Renungan Paskah 2019: Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan
PASKAH tahun ini diperingati pada 21 April 2019. Namun, umat Katolik telah memasuki masa Pekan Suci seminggu sebelumnya dan masa Prapaskah ...
Oleh: Pastor Pius Pujowiyanto, SCJ (Pastor Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi)
PASKAH tahun ini diperingati pada 21 April 2019. Namun, umat Katolik telah memasuki masa Pekan Suci seminggu sebelumnya dan masa Prapaskah sekira sebulan sebelumnya.
Selama masa Prapaskah, tradisi Katolik mengajarkan puasa dan pantang. Kemudian setiap kali merayakan Paskah, itu artinya kita merayakan kuasa atas kematian, kuasa atas dosa.
Ternyata, orang yang lemah lembut, rendah hati dan bersatu dengan Allah itu tidak bisa terkalahkan. Secara kasat mata, Yesus Kristus dihancurkan fisiknya. Tetapi, hatinya, jiwanya dan rohnya, tidak bisa dihancurkan.
Setiap kali merayakan Paskah, manusia diajak lagi melihat jiwa, sebagai hidup yang disayangi Allah. Untuk bisa tetap hidup, berarti kita ini harus memiliki (jiwa) iman, mengandalkan dan bersatu dengan Tuhan. Ini merupakan prinsip yang abadi.
Baca Juga
Jadwal Misa Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Paskah 33 Gereja Katolik di Jakarta
Jadwal Misa Gereja Katolik di Jambi, Minggu Palma, Kamis Putih Jumat Agung s/d Hari Raya Paskah
Kacang Kulit Senilai Rp 200 Juta Buat Idul Fitri di Tulungagung Ludes Terbakar
Kondisi Sandiaga Uno saat Deklarasi Klaim Kemenangan Calon 02, Apakah sedang Sakit?
Hartini Pacaran dengan Kopassus, Pramugari Garuda Ini Akhirnya Sadar Suami Kerap Mendadak Hilang
Sebenarnya yang terjadi di dunia ini antara baik dan buruk, benar dan salah, antara Allah dan manusia. Kalau kita hidup hanya mengandalkan kekuatan manusia, maka akan kalah, meskipun di dunia tampaknya menang.
Seperti misalnya adanya kekerasan, perusakan alam oleh manusia yang tidak punya tanggung jawab.
Pada tahun ini Gereja "memberi catatan" yang khas tentang perusakan alam. Gereja mengajak kita menyadari bahwa manusia itu bersalah dan perlu bertobat. Ajakan itu mendunia, dari Paus Fransiskus, uskup sampai ke tingkat paroki.
Ajakan itu supaya manusia bisa bertobat, mensyukuri apa yang diciptakan Allah. Apa yang diciptakan Allah yang bertujuan baik harus dijaga, tidak untuk dirusak. Saat manusia merusak, itu berarti menentang kehendak Allah.
Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan
Untuk masa Prapaskah 2019, kita telah mendalami tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) Nasional, yakni "Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan". Literasi teknologi merupakan kemampuan untuk memahami teknologi bekerja (melek teknologi), menggunakannya dengan bijak dan tepat guna untuk hajat hidup orang banyak dan tidak merusak keutuhan ciptaan-Nya.
Sebagai wujud nyata, apabila ada kesalahan tindakan manusia yang mengakibatkan kerusakan alam, itu jangan diteruskan. Sebagai wujud nyata dalam persatuan mendalam dengan makhluk lain dan alam ciptaan, kita memerlukan sikap lemah lembut, kasih sayang dan kepedulian.
Kita diajak berpikir tidak hanya untuk satu generasi. Kita harus mewariskan generasi yang akan datang sarana hidup yang layak, baik itu alam, tanah, maupun kebersamaannya.

Kalau manusia merayakan Paskah, itu berarti mengakui kebaikan Tuhan. Manusia bisa berperan aktif dan menerapkan prinsip-prinsip itu dalam keluarga dan masyarakat. Orang-orang yang punya prinsip ini, diharapkan berperan aktif, mengingatkan orang lain supaya bersikap bijak dan tidak mengobarkan kekerasan.
Umat Katolik di Jambi diharapkan tidak pasif, harus menyumbangkan "sesuatu", karena setiap manusia diberi talenta dan iman akan Yesus yang bangkit". Mestinya iman itu bisa menghidupi dirinya untuk membangun keluarga yang bisa mengalahkan dosa, membangun masyarakat yang bisa menghentikan kerusakan alam dan kebersamaan manusia.
Selamat Paskah 2019. (*)

Subscribe Youtube
Siapa Sebenarnya Grace Natalie? Terungkap Suaminya Ahli Aplikasi-Inovasi dan CEO Perusahaan
Kacang Kulit Senilai Rp 200 Juta Buat Idul Fitri di Tulungagung Ludes Terbakar
Kondisi Sandiaga Uno saat Deklarasi Klaim Kemenangan Calon 02, Apakah sedang Sakit?
UPDATE Real Count KPU Pukul 06.00 WIB, Jokowi-Maruf 56,39 % dan Prabowo-Sandi 43,60 %