, masih menghantam meja loh di KPU, saya habis-habisan bela 02 itu," jelas Jansen.

"Itu kan di tanggal 21 Mei itu yang kata orang Demokrat sudah keluar dari 02, Demokrat tidak solid di 02, saya ini masih habis-habisan," katanya.

Setelah membeberkan satu bukti bahwa dirinya benar-benar mendukung mati-matian Prabowo-Sandi, Jansen kemudian menyinggung tuduhan tidak serius yang ditujukan pada AHY dan SBY.

"Yang kedua begini, saya kasih fakta empirik kembali ya, ini kan bermula bahwa Partai Demokrat, Pak SBY dan AHY tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi begitu," kata Jansen.

"Saya kasih fakta empirik kembali, contoh misalnya, di Cikeas itu Pak Prabowo menang, di Kabupaten Pacitan, kampungnya Pak SBY, Pak Prabowo menang telak dari Pak Jokowi."

Baca: Jennie BLACKPINK Mengaku Menyesal, Nyaris Pingsan dan Turun Panggung Tanpa Pamitan ke Fans

Baca: Keputusan Sidang Adjudikasi tak Dijalankan KPU Bungo, Bawaslu Provinsi Jambi, Belum Ambil Sikap

Baca: Ditemukan 3 Granat Diduga Sisa Perang Dunia Kedua, di Bajubang, Batanghari Jambi

"Di Jawa Timur itu di Pemilu ini, Pak Prabowo itu kalah 8 juta suara, Pak Prabowo itu hanya menang di 2 kabupaten, Kabupaten Pacitan kampung Pak SBY dengan Bondowoso," jelasnya.

Menyebutkan sederet bukti bahwa Partai Demokrat sepenuhnya mendukung Prabowo-Sandi, Jansen lantas menyinggung perolehan suara di TPS Sandiaga Uno.

"Di TPS AHY, Pak Prabowo menang, yang jadi anomali, yang jadi pertanyaan kita, di TPS Sandiaga Uno, yang calon wakil presiden itu, Prabowo-Sandi kalah," kata Jansen.

"Itu makanya pertanyaannya sekarang, yang tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi siapa?" tanyanya kemudian.

"Siapa yang tidak serius, itu fakta empirik," tambah Jansen.

Jansen Cerita Dibenci Warga Kampung Halaman karena Dukung Prabowo

Jansen Sitindoan mengaku dirinya dibenci di tanah kelahirannya karena memutuskan mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal ini diungkapkan Jansen saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (8/6/2019).

Jansen mengatakan dirinya bersama Demokrat telah berjuang keras untuk menangkan Prabowo-Sandi walaupun di ujung penghitungan masih tetap kalah.

"Kalau bicara 8 bulan kemarin (masa kampanye) sudah habis-habisan Partai Demokrat ini," kata Jansen.

Selain itu, Jansen Sitindaon secara pribadi juga telah menghabiskan banyak tenaga serta cara untuk mendukung Prabowo-Sandi.

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (kedua kiri) didampingi Penanggung Jawab Tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo (kanan) melambaikan tangan usai memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (24/5/2019). BPN Prabowo-Sandiaga menunjuk Hashim Djojohadikusumo sebagai Penanggung Jawab Tim Kuasa Hukum dan Bambang Widjojanto sebagai Ketua Tim Kuasa Hukum paslon nomor urut 02 untuk mengajukan gugatan perselisihan hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (kedua kiri) didampingi Penanggung Jawab Tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo (kanan) melambaikan tangan usai memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (24/5/2019). BPN Prabowo-Sandiaga menunjuk Hashim Djojohadikusumo sebagai Penanggung Jawab Tim Kuasa Hukum dan Bambang Widjojanto sebagai Ketua Tim Kuasa Hukum paslon nomor urut 02 untuk mengajukan gugatan perselisihan hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj)

Namun, akhirnya Demokrat menjadi partai koalisi yang mengalami penurunan suara di pemilihan legislatif (pileg).

Penurunan suara Demokrat dianggap pemilih dari kaum minoritas untuk Demokrat beralih dukungan karena isu politisasi agama yang kencang terdengar dari kubu 02.

"Saya sendiri habis-habisan, bahkan Partai Demokrat itu satu-satunya Partai di koalisi 02 yang mengalami penurunan suara cukup signifikan karena isu politisisasi agama yang cukup keras itu tadi, khilafah segala macam yang paling kena dampak itu Partai Demokrat," ujarnya.

"Kami kehilangan kursi misalnya di Sulawesi Utara. Kami hilang kursi di Babel, kami hilang kursi di Bali, politik identitas, jadi ada 2 juta pemilih Demokrat minoritas yang kemudian lari karena mereka mepersepsikan ini serius benar ini dukung Prabowo begitu lah, ini serius benar."

Bahkan, Jansen rela dirinya dibenci di kampung halamannya dan hanya diberi 1.000 suara untuk pileg karena Demokrat memutuskan untuk berkoalisi dengan Prabowo.

"Saya ini habis-habisan 8 bulan kemarin, saya ini bukan hanya tidak dipilih orang di kampung saya ini, malahan dibenci, tempat lahir saya itu hanya memberikan 1.000 suara ke saya karena saking bencinya saya mendukung Pak Prabowo," tambahnya. 

Dituding Tak Menangkan 02, Jansen Sitindaon Sentil Fakta di TPS Sandiaga Uno, 'Yang tak Serius Siapa?' (TribunWow.com/Nila/Tiffany)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved