Mahfud MD Kenang Presiden ke-4 Abdurahman Wahid (Gusdur), Mahfud MD: Saya Sangat Terinspirasi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengenang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Apalagi Mahfud MD dikenal cukup dekat dengan sosok Presid
TRIBUNJAMBI.COM- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengenang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Apalagi Mahfud MD dikenal cukup dekat dengan sosok Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Mahfud MD memiliki sejumlah alasan merasa cocok dengan Gus Dur.
Sebagaimana hal itu ia ungkapkan dalam tayangan Alvin & Friends iNews TV pada 1 April 2019, yang diunggah di YouTube.
Bahkan dituturkan sendiri oleh Alissa Wahid, Mahfud MD merupakan sosok yang cukup mirip secara karakter dengan Gus Dur.
Baca: Lokasi Kampanye, Capres Jokowi Pilih Kampanye di Papua, Capres Prabowo Subianto Kampanye di Jateng
Baca: Cawapres Maruf Amin Andalkan Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) Untuk Garap Pemilih di NTB
Baca: Jelang Pemilu 2019, Menkominfo, Rudi Antara Sebut Berita Hoax Meningkat Tajam, Naik 30 Persen
"Iya. Secara pikiran, pluralisme. Spontaninasnya sama. Gus Dur kalau di hatinya enggak, ya langsung ngomong. Enggak noleh kanan-kiri," jawab Mahfud MD.
Mahfud MD pun membenarkan jika ia banyak terinspirasi sosok Gus Dur.
"Iya terinspirasi. Saya dulu kan akademisi, dosen. Jadi harus hati-hari betul. Begitu kenal Gus Dur kok enak ya," ungkap Mahfud MD.
"Humoris. Jadi kadang kalau tidak cocok langsung. Kalau salah ya diralat," kata Mahfud.

Alvin Adam lantas bertanya kepada Mahfud MD, apakah ada cerita dari Gus Dur yang kini masih membekas di benaknya.
Mahfud MD membeberkan, Gus Dur pernah bercerita tentang Presiden ke-2 RI, Soeharto, yang memiliki dua ajudan.
"Gini lho pak Mahfud. Dulu waktu Pak Harto jadi presiden itu punya dua ajudan. Yang satu ustaz, yang satu tentara," ujar Mahfud menirukan Gus Dur.
Lanjut Mahfud MD, dua ajudan Soeharto itu mengajarkan hal 'berbeda' kepada presiden.
"Ustaz ini mengajarkan kepada Pak Harto: Bapak Presiden, menurut ajaran agama setiap langkah itu harus dimulai dari yang kanan. Karena yang kanan itu simbol kebaikan," ujar Mahfud.
Namun, hal berbeda dikatakan tentara.
"Tapi tentara mengatakan harus dimulai dari kiri. Baris berbaris mulai dari yang kiri. Terus suatu saat presiden pergi ke acara, ketika kaki kanannya mau naik dipegang oleh tentara: jangan bapak presiden," tutur Mahfud sembari memegang kaki kanannya.
"Tentara itu harus mulai dari yang kiri. Ketika mau naik pakai kanan yang kiri dipegang oleh ustaz. 'Jangan, menurut hadist Nabi harus dimulai yang kanan'," tambahnya.
Pilihan itu menurut Mahfud dari cerita Gus Dur sempat membuat Pak Harto bingung.
"Bu Tien yang sudah di mobil turun. 'Ada apa ini?'. Ustaz-nya bilang harus kaki yang kanan. Terus tentara bilang harus yang kiri," ujar Mahfud.
Tapi Bu Tien yang juga bingung sementara acara keburu dimulai, memutuskan mendorong Pak Harto.
"Naik pak. Sudah enggak tahu mana yang kanan, mana yang kiri," kata Mahfud kemudian disambut tawa Alvin, sang presenter.
Tapi cerita Gus Dur itu menurut Mahfud MD belum selesai.
Sebab ada pesan di balik cerita itu.
"Itu cerita Gus Dur. Sesudah itu pesannya apa? Dia berpesan: Pak Mahfud, dalam hidup ini pasti ada yang setuju, ada yang tidak setuju," ungkap Mahfud.
