Sejarah Indonesia
Detik-detik Kejatuhan Soeharto, DPR Dikuasai Mahasiswa, 14 Menteri Membangkang Dipanggil Habibie
Dinamika detik-detik jelang kejatuhan Soeharto yang 32 tahun menjadi Presiden diceritakan oleh Habibie.
Krisis kepemimpinan pada Mei 1998 berdampak terhadap internal kabinet.
Apalagi, pada 17 Mei 1998 Menteri Pariwisawata, Seni, dan Budaya Abdul Latief sudah menyatakan diri mundur dari kabinet.
Habibie kemudian mengungkap ada kegelisahan yang dirasakan sejumlah menteri.
Kegelisahan itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita pada 20 Mei 1998.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Ginandjar menelpon Habibie.
Dia menyampaikan bahwa 14 menteri menyatakan tak bersedia untuk duduk dalam Kabinet Reformasi.
Namun, 14 menteri itu tetap akan melanjutkan tugasnya di Kabinet Pembangunan VII.
Mengutip arsip Harian Kompas, 14 menteri yang menandatangani "Deklarasi Bappenas" itu secara berurutan adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.
Pernyataan Ginandjar itu membuat Soeharto terpukul.
Soeharto sendiri menerima surat pernyataan itu, menurut Harian Kompas, pukul 20.00 WIB pada 20 Mei 1998.
Soeharto benar-benar terpukul.
Ia merasa ditinggalkan.
Habibie kemudian bercerita bahwa informasi di internal kabinet memang simpang-siur.
Dalam bukunya, Habibie menyatakan bahwa pada pukul 17.45 WIB Menteri Keuangan Fuad Bawazier menelpon.
Fuad bertanya seputar isu mundurnya Habibie sebagai wapres.
