Sejarah Indonesia

Di Elu-elukan Siswa SD Soeharto Malah Tak Suka Lalu Ramalkan Ini, dan Terbukti Setelah Ia Lengser

Terkait kegiatan Soeharto yang turun ke masyarakat, sebuah pengakuan disampaikan oleh Kunarto, yang pernah menjadi Wakil Ketua BPK

Editor: bandot
soeharto.co
Presiden Soeharto 

Namun, tiba-tiba saja sebuah pertanyaan meluncur dari mulut Soeharto.

"Pak Gub, orang mengira saya senang dielu-elukan dan disoraki anak-anak ini, padahal hati saya tidak bergitu. Kenapa, coba?" tanya Soeharto seperti yang ditirukan oleh Kunarto.

Ditanya seperti itu, Wahono rupanya hanya terdiam, dan tidak mengeluarkan jawaban sama sekali.

Beberapa saat kemudian, Soeharto melanjutkan perbincangannya.

Soeharto saat dilantik jadi Presiden
Soeharto saat dilantik jadi Presiden (net)

"Yang ada di pikiran saya, sepuluh tahun lagi mereka akan memasuki pusaran kerja. Jika mereka sulit mendapat kerja, mereka akan mengecam saya. Memang sekarang kelihatannya lucu-lucu, tetapi sepuluh tahun lagi tuntutannya banyak sekali," lanjut Soeharto kala itu.

Pembicaraan itu sempat terhenti saat mereka tiba di tempat acara.

Selain itu, mereka juga sempat bertemu dengan para peserta Kelompencapir.

Pembahasan masalah itu kembali terjadi begitu acara selesai.

Wahono yang berusaha menenangkan Soeharto, menanggapi masalah bocah SD tersebut.

"Yang nanti, dipikir nanti sajalah Pak," ucap Wahono.

Mendapatkan jawaban seperti itu, Soeharto malah menyanggahnya.

"Lho ya ndak (tidak) bisa begitu toh, Pak Gub. Kita tidak boleh meninggalkan bom waktu pada pengganti kita. Itu sama saja berbuat tanpa mau bertanggung jawab. Yang benar itu ya sekarang ini direncanakan dan dikendalikan. Stop produksi anak, misalnya. Galakkan transmigrasi dan seterusnya. Jadi sejak kecil anak-anak sudah siap menghadapi kenyataan," sanggah Soeharto.

Soeharto kemudian masih melanjutkan pembicaraan itu.

"Buat saya, banyak penduduk itu tidak apa, asal mereka penduduk yang produktif dan tidak membebani negara. Penduduk banyak itu sebenarnya kekuatan, sepanjang mereka mampu bekerja dan membangun. Tetapi kalau cuma bisa makan dan menganggur, mereka akan menjadi beban selamanya," tandas Soeharto.

Apa yang menjadi kekhawatiran Soeharto itu rupanya terbukti di kemudian hari.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved