Debat Calon Presiden Jokowi vs Prabowo Kedua Pengaruhi Survei. Hasilnya Tipis.
Dan ternyata yang menjadi perhatian setiap ungkapan, statemen, gaya taktis menjawab serta gaya menyerang Calon Presiden Jokowi maupun Calon Presiden
TRIBUNJAMBI.COM- Debat kedua Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto yang berlangsung Minggu malam 17 Februari 2019 mempengaruhi tingkat elektabilitas atau popularitas Calon Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
Banyak yang menjadi bahan pembicaraan, apalagi ungkapan yang cenderung menyerang calon presiden.
Dan ternyata yang menjadi perhatian setiap ungkapan, statemen, gaya taktis menjawab serta gaya menyerang Calon Presiden Jokowi maupun Calon Presiden Prabowo Subianto terhadap lawannya.
Perdebatan inipun menarik berbagai kesimpulan dari berbagai kalangan.
Sehingga setiap kalangan punya jagoan masing-masing untuk dipilih pada pemilihan presiden 2019 mendatang.
Lantas siapa paling memiliki ide cemerlang? Temukan jawabannya di akhir tulisan ini
Baca: Reaksi Mantan GAM Soal HGU, Tudingan Jokowi Kepada Prabowo
Baca: Rocky Gerung akan Hadiri Diskusi Pemilih Rasional di Jambi, Mau Hadir Tiketnya Rp 5000
Baca: Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu atas Tuduhan Pelanggaran Pemilu, Apa yang Kira-kira? Ternyata
Yang pasti, serang menyerang serta adu bertahan dilakukan masing-masing kubu.
Capres 2019 Prabowo Subianto misalnya, menyoal mengapa pemerintah masih mengimpor beras, padahal produksi di dalam negeri cukup.
Capres 2019 Jokowi lantas menjawab, betul produksi beras Indonesia sebenarnya sudah surplus (kelebihan produksi) 3 juta ton lebih.
Bahwasanya masih mengimpor, kata Jokowi, tujuannya untuk stabilitasi harga beras, serta persediaan waspada bencana.
Jokowi bahkan menyebut, tahun 1984, ketika Presiden Soeharto mencapai sukses swasembada beras, saat itu produksi beras nasional 21 juta ton per tahun.

Kini di era pemerintahannya, produksi beras nasional 33 juta ton per tahun.
Sementara tingkat konsumsinya sekitar 28-29 juta ton.
Artinya produksi melebihi kebutuhan nasional.
"Lantas mengapa masih impor beras? Ya karena untuk stabilisasi harga, untuk persediaan waspada bencana," tegas Jokowi.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat memuji calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atas capaiannya di bidang infrastruktur.
Hal tersebut ia lontarkan dalam debat capres, saat memaparkan visi dan misi.
Meski demikian, Prabowo memastikan dirinya akan mempercepat pembangunan ketimbang Jokowi jika dirinya terpilih sebagai presiden nantinya.
"Saya tawarkan strategi yang lebih cepat membawa kemakmuran dan keadilan Indonesia," ujar Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Meski mengapresiasi, namun Prabowo menilai kinerja pemerintah kurang efisien.
Baca: Gempa Malang, BMKG Catat Gempa Bumi Hari Ini Magnitudo 5,9 Terasa di Jawa Timur Hingga Bali
Baca: Caleg PKS di Jambi Resmi Dicoret KPU, Tapi Namanya Bakal Tetap Muncul di Surat Suara
Baca: Nelayan yang Ngopi-ngopi di Dermaga Kaget, Presiden Jokowi Dikira Petugas Proyek Ronda Tengah Malam
Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan tanpa pertimbangan lebih jauh dan grasak grusuk.
Prabowo mengatakan, tiga masalah utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara adalah pangan, energi, dan air.
Jika berhasil memenuhi tiga unsur tersebut, maka bisa disebut negara yang berhasil. Ia mengatakan, konstituen di lapangan banyak mengeluhkan soal harga pangan yang bergejolak.
"Kami akan menjamin pangan tersedia dalam harga yang terjangkau untuk seluruh rakyat," kata Prabowo seperti dikutip dari Kompas.com
Selain itu, Prabowo juga memperhatikan kesejahteraan para pelaku industri pangan mulai dari petani, nelayan, hingga produsen dengan memastikan imbal hasil yang didapat.
