Di Antara Keajaiban Sedekah

Di antara amal kebajikan yang paling utama adalah; bersedekah disaat susah, bertindak benar ketika sedang marah, dan memberi maaf

Editor: Awang Azhari
istimewa
Dr Bahrul Ulum MA 

Oleh : Dr Bahrul Ulum MA

Dosen UIN STS Jambi/PWNU Prov. Jambi/Pengurus MUI
Prov. Jambi

“Di antara amal kebajikan yang paling utama adalah; bersedekah disaat susah, bertindak benar ketika sedang marah, dan memberi maaf ketika mampu untuk menghukum” (Ali Bin Abi Thalib RA).

Untuk mengukur apakah sedekah yang sudah dilakukan bernilai bahkan dapat memperoleh kebaikan atau nikmat yang tidak disangka sangka di dunia ini, pada hikmah ramadhan kali ini diungkapkan kisah Seorang tukang becak yang merasa dirinya tidak mampu bersedekah dengan harta, karena uang yangdiperoleh dari menarik becak hanya cukup untuk kebutuhan keluarga sehari- hari, bahkan terkadang tidak cukup.

Tapi Ia ingin sekali bersedekah, karena itu untuk memenuhi keinginannya, maka Ia bersedekah dengan cara menggeratiskan penumpangnya setiap hari jumat. Meskipun dia menyadari kalau pendapatan hari jumat lebih besar dari hari-hari lain.

Pada suatu hari Jumat, seorang penumpang pertama menghampiri tukang becak tadi. Ia seorang ibu dengan dandanan layaknya orang kota yang membawa tas besar dan tas kecil di tangan, setelah mengatakan tujuannya, Iapun langsung naik becaknya. Ketika sampai tujuan, Ia lalu memberikan ongkos, tapi tukang becak itu menolaknya, dengan mengatakan bahwa ini sudah diniatkan kalau setiap hari jumat dia menggeratiskan penumpangnya.

Si Ibu itu pun akhirnya hanya mengucapkan terima kasih. Pada hari Jumat berikutnya, si ibu itu kembali naik becaknya. Begitu sampai di tempat tujuan, si Ibu memberikan uang yang lumayan banyak, namun si tukang becak itu kembali menolaknya.
Melihat keadaan seperti itu, si ibu pun mulai menyadari suatu hikmah kehidupan, bahwa hidup ini bukan hanya untuk mencari dan mengumpulkan materi.

Karena diliputi rasa penasaran, si Ibu mendatangi rumah tukang becak itu. Sesampai di rumahnya, Ia disambut dengan ramah. Ibu itu tidak menduga kalau rumah tukang becak itu sangat sederhana, karena berdinding bambu yang kusut. Setelah cukup lama memperbincangkan banyak hal, barulah si ibu itu mengutarakan maksudnya.

Si ibu itu berkata, “Perbuatan baik bapak telah membukakan hati dan pikiran saya. Uang dan harta memang bisa membuat orang terlihat bahagia dan sejahtera, tetapi ternyata dengan berbagi pada orang lain, hidup akan lebih bermakna dan terasa tenang.”

Kemudian sebagai rasa syukur dan rasa terima kasih yang mendalam terhadap tukang becak itu, si Ibu mengajak tukang becak itu dan istrinya untuk berangkat haji bersama keluarganya. Si tukang becak itupun terheran dan tidak kuasa menahan tangis
kegembiraannya, karena sedekah yang berupa menggratiskan becaknya pada hari jumat itu, ternyata balasannya berupa rezeki yang tidak terduga dan berlipat ganda (Lutfil Kirom a-Zumaro, 218).

Kisah di atas memberikan sebuah pelajaran berharga kepada kita untuk tidak ragu memberikan sedekah dengan kemampuan yang dimiliki, meskipun disaat susah, karena amal kebaikan itu bisa menjadi energi positif untuk mengantarkan kita, tidak hanya akan menerima balasan pahala di akhirat, tetapi juga hasilnya dapat dirasakan di dunia dengan rezki yang tidak diduga dan berlipat ganda. Inilah di antara keajaiban sebuah ibadah yang berbentuk sedekah yang dilakukan dengan ikhlas. (*)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved