Pilpres 2019

Nasib Budiono Pengurus Masjid yang Diduga Memfasilitasi Aksi 22 Mei Setelah Dijemput 15 Polisi

Wakil Sekretaris Umum Yayasan AL Ittihaad, Rustam Amiruddin mengatakan, Budiono dijemput oleh keluarganya di Polda Metro Jaya

Editor: bandot
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES
Polisi bertahan dari lemparan batu para demonstran yang ricuh di dekat gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Rabu (22/5/2019) malam. 

Nasib Budiono Pengurus Masjid yang Diduga Memfasilitasi Aksi 22 Mei Setelah Dijemput 15 Polisi

TRIBUNJAMBI.COM - Nasib Budiono pengurus masjid Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan yang dijemput oleh polisi.

Budiono sebelumnya diamankan oleh 10-15 orang polisi karena dugaan memfasilitasi aksi 22 Mei 2019.

Sehari setelah dijemput oleh aparat kepolisian, Budiono akhirnya bisa pulang ke rumah.

Sekretaris Umum Yayasan Al Ittihaad, Budiono, telah kembali ke rumahnya pada Selasa (21/5/2019) malam.

Wakil Sekretaris Umum Yayasan AL Ittihaad, Rustam Amiruddin mengatakan, Budiono dijemput oleh keluarganya di Polda Metro Jaya sekitar pukul 23.00 WIB.

"Semalam pengurus masjid yang lain juga ikut jemput. Ada istrinya, anaknya, mantunya juga ikut," jelas Rustam saat ditemui di Masjid Raya Al-Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2019).

Rustam mengatakan, setelah penangkapan itu, Budiono akan melakukan kegiatan seperti biasa dan akan turut menghadiri buka puasa bersama.

Adapun sebelumnya, Sekretaris Umum Yayasan Bina Sarana Al Ittihaad, Budiono, dijemput oleh 10 sampai 15 polisi dari Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) tengah malam.

Saat itu, Budiono disambangi belasan polisi yang turun dari tiga mobil.

Budiono ditahan lantaran diduga memfasilitasi massa demo 22 Mei dengan menyediakan Masjid Raya Al Ittihaad sebagai tempat massa menginap.

Tengah Malam Dijemput Polisi 

Seorang pria dibekuk karena dugaan memfasilitasi massa aksi 22 Mei 2019.

Sekretaris Yayasan Bina Saraba Al Ittihaad, Budiono, ditangkap jajaran Polda Metro Jaya karena diduga menampung massa aksi 22 Mei 2019 di Masjid Raya Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019).

Dia ditangkap pada Senin (20/5/2019) sekitar pukul 24.00 di kediamannya.

Dia disebut diperiksa selama 2x24 jam sejak hari penangkapannya.

Baca Juga

 Siapa Sebenarnya Neno Warisman? Ini Catatan Masa Lalunya yang Tak Banyak Diketahui Orang

 BREAKING NEWS: Area Asrama Brimob KS Tubun Dibakar, Usai Bentrok Dengan Polisi di Tanah Abang

 Syahrini Ketahuan Kini Alih Profesi Jualan Mukenah, Padahal Teman Luna Maya Jadi Istri Konglomerat

 Penyamaran Kopassus Jadi Tukang Durian selama Setahun, Dapat Ujian Istri Panglima Musuh

Kompas.com merangkum empat fakta penangkapan Budiono.

Berikut fakta-faktanya:

1. Polisi jemput Budiono

Wakil Sekretaris Yayasan Bina Sarana Al Ittihaad, Rustam Amiruddin membenarkan bahwa polisi menjemput untuk menahan Budiono.

Dia menduga, Budiono ditahan lantaran menggunakan Masjid Al Ittihaad untuk menampung massa aksi 22 Mei.

"Kemungkinan ya, karena belum jelas juga," ucap Rustam.

2. Polisi geledah kamar Budiono

Budiono dijemput sepuluh hingga 15 polisi dari Polda Metro Jaya.

Mereka datang ke kediaman Budiono menggunakan tiga mobil.

Polisi membubarkan ratusan massa yang masih berunjuk rasa didepan kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). Menurut pantauan Kompas.com dilokasi, ratusan massa mulai dibubarkan karena merusak pagar besi yang diletakkan kepolisian di depan kantor Bawaslu RI pada pukul 22.15 sambil menyanyikan lagu Pak polisi tugasmu mengayomi, berulang kali.
Polisi membubarkan ratusan massa yang masih berunjuk rasa didepan kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). Menurut pantauan Kompas.com dilokasi, ratusan massa mulai dibubarkan karena merusak pagar besi yang diletakkan kepolisian di depan kantor Bawaslu RI pada pukul 22.15 sambil menyanyikan lagu Pak polisi tugasmu mengayomi, berulang kali. (KOMPAS.com/ TATANG GURITNO)

Rustam mengatakan, Budiono dijemput dan diperlakukan baik-baik oleh pihak kepolisian.

Polisi juga sempat membacakan surat penahanan atas nama Budiono.

"Ada suratnya cuma dibacakan, enggak dikasih sama mereka," kata Rustam.

Polisi juga menggeledah kamar Budiono.

Dari hasil penggeledahan, polisi membawa beberapa barang bukti, seperti telepon genggam.

3. Budiono ditangkap, massa diminta pindah

Rustam membenarkan massa mendatangi Masjid Al Ittihaad sebelum aksi 22 Mei.

Massa datang dari Surabaya, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Pada malam harinya, polisi menangkap Budiono.

Kemudian, massa yang awalnya ditampung di masjid tersebut diminta pindah.

"Saya bilang jangan dulu di Al Ittihaad deh. Cari tempat lain dulu," ujarnya.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membeberkan provokator terkait aksi kericuhan massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu (22/5/2019).
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membeberkan provokator terkait aksi kericuhan massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu (22/5/2019). (Capture Kompas TV)

4. Yayasan bantah terlibat aksi 22 Mei

Rustam memastikan yayasannya tidak terlibat aksi 22 Mei.

Di samping itu, ia membenarkan bahwa Masjid Raya Al Ittihaad sering dipakai tempat singgah massa aksi 212 dan 411.

"Kita itu termasuk salah satu masjid yang menampung massa dari luar kota, tetapi, kan, itu waktu 411 dan 212. Jadi untuk besok enggak masuk ke masjid kita. Kita enggak terlibat," kata Rustam. (Walda Marison)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Penangkapan Budiono yang Diduga Fasilitasi Aksi Demo 22 Mei",

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Bekuk Budiono yang Diduga Fasilitasi Aksi 22 Mei, Ini Fakta-fakta Tentangnya

Subscribe Youtube

 Polri Beberkan Siapa Sebenarnya Provokator Kericuhan di Depan Kantor Bawaslu, Sudah Identifikasi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved