Dinkes Temukan 82 Orang di Jambi Kena Kusta, Warga Tanjab Timur Tercatat Paling Banyak
Pengidap kusta terbanyak ditemukan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 49 orang.
Penulis: Zulkipli | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi Zulkifli
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Angka pengidap penyakit Kusta atau Lepra di Provinsi Jambi terbilang tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, angka pengidap kusta mencapai 82 orang.
Pengidap kusta terbanyak ditemukan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 49 orang. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 12 orang, Kota Jambi 4 orang, Batanghari 4 orang, Muarojambi 6 orang, Bungo 2 orang, Tebo 2 orang, dan Kota Sungai Penuh 1 orang.
Tingginya angka penyakit kusta di Tanjabtim ini diduga akibat rendahnya pola hidup bersih dan sehat masyarakat setempat.
Kepala Dinas Kesehata Provinsi Jambi melalui Kepala Bidang Bina Pengendalian dan Penyakit, Evas Susanti, saat diwawancarai Tribunjambi.com mengatakan, upaya pertama yang dilakukan Dinkes untuk menangani Kusta adalah dengan mengaktifkan Kespending atau penemuan aktif secara dini. Karena dikhawatirkan pengidap kusta tersebut lambat ditemukan, sehingga penderita kusta telah cacat. Penemuan secara dini dilakukan dengan melakukan survei ke sekolah-sekolah di sebelas kabupaten kota.
"Jadi memang target kita itu jangan sampai ditemukan cacat," sebut Eva, belum lama ini.
Baca: Kabar Gembira, 1 Maret CPNS Kota Jambi Akan Terima NIP
Baca: Kesal Tertipu Investasi Bodong Hingga Belasan Juta, Devi Diseret Puluhan Korbannya ke Polisi
Baca: AHM Resmi Luncurkan Honda PCX Electric, Ini Keunggulan Teknologi Motor Masa Depan
Baca: Besok, 13 Ribu Warga Batanghari Bakal Terima Beras 10 Kg Gratis
Baca: Sayur Organik Fakultas Pertanian Unja Mulai Dipasarkan di Supermarket, Rasanya Lebih Renyah
Lanjut Eva, penemuan sejak dini dilakukan agar kusta tidak menimbulkan cacat. Sebab, penyakit Kusta ini, jika tidak ditangani secara cepat, akan menimbulkan kecacatan, seperti jari tangan atau jari kaki bisa menyebabkan puntung.
Eva menjelaskan, masyakat tidak perlu malu untuk melaporkan dan berobat ke puskesmas jika merasa ada gejala-gejala kusta.
"Kusta itu bisa disembuhkan, ada obatnya. Bukan penyakit kutukan itu yang harus diketahui masyarakat," sebut Eva.
Penyakit Kusta ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Kondisi ini terutama mempengaruhi kulit, mata hidung dan saraf perifer.
"Cara penyebarannya, melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin)," ungkapnya.
Ditambahkannya, gejala awal Kusta bisa terjadi seperti bercak-bercak berwarna terang atau kemerahan di kulit disertai dengan berkurangnya kemampuan merasa, mati rasa dan lemas pada tangan dan kaki.
"Kusta dapat disembuhkan dengan terapi sejumlah obat atau multi drug terapy (MDT) tergantung dari tingkat kusta yang pengobatanya membutuhkan waktu yang lama. Tapi obatnya bisa didapatkan di puskesmas secara gratis," tambahnya.
Baca: TPS Jauh, Pedagang Pasar Sengeti Pilih Buang Sampah di Pinggir Sungai
Baca: Hasil Survei, Elektabilitas Jokowi-Amin Masih Lebih Tinggi, 56,1 Persen Berbanding 31,7 Persen
Baca: Pemkab Tanjabbar Gelontorkan Rp 80 Miliar untuk Proyek Air Bersih, Target 2019 Mengalir ke Tungkal
Baca: Pengantin Wanita Ngamuk dan Langsung Minta Cerai Gara-gara Saat Tersandung, Ditertawakan
Baca: Pencurian Hingga Pemerkosaan Terjadi di Komplek Perkantoran Bupati Muarojambi, Sekda Mengaku Sudah