Hal lain yang disorot Prabowo adalah tingginya tarif listrik saat ini. Ia menjanjikan harga listrik akan turun jika menjabat presiden nantinya.
"Kami akan turunkan harga listrik, harga makanan pokok, dan menyiapkan pupuk berapapun yang dibutuhkan kami akan siapkan sampai petani," kata Prabowo.
Baca: Cara Achmad Zaky Menikahi Diajeng Lestari, Gayung dari CEO Bukalapak Bersambut
Baca: Heboh Pulpen Jokowi Saat Debat Pilpres Kedua, Segini Harganya
Baca: Nelayan yang Ngopi-ngopi di Dermaga Kaget, Presiden Jokowi Dikira Petugas Proyek Ronda Tengah Malam
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dinilai hampir tidak memiliki ide baru jika dirinya terpilih dalam debat keduaPemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Hal itu diungkapkan Analisis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
Menurutnya, Prabowo hanya memaparkan sedikit saja inovasi kebijakan jika ia memimpin.
"Sedikit saja yang muncul dari Prabowo, yaitu menyelamatkan lingkungan hidup akan dipisah antara menteri kehutanan dan menteri lingkungan hidup," ujar Ubedilah kepada Kompas.com, Senin (19/2/2019).
Saat debat, Prabowo menilai dua bidang tersebut memiliki fungsi yang berbeda sehingga tidak dapat disatukan seperti sekarang.
"Saya akan pisahkan. Menteri kehutanan kok dijadikan satu dengan lingkungan hidup?" ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, kementerian bidang lingkungan hidup seharusnya mengawasi kementerian kehutanan.
Dengan demikian, pengawasan terkait pelanggaran izin di bidang kehutanan dapat diawasi dengan ketat.
Ide baru Prabowo lainnya, lanjut Ubedilah, adalah dirinya yang akan membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus menangani perikanan dan kelautan.
Dia menjelaskan, ide-ide yang disampaikan Prabowo masih terlalu sedikit, padahal dalam debat tadi malam ia memiliki sisa waktu yang cukup untuk menyampaikan gagasanya.
"Prabowo tampak terlalu santai dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Bahkan ada dua kali kesempatan untuk Prabowo yang tidak dimanfaatkan waktunya dengan baik tetapi mengatakan cukup," ungkapnya kemudian.
Di sisi lain, seperti diungkapkan Ubedilah, Prabowo juga memiliki kelemahan dalam debat kedua dengan tidak menghadirkan pertanyaan yang tajam terkait energi, pangan, sumber daya alam (SDA), infrastruktur, dan lingkungan hidup.
Dan berikut ini TribunStyle.com pantau tingkat popularitas Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto setelah Debat Ke-2 Capres 2019 Jokowi vs Prabowo berakhir Minggu malam 17 Februari 2019.
Survei elektabilitas / Popularitas Capres 2019 ini dikutip dari survei media sosial yang digelar PoliticaWave.com.
Data berdasar arus obrolan di media sosial soal performa Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto saat adu gagasan dan adu wacana, serta ide dan solusi.
TribunStyle.com mengutip data PoliticaWave hingga tertanggal 17 Februari 2019 malam :
Trend of Awareness
Jokowi-Amin : 355.104
Prabowo-Sandi: 325.133
Elektabilitas Kandidat
Jokowi-Amin: 677,511
Prabowo-Sandi: 613.415
Share of Awareness
Jokowi-Amin: 1.286.533 (57,7 %)
Prabowo-Sandi: 1.023.087
Share of Citizen
Jokowi Amin: 198.403 (59,1 %)
Prabowo-Sandi: 137.423 (40,9 %)
(TribunStyle.com/ Agung BS)
Diolah dari Sumber:
- PoliticaWave.com
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul SURVEI TERBARU Elektabilitas Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto Setelah Debat Ke-2 Pilpres 2019, http://style.tribunnews.com/2019/02/18/survei-terbaru-elektabilitas-capres-2019-jokowi-vs-prabowo-subianto-setelah-debat-ke-2-pilpres-2019?page=all.
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Agung Budi Santoso