Ramai-ramai Ikut Kecam Mahfud MD, Senator dari Aceh Tuduh Ini Pengalihan Isu Kecurangan Pemilu
Mahfud mengalihkan dengan isu murah itu, agar publik terkonsentrasi pada isu tersebut, ini cara-cara panik
Kecaman ke Mahfud MD dari Aceh, Senator Ini Tuding Upaya Pengalihan Isu Kecurangan KPU
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Senator Aceh Fachrul Razi menyesalkan pernyataan Machfud MD terkait pengalihan isu kecurangan Pemilu.
Seperti diketahui Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD belum lama ini melontarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pasangan Prabowo Sandi menang di provinsi Islam garis garis keras, antara lain Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.
"Itu adalah pernyataan untuk pengalihan isu kecurangan Pemilu, agar masyarakat terfokus pada isu daerah yang diklaim radikal," kata Fachrul Razi, Minggu (28/4/2019) malam.
Senator Aceh, menyatakan maraknya kecurangan Pemilu menjadi sorotan publik ditambah rencana pelaksanaan ijtima ulama jilid 3.“Mahfud mengalihkan dengan isu murah itu, agar publik terkonsentrasi pada isu tersebut, ini cara-cara panik seorang profesor yang kami tahu beliau berpihak kemana,” tegas Fachrul Razi.
Pernyataan Mahfud juga bertujuan untuk meredam isu agar ijtima ulama jilid 3 agar gagal dilaksanakan.
"Kecurangan sudah masif, sistematis dan terstruktur, sebagai mantan hakim di MK, beliau paham betul bagaimana pihak yang merasa dicurangi pada saat melakukan gugatan di MK juga akan mudah dikalahkan nantinya. Apapun niat statemen Mahfud MD, sebagai senator Aceh saya meminta Mahfud MD minta maaf kepada rakyat Aceh,” jelas Fachrul Razi.
Kecaman terus mengalir terhadap mantan Ketua MK, Prof Mahfud MD karena pernyataannnya telah menyakiti populasi masyarakat Indonesia di Sumatera, khususnya umat muslim di Aceh, Padang, Palembang dan lain-lain.
Fachrul Razi mengabarkan, dalam waktu dekat ijtima ulama 3 yang akan diselenggarakan oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 sesuai dengan konstitusi.
Ijtima ulama 3 sendiri diselenggarakan untuk menyikapi kecurangan pemilu 2019.(*)
Heboh, Mahfud MD dan Provinsi Garis Keras, Mahfud Sebut yang "Kepanasan" Tak Liat VideonyaTRIBUNJAMBI.COM-Rupanya perdebatan dua tokoh politik yang bersahabat, Said Didu dan Mahfud MD, belum usai.
Said Didu menanggapi cuitan sahabatnya, Mahfud MD yang menganggap dirinya memprovokasi soal pernyataan 'garis keras'.
Said menuliskan pembelaannya setelah sempat disebut membuat pernyataan 'garis keras' menjadi isu yang panas dan ramai dibahas.
Bermula dari cuitan Mahfud yang menganggap politikus PKS, Refrizal, terprovokasi dengan Said Didu.
"Pak Refrizal, Krn Anda teman sy maka sy jelaskan.
Anda blm melihat video yg sy katakan shg responnya buru2.
Caleg Petahana DPRD Kabupaten Merangin Banyak yang Tumbang, Hanya 10 Orang Kembali Terpilih
Perolehan Kursi DPRD Provinsi Jambi Partai Golkar Dapil Tanjabtim-Tanjabar Bertambah Jadi Dua Kursi
Anda terprovokasi oleh @msaid_didu , hahaha.?
Saya bilang, Pak Jkw kalah di provinsi yg "dulunya" adalah tempat garis keras dlm keagama.
Makanya Pak Jkw perlu rekonsiliasi," balas Mahfud kepada Refrizal dengan menyebut nama Said Didu.
Mahfud kemudian juga memberikan dua alasan soal penyebutan kata 'dulu' yang justru membuat sejumlah warganet salah beranggapan.
"Sy katakan DULU-nya krn 2 alsn: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jabar, DULU PRRI di Sumbar, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel.
Lht di video ada kata "dulu".
Puluhan tahun terakhir sdh menyatu.
Maka sy usul Pak Jkw melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka," lanjut Mahfud.
Mulanya Said berterima kasih lantaran Mahfud yang memunculkan pernyataan 'garis keras' memberikan klarifikasinya.
"Terima kasih penjelasannya Prof. Justru kata2 DULU dan REKONSILIASI itulah sy bertanya.
Rekonsiliasi yg prof usulkan adlh sekarang, artinya seakan daerah2 tsb skrg adlh islam garis keras dg mengaitkan sjrh daerah tsb yg seakan islam garis keras (walau sdh dibantah banyak pihak)," balas Said.
Namun setelah dituding sebagai provokator, Said pun kembali menanggapinya melalui cuitan Minggu (28/4/2019).
"Lho kok saya dianggap provokasi ?
Prof yg katakan hrs rekonsiliasi, tentunya sekarang dong - apa kaitannya dg dulu.
Kalau prof kaitkan dg dulu (walau tdk benar)
artinya prof anggap daerah2 tsb islam garis keras sjk dulu sampai sekarang dong.
Semoga bisa dipahami," tulis Said.
Sebelumnya, Said dan Mahfud terlibat perdebatan di Twitter seusai munculnya pernyataan soal provinsi 'garis keras' yang dilontarkan oleh Mahfud.
Pernyataan tersebut dilontarkan Mahfud dalam sebuah wawancara di Metro TV beberapa waktu lalu.
"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.
Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan.
Inikah yg dianggap keras ?" tulisnya kepada Mahfud.
Cuitan tersebut kemudian langsung ditanggapi oleh Mahfud.
Ia pun menjelaskan maksud ucapannya yang menyebut sejumlah daerah di Indonesia sebagai provinsi 'garis keras'.
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi.
Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik.
Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram.
Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun.
Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," terang Mahfud.
Ia kemudian memperlebar maksud garis keras dengan mencontohkan adat dan prinsip dari daerah asalnya, Madura.
Menurut Mahfud, Madura sama halnya dengan daerah-daerah lainnya yang dianggap kental dengan ajaran Islam.
"Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura.
Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan.
Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara di MetroTV, Mahfud menyebut paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di provinsi-provinsi 'garis keras'.
Caleg Petahana DPRD Kabupaten Merangin Banyak yang Tumbang, Hanya 10 Orang Kembali Terpilih
Perolehan Kursi DPRD Provinsi Jambi Partai Golkar Dapil Tanjabtim-Tanjabar Bertambah Jadi Dua Kursi
Beberapa wilayah yang dimaksud Mahfud adalah Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan Sulawesi Selatan.
"Dilihat dari sebarannya, Pak Jokowi kalah di daerah-daerah panas, dan diidentifikaksi kemenangan-kemenangan Pak Prabowo adalah yang dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, Sulawesi Selatan," kata Mahfud.
Simak video wawancaranya di bawah ini:
(*)
TONTON VIDEO: Detik-detik Jembatan Ponton Hanyut di Empat Lawang Sumsel
IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Said Didu Protes ke Mahfud MD Gara-gara Dituding Memprovokasi soal Pernyataan 'Garis Keras'
dan di serambinews.com dengan judul Mahfud MD Dinilai Alihkan Isu Kecurangan Pemilu, Senator Aceh Sebut Ini Cara Panik Seorang Profesor