Kisah TKW Turini Fatma, Disekap Majikan 20 Tahun dan Cuma Digaji Tiga Bulan, Sempat Ancam Bunuh Diri

Tenaga kerja wanita atau TKW bernama Turini Fatma berasal dari Cirebon sempat disekap majikan di sebuah ruangan dan juga tidak bisa pulang

Editor: Suang Sitanggang
tribunjabar
Diah Ardikasari menunjukkan foto ibunya, Turini Fatma 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang Tenaga kerja wanita atau TKW bernama Turini Fatma berasal dari Cirebon mengalami kepedihan luar biasa selama bekerja di Arab Saudi.

Turini Fatma (44) sempat disekap majikan di sebuah ruangan dan juga tidak bisa pulang selama 21 tahun.

Selain itu gaji Turini Fatma juga tidak dibayarkan penuh oleh majikan selama 20 tahun mengabdi pada keluarga itu.

Baca: Perkembangan Kasus Mutilasi Guru Honorer di Kediri, Pelaku Diduga Kuasai Ponsel Budi Hartanto

Baca: Malaysia Tangkap 11 Perempuan Indonesia Diduga Pelaku Prostitusi, 2 PSK Melompat dari Jendela Hotel

Baca: Negara dengan Pasukan Militer Udara Terkuat di Dunia, Militer Indonesia Peringkat Berapa?

Baca: Mobil Jenderal Polisi Kena Tilang Lewat CCTV, Ini Dilakukannya, Netizen Heboh di Media Sosial

Turini Fatma merupakan TKW asal Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon.

Perempuan itu sudah tidak dapat pulang selama 21 tahun ke Indonesia.

Namun kini pihak keluarga mendapat kabar gembira, sebab Turini Fatma dikabarkan segera dipulangkan ke Indonesia.

Pihak keluarga telah melakukan berbagai upaya untuk memulangkan Turini Fatma.

Turini Fatma mengaku disekap majikan di Arab Saudi dalam sebuah ruangan.

Dia mengabarkan kondisinya kepada keluarganya secara diam-diam melalui akun media sosial temannya.

Turini Fatma juga sempat mengancam akan bunuh diri akibat disekap majikannya.

Dalam waktu dekat, Turini Fatma akan segera dipulangkan ke Indonesia setelah tidak mendapat gaji dari majikannya.

Kabar menggembirakan itu disampaikan anak Turini, Diah Ardikasari (28), kepada Tribun Jabar, Senin (8/4/2019).

Menurut Diah, pihak keluarga menerima kabar rencana kepulangan Turini Fatma dalam waktu dekat ini dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.

Bahkan, saat ini Turini Fatma sudah berada di kantor KBRI di Arab Saudi.

"Istilahnya sekarang sudah aman, karena sudah ada di kantor KBRI," kata Diah Ardikasari.

Saat ini, kata Diah, Turini Fatma sudah tidak tinggal di tempat majikannya lagi.

Baca: Perkembangan Kasus Mutilasi Guru Honorer di Kediri, Pelaku Diduga Kuasai Ponsel Budi Hartanto

Baca: Malaysia Tangkap 11 Perempuan Indonesia Diduga Pelaku Prostitusi, 2 PSK Melompat dari Jendela Hotel

Baca: Negara dengan Pasukan Militer Udara Terkuat di Dunia, Militer Indonesia Peringkat Berapa?

Baca: Mobil Jenderal Polisi Kena Tilang Lewat CCTV, Ini Dilakukannya, Netizen Heboh di Media Sosial

Turini sedang menunggu proses pemulangan di kantor KBRI Arab Saudi.

"Pulangnya juga nanti dikawal KBRI katanya. Dikawal sampai rumah," ujarnya.

Dia menambahkan, mendengar kabar Turini Fatma dalam keadaan sehat dan sudah berada di KBRI di Arab Saudi, pihak keluarga merasa lega dan bersyukur.

Pihak keluarga tidak lagi dihantui rasa cemas dan khawatir akan keselamatan Turini.

Saat ini pemerintah masih memproses hak-hak Turini yang belum dibayar oleh majikannya selama 20 tahun bekerja.

Turini Fatma di KBRI di Arab Saudi
Turini Fatma di KBRI di Arab Saudi (istimewa)

Hak-hak Turini itu kabarnya akan dipenuhi oleh anak-anak majikannya karena majikannya sudah meninggal dunia.

"Majikan ibu saya sudah meninggal, jadi anak-anaknya berembuk, patungan untuk membayar gaji ibu saya. Insya Allah katanya paling lambat 2 mingguan," ucapnya.

Diah mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu proses pemulangan ibunya.

Untuk kepulangan ibunya, Diah mengaku sebelumnya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak.

Dia koordinasi dengan Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Imigrasi, BNP2TKI, dan beberapa lembaga yang berhubungan dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Sebelumnya, Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi, mengaku akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat.

Dengan upaya itu, pihaknya berharap pemerintah benar-benar serius dalam menangani kasus yang dialami Turini.

"Kami berupaya untuk melindungi, kasihan. Dia sudah 22 tahun bekerja di sana tapi disekap oleh majikan dan hanya digaji 3 kali," ungkapnya.

"Saya tetap harus melakukan koordinasi dan melindungi PMI yang bekerja di luar negeri," ujarnya.

Baca: Perkembangan Kasus Mutilasi Guru Honorer di Kediri, Pelaku Diduga Kuasai Ponsel Budi Hartanto

Baca: Malaysia Tangkap 11 Perempuan Indonesia Diduga Pelaku Prostitusi, 2 PSK Melompat dari Jendela Hotel

Baca: Negara dengan Pasukan Militer Udara Terkuat di Dunia, Militer Indonesia Peringkat Berapa?

Baca: Mobil Jenderal Polisi Kena Tilang Lewat CCTV, Ini Dilakukannya, Netizen Heboh di Media Sosial

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved