12 Kali Juara, Aksi Petembak TNI AD 'Jinakkan Musuh' di Australian Army Skill at Arms Meeting 2019
Petembak TNI AD menundukkan petembak dari negara-negara lain. Terbukti, untuk kedua belaskalinya petembak TNI mampu juara di AASAM 2019.
Di ajang internasional ini, petembak TNI AD menundukkan petembak dari negara-negara lain. Terbukti, untuk kedua belas kalinya, petembak TNI juara di ajang Australian Army Skill at Arms Meeting 2019.
TRIBUNJAMBI.COM - TNI memiliki sniper alias penembak runduk yang 'ganas'. Ini terbukti dalam pertempuran-pertempuran yang telah diselesaikan dengan gemilang.
Selain mumpuni pertempuran, penembak jitu TNI juga memiliki prestasi menumpuk.
Ini terbukti untuk ke-12 kalinya, TNI AD menjadi juara umum dalam lomba menembak antar negara.
Kali ini, penembak TNI AD menjadi juara umum lomba menembak antarnegara, di ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2019, 26 Maret-2 April 2019.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Candra Wijaya, mengatakan, pencapaian kontingen TNI AD di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia, merupakan prestasi untuk bangsa Indonesia.
"Yang dicapai Kontingen TNI AD di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia ini bukan hanya prestasi untuk TNI AD atau TNI semata, namun juga prestasi untuk rakyat dan bangsa Indonesia," ungkap Candra dalam keterangan pers, di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Baca Juga
Hujan Peluru di 1999, Pasukan Elite TNI Dikepung Sniper Musuh yang Ternyata Teman Sendiri
Kisah Sniper Kopassus di Timor Timur, 50 Peluru Disediakan, 49 Untuk Musuh, 1 Untuk Diri Sendiri
Yang Unik di UNBK, Siswi Kerjakan Soal Pakai Kacamata Hitam Hingga Kemdikbud Dibanjiri Curhatan
7 Artis Pendatang Baru Ini Ternyata sudah Meninggal, karena Obat Pelangsing dan Pembunuhan
Ia mengatakan, pencapaian tersebut sesuai harapan karena kembali membawa juara umum dan menyisihkan 20 negara peserta.
"Capaian ini telah sesuai dengan harapan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa ketika melepas kontingen pada tanggal 14 Maret 2019 lalu. Kali ini kita kembali menjadi juara umum dengan menorehkan 21 emas, 14 perak, dan 10 perunggu. Ini menyisihkan 20 negara peserta lainnya," lanjut Candra.
Menurutnya, kontingen TNI AD berhasil menyingkirkan beberapa negara maju yang memiliki teknologi Alutsista modern seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis hingga tuan rumah Australia.
"Demikian juga Thailand, Vietnam dan Malaysia yang secara tradisi memiliki para petembak bagus, seperti yang ditunjukkan saat AARM 2018 tahun lalu," tuturnya.
Namun, menurut Candra, tahun ini perolehan medali kontingen TNI AD menurun dibandingkan 2018, yang berhasil merebut 38 medali emas, 18 perak dan 13 perunggu.

"Capaian kali ini bukanlah penurunan (prestasi), tapi menunjukkan bahwa ajang ini sangat kompetitif atau kontingen telah menunjukkan performance yang terbaiknya," tegasnya.
Lebih lanjut Candra mengungkapkan, 20 orang petembak terbaik yang mengikuti Match Championship 104, 5 orang di antaranya adalah petembak TNI AD.
"Ini sangat membanggakan, ketiga petembak kita, Sertu Woli, Sertu Misran dan Kopda Arifin merebut semua kategori juara 1, 2 dan 3 pada Match Championship 104," ujarnya.
Selain dari kemampuan para petembak, Candra Wijaya mengatakan, torehan prestasi kontingen TNI AD sekaligus menunjukkan senjata produksi dalam negeri, dalam hal Ini PT Pindad Persero yang sangat luar biasa dan andal.
SEDANG TANDING Live Streaming Malaysia Open 2019 Pukul 13.00, Marcus/Kevin Berlaga Hari Ini
Usai Hubungan Intim, Saat Pelanggan Mandi Seorang PSK Bawa Kabur Sepeda Motor Korban
Pramugari Garuda Indonesia Pacaran dengan Anggota Kopassus, Sang Pria Hampir Lupa Menikah
Adapun peraih 10 besar klasemen lomba AASAM 2019 setelah Indonesia yaitu Australia, Malaysia, Selandia Baru, Korea, Amerika Serikat, Perancis, Canada, Jepang dan Vietnam, sedangkan negara peserta yang tidak hadir yaitu Irak, Filipina dan Singapura.
Kisah sniper Indonesia dikepung musuh
Setiap pasukan elite di TNI memiliki sniper alias penembak runduk andalan. Kemampuan menembak prajurit ini jauh di atas rerata prajurit lainnya.
Seorang sniper Kopassus mampu menunggu berjam-jam tanpa bergerak.
Penembak runduk alias sniper merupakan satu di antara andalan di tiap kesatuan.
Sebenarnya, istilah sniper telah muncul sejak 1770-an.
Kata sniper berawal dari kata snipe, sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak.
Personel ini memiliki kemampuan menghabisi musuh menggunakan senapan dari jarak jauh secara tersembunyi.
Indonesia memiliki sniper yang namanya masuk daftar kelas dunia.
Tatang Koswara, sniper atau penembak runduk TNI AD juga disegani dunia.

Dalam buku sniper yang ditulis Peter Brook Smith: Trining, Technique dan Weapons, Tatang Koswara yang merupakan penembak runduk TNI AD menjadi satu di antara penembak dengan rekor terbaik di dunia.
Nama lelaki ini disejajarkan dengan sniper legendaris dunia. Misalnya Simo Hayha, Lyudmila Pavlichenko dan lainnya.
Menurut Smith, apa yang dilakukan Tatang saat menjalani misi tempur khususnya di Timor Timur tidak berbeda dibandingkan dengan apa yang dilakukan para sniper kelas dunia lainnya.
Tatang mencetak rekor 41, di bawah Philip G Morgan yang merupakan pasukan khusus AS dengan rekor 53, dan Tom Ferran, seorang Marinir AS.
Satu di antara misi tempur Tatang yang menghasilkan kill hingga 49 korban adalah ketika Tatang bertempur untuk mengadang serangan pasukan Fretilin di kawasan Remexio (1977).
Medan tempur Remexio yang bergunung dan terletak di belakang kota Dili memang dikenal sebagai kuburan bagi pasukan TNI mengingat begitu banyak prajurit yang gugur.
Tatang Koswara menjadi legendaris saat menyelesaikan misi di Timor-timur. Dia menghabisi 49 orang menggunakan 50 peluru yang tersisa 1 peluru untuk diri sendiri.
Melalui doktrin latihan sniper, Tatang ditekankan lebih baik seorang sniper mati bunuh diri daripada tertangkap musuh.
Prinsip menyediakan satu peluru untuk menembak dirinya sendiri, itu sebenarnya tidak asing di kalangan pasukan khusus.
Siapa sebenarnya I Nengah Tamat
Sniper andalan TNI AD lainnya adalah I Nengah Tamat.
Mengutip dari militermeter.com, awalnya, dia tak pernah menyadari bahwa ia memiliki bakat menjadi seorang penembak runduk (sniper).
Berpuluh-puluh tahun kemudian, kapten infanteri yang berdinas Kopassus ini dikenal sebagai satu di antara sniper terbaik di Angkatan Darat.
Pria yang biasa dipanggil Kapten Tamat itu merupakan pemegang rekor Museum Rekor Indonesia.
Dia menembak dengan susunan sasaran tembak terjauh yang pernah ada.

Kapten Tamat berhasil menembak tepat 11 target dalam jarak 600 meter dengan sebuah peluru.
Perjuangan memperoleh kemampuan ini tak mudah.
Sejak bergabung Kopassus pada 1996, I Nengah Tamat sudah digembleng menjadi penembak runduk.
Dia lolos dalam seleksi tes keahlian sebagai penembak runduk. Pelajaran demi pelajaran pun dia peroleh.
Tes demi tes juga sudah dilewati.
Ada seleksi dan pelatihan untuk menghasilkan seorang sniper, karena tugasnya berat.
Dikompilasi dari artikel Kompas.com judul "TNI AD Juara Umum Lomba Tembak AASAM 2019, 12 Kali Berturut-turut" dan beberapa artikel lain.
Subscribe Youtube
7 Artis Pendatang Baru Ini Ternyata sudah Meninggal, karena Obat Pelangsing dan Pembunuhan
VIDEO, Lirik Lagu dan Kunci (Chord) Gitar Tak Bisa Bersamamu - Luna Maya - Tentang Perpisahan
SEDANG TANDING Live Streaming Malaysia Open 2019 Pukul 13.00, Marcus/Kevin Berlaga Hari Ini
Pembunuhan Imam Masjid di Kasang Kumpeh, SB Tusuk Leher karena Sering Diceramahi Korban