"Kalau kamu jadi pemimpin. Ambil keputusan. Kamu ambil risikonya. Gitu aja ceritanya," kata Mahfud.
Simak video selengkapnya di bawah:
Sebelumnya, Mahfud MD sempat mengungkapkan rasa kehilangannya ketika Gus Dur wafat.
Hal itu disampaikan Mahfud MD di akun Twitternya beberapa waktu lalu.
Mengutip Warta Kota, Mohammad Mahfud MD mengungkap kenangan itu sekaligus mengingat wafatnya Gus Dur pada 30 Desember 2009.
Mahfud MD mengatakan, informasi kematian KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 30 Desember 2009 ia dapatkan ketika sedang bertemu tokoh Nahdlatul Ulama yakni KH Hasyim Muzadi dan Choirul Anam.
"Ketika (dengar) berita itu (kematian Gus Dur), tiba-tiba kami terdiam membisu agak lama. Tiba-tiba KH Hasyim berseru, 'Alfatihah'," ujar Mahfud MD melalui akun Twitternya.
Setelah itu, mereka membubarkan diri dan masing-masing berangkat menuju RSCM, tempat perawatan Gus Dur yang terakhir.
Di RSCM, Mahfud MD mengaku mendengar teriakan orang-orang yang histeris memanggil-manggil nama Gus Dur.
Effendi Choiri, anggota DPR dari PKB, tengah memimpin tahlil di salah satu ruangan.
Mahfud MD mendekati janazah Gus Dur dan berdoa, tapi tak terlalu lama karena banyak orang yang antre ingin mendekat.
"Say tidak menangis, sebagai Ketua MK saya ingin terlihat tegar dan tabah. Saya hanya berdoa. Tapi begitu tiba di luar ruangan, ajudan saya memberikan berlembar tisu, minta saya menghapus air mata. Saya, ternyata, menangis," tulis Mahfud MDdi akun twitternya, Kamis (27/12/2018).
Mahfud MD kemudian mengungkap kenangannya bersama Presiden Gus Dur yang tak akan bisa dilupakan.
"Saya teringat ketika saya dipanggil Presiden Gus Dur. Semula saya tak yakin beliau kenal saya meski saya kenal beliau," ujar Mahfud MD.
Mahfud MD menambahkan, "Semula saya kira akan diangkat jadi dirjen atau yang setingkat itu. Tapi beliau meminta saya menjadi menteri pertahanan. Woow, Menteri pertanahan? 'Bukan, Menteri Pertahanan'."
"Antum sy angkat menjadi menteri pertahanan, bkn pertanahan," kata Gus Dur serius seperti ditulis Mahfud MD.
Gus Dur menjelaskan alasannya mengangkat Mahfud MD menjadi Menteri Pertahanan, terutama karena pertimbangan idealisme dan tegas.
"Saya takjub, Gus Dur mengangkat beberapa menterinya brdasar pilihan sendiri, bukan ditodong. Saya yang bukan siapa-siapa, bukan politisi, hanya dosen tiba-tiba diangkat jadi menteri," ujar Mahfud MD.
Gus Dur pun kemudian mengangkat menteri-menteri lain yang juga dinilai idealis seperti Rizal Ramli dan Marsilam Simanjuntak.
Menurut Mahfud MD, Gus Dur juga seorang yang berprinsip teguh menegakkan konstitusi.
Menjelang kejatuhannya karena keroyokan politik, Marsillam menyarankan agar mengalah dulu.
"Sebagai sahabat saya sarankan itu, Mas," kata Marsillam seperti ditulis Mahfud.
"Jangankan cuma sahabat, keluarga saja tak bisa memaksa saya melalanggar konstitusi," jawab Gus Dur dikutip oleh Mahfud MD.
Terkait penangan Gus Dur terhadap para koruptor, salah satu menterinya, Alwi Shihab pernah menyarankan Gus Dur agar tidak terlalu keras menyikapi para koruptor.
"Alwi, Ente urus saja yang baik-baik agar menjadi lebih baik. Koruptor biar saya yang hadapi," kata Gus Dur seperti ditulis Mahfud MD beberapa waktu lalu. (*)